Sukses

[VIDEO] Jeepney si Odong-odong Ala Filipina Bertarif Murah

Jika di Indonesia disebut odong-odong. Kendaraan serupa itu di sebut Jeepney di FIlipina. Seperti apa ya?

Peninggalan sejarah di Manila Ibukota Filipina memang masih bisa dilihat hingga kini. Jeepney adalah salah satunya.

Seperti dalam tayangan Liputan 6 Pagi SCTV, Rabu (28/12/2013), Jeepney adalah kendaraan peninggalan perang dunia ke-2. Mobil dengan mesin 'bandel' itu dimodifikasi mengan memperpajang bodi belakang mobil.

Jeepney menjadi angkutan andalan masyarakat Filipina karena murah. Tarifnya hanya 8 peso atau sekitar Rp 2 ribu. Cara bayarnya pun unik. Para penumpangnya bergotongroyong menyampaikan uang ke sopir di kursi depan. Unik!

Eksterior Jeepney juga dibuat semanarik mungkin, dengan chrom dan warna serta gambar yang menarik. Tidak ada nomer trayek kendaraan. Tulisan trayek ada di bagian samping.

Meski dibanderol murah, penghasilan yang dibawa pulang para sopir Jeepney cukup lumayan.

Dengan Jeepney yang mirip odong-odong di Jakarta ini, akhirnya membawa saya ke Rizal Park atau Taman Monas Manila.
Sore hari, warga Manila banyak membawa keluarga berwisata bersama.

Di taman ini, ada monumen megah untuk mengenang Jose Rizal, pahlawan besar Filipina. Saking bangganya dan betapa menghargai Jose Rizal. Monumen patung ini pun dijaga selama 24 jam secara bergantian, oleh pasukan marinir Filipina.

Di sini kita juga bisa mengingat perjuangan Jose Rizal mulai dari ia masih menjadi dokter muda, menjadi filsuf, jurnalis dan banyak lagi ilmu yang dikuasainya sehingga ia dianggap sebagai pemberontak oleh militer Spanyol. Keahliannya pun berujung maut, yang membuatnya dieksekusi di depan regu tembak.

Di Filipina, umat Kristen menjadi mayoritas. Jejak sejarahnya pun masih terlihat seperti Gereja San Agustin yang terletak di dalam kawasan Intramuros. Gereja tertua di Manila itu dibangun tahun 1587, dan telah dinobatkan UNESCO sebagai warisan dunia.

Selain San Agustin, ada pula Katedral Basilica atau biasa disebut Katedral Manila yang dibangun abad ke-16. Katedral ini sempat rusak karena perang dan gempa bumi.
 
Selain itu, ada lagi becak bermotor bernama tricycle. Kendaraan itu juga menjadi andalan bagi warga di sana. (Tnt)

Baca juga:
Perjalanan ke Roxas, `Diplomasi Rokok`, dan Bantuan yang Telat
Tacloban, di Antara Antrean Pengungsi dan Anyir Jenazah Korban
Menikmati Jam Malam, Menyaksikan Kapal Terseret Jauh

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini