Sukses

Surat Kaleng, Syarief Hasan: Apa-apa Kok Nyerang Demokrat

"Surat kaleng kok ditanggapi. Kalau namanya surat kaleng itu nggak benar," kata Syarief.

Partai Demokrat tidak mau berpanjang lebar menanggapi isi surat yang disita penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dari rumah Anas Urbaningrum. Bagi Partai Demokrat, surat yang menyebut-nyebut nama Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu tidak punya arti apa-apa.

"Surat kaleng kok ditanggapi. Kalau namanya surat kaleng itu nggak benar," kata Ketua Harian Partai Demokrat Syarief Hasan sebelum mengikuti sidang kabinet paripurna di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis (14/11/2013).

Syarief memilih menyerahkan masalah surat itu ke aparat penegak hukum, dalam hal ini KPK. "Kita lihat saja perkembangan selanjutnya," ujar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah ini.

Dia tak menampik akhir-akhir ini serangan yang diarahkan ke Partai Demokrat semakin kencang. Namun, itu sangatlah wajar.

"Partai Demokrat ini kan rulling party, kayaknya apa-apa selalu menyerang Demokrat," cetus suami Ingrid Kansil itu.

Karena itu, Syarief tak mau ambil pusing soal serangan-serangan tersebut. Dia juga tak khawatir serangan tersebut akan berdampak pada elektabilitas partai. "Kita serahkan saja pada masyarakat untuk menilai," pungkas Syarief.

Surat kaleng dikemukakan juru bicara Perhimpunan Pergerakan Indonesia (PPI) Ma'mun Murod Al-Barbasy setelah penyidik KPK menggeledah rumah Ketua Umum PPI Anas Urbaningrum.

Isi surat yang disebut Ma'mun dari pegawai KPK itu menyebutkan di dalam BAP M Nazaruddin tertera adanya aliran dana kampanye saat Pilpres 2009 ke Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono. BAP itu ditandatangani oleh Nazaruddin yang kala itu merupakan Bendahara Umum Partai Demokrat. (Eks/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.