Sukses

Hadapi Arus Mudik: AP II Buka Posko Angkutan Lebaran 2024 di 20 Bandara dan Kenalkan AOCC di Bandara Soetta

PT Angkasa Pura II telah menyiapkan rencana operasional dan 9.416 personil serta membuka posko di 20 bandara untuk melayani perjalanan pemudik pada masa angkutan lebaran selama 16 hari, mulai 3 April hingga 18 April 2024.

Liputan6.com, Jakarta Menghadapi masa mudik lebaran 2024 ini, PT Angkasa Pura II telah menyiapkan rencana operasional dan 9.416 personil serta membuka posko di 20 bandara untuk melayani perjalanan pemudik pada masa angkutan lebaran selama 16 hari, mulai 3 April hingga 18 April 2024.

Seiring perkembangan dan kelengkapan infrastruktur bandara serta dukungan operasional berbagai maskapai penerbangan, antusias masyarakat untuk mudik lebaran dengan pesawat terbang diperkirakan lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya.

Angkasa Pura II memproyeksikan jumlah penumpang pesawat secara kumulatif di 20 bandara AP II menyentuh angka 4,36 juta orang atau meningkat 12% dibandingkan dengan realisasi pada masa angkutan lebaran 2023 sebanyak 3,89 juta orang.

Khusus di Bandara Soekarno-Hatta, AP II memperkirakan pergerakan penumpang pada angkutan lebaran 2024 mencapai 2,58 juta orang atau naik 7% dibandingkan dengan 2023. 

VP of Corporate Communication AP II Cin Asmoro menyampaikan pihaknya telah melakukan berbagai persiapan di seluruh bandara AP II dalam menyambut angkutan lebaran. 

“Bandara-bandara AP II telah memiliki rencana operasi dalam menyambut angkutan lebaran 2024. Aspek keamanan, kelancaran, keselamatan dan pelayanan menjadi prioritas kami untuk menghadirkan Mudik Ceria Penuh Makna," kata Cin Asmoro dikutip dari Laman angkasapura2.co.id

Salah satu rencana operasi AP II adalah penyesuaian jam operasi di sejumlah bandara guna memenuhi permintaan penerbangan tambahan.

“Beberapa bandara akan ditambah jam operasinya untuk mengakomodir meningkatnya permintaan penerbangan. Kami akan berkoordinasi dengan maskapai dan regulator terkait penambahan jam operasi ini,” ujar Cin Asmoro. 

AP II telah menetapkan standar waktu layanan pada passenger touch point atau titik interaksi penumpang di semua bandara. Misalnya, pada titik security check point (SCP) untuk pemeriksaan barang bawaan dan SCP untuk pemeriksaan penumpang, ditetapkan waktu tunggu kurang dari 7 menit dan waktu proses kurang dari 3 menit.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Fungsi dan Peran Posko Angkutan Lebaran 2024

Posko Angkutan Lebaran 2024 memiliki fungsi dan peran yang sangat penting dalam memastikan kelancaran dan keselamatan perjalanan para pemudik selama masa angkutan Lebaran. Sebagai pusat koordinasi utama, posko ini bertanggung jawab untuk memantau dan mengoordinasikan segala aspek terkait dengan angkutan Lebaran, mulai dari transportasi udara, darat, hingga pelayanan kepada pemudik.

Fungsi utamanya meliputi pemantauan jumlah penumpang dan frekuensi penerbangan, pengelolaan distribusi serta pengaturan jadwal keberangkatan dan kedatangan, serta koordinasi dengan berbagai pihak terkait seperti maskapai penerbangan, otoritas penerbangan, dan pihak keamanan. 

AP II menyiagakan 9.416 orang personel yang tersebar di 20 bandara. Mereka terdiri dari personel Airport Rescue and Fire Fighting (ARFF), Apron Movement Control (AMC), Aviation Security, BKO TNI dan Polri, Facility Care, Customer Service, Digital Service dan lain sebagainya.

Seluruh fasilitas pun dipastikan siap, seperti fasilitas sisi udara antara lain runway, garbarata, visual docking guidance system (VDGS). Lalu fasilitas keamanan seperti walkthrough metal detector (WMTD), body scanner, x-ray dan CCTV. Kemudian juga fasilitas Airprot Rescue and Fire Fighting (ARFF) yaitu armada kendaraan utama dan kendaraan pendukung untuk keadaan darurat.

3 dari 3 halaman

AP II Lengkapi 20 Bandara dengan AOCC, LTCC, dan AICC Modern

Cin Asmoro menyampaikan bandara-bandara AP II juga telah melakukan uji stres (stress test) terhadap fasilitas-fasilitas yang ada, serta inspeksi keselamatan (ramp check) di terminal penumpang maupun sisi udara.

Seluruh terminal penumpang pesawat di bandara juga dioperasikan Terminal Operation Center (TOC) sebagai pusat pengendali terminal. Khusus di Bandara Soekarno-Hatta memiliki Airport Operation Control Center (AOCC) yang dilengkapi peralatan modern sebagai wadah kolaborasi seluruh stakeholder di bandara.

Airport Operation Control Center (AOCC) telah terbukti efektif dalam memantau pergerakan pesawat, penumpang, bagasi, dan kargo di area bandara. AOCC berperan sebagai pusat koordinasi yang mengintegrasikan berbagai aspek operasional bandara, termasuk pengelola bandara, AirNav, maskapai penerbangan, ground handling, keamanan, serta bea dan cukai. 

AOCC juga memiliki fungsi penting dalam mengatasi berbagai masalah operasional yang mungkin terjadi, seperti gangguan cuaca, penundaan penerbangan, atau keadaan darurat lainnya. Dengan memantau secara real-time, AOCC memastikan bahwa operasi bandara berjalan lancar dan aman bagi semua pengguna jasa.

Selain itu, Bandara Soekarno-Hatta juga dilengkapi Land Transport Control Center (LTCC) sebagai pusat pengendali layanan transportasi darat, dan juga Airport Infrastructure Control Center (AICC) guna memonitor infrastruktur vital. 

LTCC bertanggung jawab dalam mengkoordinasikan transportasi darat di sekitar bandara, termasuk pengaturan lalu lintas, parkir, dan akses transportasi umum ke dan dari bandara. Dengan adanya LTCC, diharapkan pengalaman perjalanan para penumpang tidak hanya terbatas pada aspek penerbangan, tetapi juga meliputi kenyamanan dan kelancaran transportasi darat di sekitar bandara.

Semua rencana dan persiapan tersebut merupakan bagian dari komitmen AP II untuk memberikan layanan terbaik dan menjaga keselamatan penumpang, sehingga dapat menghadirkan Mudik Ceria Penuh Makna.

Sebagai informasi, AP II saat ini mengelola 20 bandara, yaitu Bandara Soekarno-Hatta (Tangerang), Halim Perdanakusuma (Jakarta), Kualanamu (Medan), Supadio (Pontianak), Minangkabau (Padang), Sultan Mahmud Badaruddin II (Palembang), Sultan Syarif Kasim II (Pekanbaru), Husein Sastranegara (Bandung).

Selanjutnya, Sultan Iskandarmuda (Banda Aceh), Raja Haji Fisabilillah (Tanjungpinang), Sultan Thaha (Jambi), Depati Amir (Pangkalpinang), Silangit (Tapanuli Utara), Kertajati (Majalengka), Banyuwangi (Banyuwangi), Tjilik Riwut (Palangka Raya), Radin Inten II (Lampung), H.A.S Hanandjoeddin (Tanjung Pandan), Fatmawati Soekarno (Bengkulu), dan Jenderal Besar Soedirman (Purbalingga).

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.