Liputan6.com, Jakarta Pendaftar posisi Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) alias pasukan oranye membludak hingga lebih dari 7.000 orang. Pengamat Kebijakan Publik, Trubus Rahadiansyah, menilai banyaknya pelamar lantaran kurangnya lapangan kerja di Jakarta.
“Fenomena ini menjelaskan kurangnya lapangan kerja di Jakarta. Gubernur sebelumnya tidak merancang bagaimana mengadakan lapangan pekerjaan yang komprehensif. Pj-pj gubernur dua kali itu hampir tidak pernah memikirkan tentang lapangan pekerjaan, visi tentang lapangan pekerjaan itu tidak ada," kata Trubus saat dikonfirmasi, Kamis (24/4/2025).
Baca Juga
Banyaknya jumlah pekerja informal juga menurut Trubus membuat pendaftar PPSU membludak. "Ya salah satu faktor itu (banyaknya) pekerja informal," kata Trubus.
Advertisement
Apalagi momen pascalebaran, menurutnya, akan menambah jumlah pengangguran di Jakarta. Sebab jumlah pendatang ke Jakarta melonjak ratusan persen.
"Sebenarnya ini kan angka urbanisasi di Jakarta itu naik 129 persen dari tahun lalu. Berarti di sini terjadi penumpukan pencari kerja," ungkapnya.
Meski demikian, Trubus mengapresiasi pembukaan lowongan PSSU oleh Gubernur Pramono Anung. "Ini paling enggak meredam kesenjangan sosial atau kerja," pungkasnya.
Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung, menyampaikan jumlah pendaftar untuk posisi Petugas Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) atau yang akrab dikenal sebagai pasukan oranye, membludak hingga lebih dari 7.000 orang hanya dalam dua hari sejak lowongan diumumkan.
"Secara pribadi saya kaget. Tadi dilaporin sekarang ini yang mendaftar dalam waktu sebentar sudah 7.000 lebih, dari 1.100 yang akan diterima. Mungkin kalau masa pendaftaran itu, katakanlah seminggu dua minggu lagi, angkanya pasti lebih besar dari itu," kata Pramono Anung kepada wartawan di Jakarta, Rabu (23/4/2025).
Pramono mengatakan, perubahan mekanisme seleksi PPSU di Jakarta kini memang dibuat lebih terbuka dan transparan. Salah satu langkah konkret yang diambil adalah menghapus syarat pendidikan minimal SMP, sehingga lulusan SD pun kini dapat mendaftar.
Baca juga Rekrutmen PPSU, Mereka yang Menggantung Harapan Jadi Pegawai Kontrak Pemprov DKI Jakarta
Sejumlah petugas PPSU Kelurahan Ancol, Kecamatan Pademangan, Jakarta Utara, melakukan mogok kerja usai merasa dihina oleh Lurah Saud M. Manik.
Pendaftaran PPSU Membludak: Minim Informasi, Peserta Bingung Jalani Proses Seleksi
Antrean warga untuk mendaftar menjadi Petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) tampak membludak pada hari ketiga pendaftaran pada hari Rabu 23 April 2025.
Berdasarkan pantauan di Balai Kota Jakarta, jumlah pendaftar PPSU hari ini meningkat drastis dibandingkan dua hari sebelumnya.
Salah satu petugas di lokasi menyebutkan bahwa lonjakan pendaftar hari ini merupakan yang tertinggi sejak pendaftaran dibuka. "Dari tiga hari ini, hari ini yang paling ramai. Antusiasme masyarakat luar biasa," ujar petugas di Balai Kota.
Sejak pagi hari, calon pelamar terlihat mulai mengatre dengan membawa berkas persyaratan yang telah ditentukan. Beberapa bahkan datang sebelum gerbang dibuka.
Proses pendaftaran sendiri masih akan berlangsung hingga beberapa hari ke depan. Warga yang belum sempat mendaftar diimbau untuk datang lebih awal agar dapat mengikuti proses dengan lancar.
Dua pendaftar asal Jakarta Utara dan Jakarta Pusat, Amelia dan Anita mengungkapkan bahwa mereka mengetahui informasi rekrutmen ini bukan dari sumber resmi, melainkan dari tetangga dan teman. Salah satu dari mereka bahkan menyebut bahwa informasi tersebut datang dari tim sukses tokoh politik lokal.
"Aku tahu dari tetangga, katanya lagi buka lowongan di Balai Kota. Tapi kita enggak dikasih tahu konsepnya seperti apa," ujar Amelia saat ditemui di Balai Kota kepada Liputan6.com, Rabu (23/4/2025).
Kedua pendaftar mengaku datang dengan membawa berkas seperti SKCK, surat keterangan sehat, dan surat bebas narkoba, meski belum mendapat penjelasan jelas mengenai tahapan rekrutmen dan jenis pekerjaan yang ditawarkan.
Menurut mereka, permasalahan utama dalam proses ini adalah ketidakjelasan informasi dari pihak penyelenggara. "Kita enggak tahu ini bakal diterima apa enggak. Kejelasan informasi penting banget," ujar Anita.
Meski begitu, semangat untuk mendaftar tetap terlihat. Mereka berharap pemerintah lebih proaktif dalam membuka dan menyebarluaskan informasi lowongan kerja serta menyediakan pelatihan agar bisa mengurangi angka pengangguran di Jakarta.
"Menurut saya, pengangguran di Jakarta sudah banyak. Pemerintah seharusnya membuka lapangan kerja lebih banyak dan jangan menambah jumlah pengangguran," tambah Amelia.
Advertisement