Sukses

7 Fakta Terkait Tahun Kabisat 29 Februari 2024, Mulai Sejarah hingga Tradisi Unik di Berbagai Negara

Tahun Kabisat terakhir kita lewati pada 2020 saat pandemi Covid-19 tengah melanda seluruh dunia. Dan pada hari ini, Kamis (29/2/2024) hari kabisat kembali.

Liputan6.com, Jakarta - Tahun Kabisat terakhir kita lewati pada 2020 saat pandemi Covid-19 tengah melanda seluruh dunia. Dan pada hari ini, Kamis (29/2/2024) hari kabisat kembali.

Sebab seperti diketahui, kalender Februari pada 2024 ini merupakan tahun kabisat. Sehingga tepat empat tahun kemudian setelah 2020 yaitu 2024 ini merupakan tahun kabisat.

Lantas, apakah itu tahun kabisat atau hari kabisat (leap day)? Melansir Forbes, tahun kabisat muncul hanya setiap empat tahun bertujuan menjaga kalender Gregorian untuk tetap sinkron dengan musim di bumi.

Penyebabnya adalah orbit bumi terhadap matahari. Bumi menyelesaikan satu orbit penuh dalam waktu tepat 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 45 detik. Jadi, untuk menghitung 5 jam yang lebih tersebut, ia dijumlahkan setiap empat tahun menjadi satu hari ekstra di kalender.

Dan karena bulan Februari biasanya hanya mempunyai 28 hari, disitulah disisipkan satu hari tambahan untuk menggenapkan perhitungan kalender dengan riwayat orbit bumi terhadap matahari.

Oleh karena itu, tahun kabisat memiliki jumlah hari lebih panjang satu hari yaitu 366 hari, sedangkan pada tahun biasa berjumlah 365 hari.

Melansir dari Space Place Nasa secara singkat tahun kabisat berbeda dengan tahun biasa karena dalam setahunnya terdapat 366 hari. Selain itu, tahun kabisat hanya dihitung setiap empat tahun sekali dan pada bulan Februari memiliki 29 hari bukan 28 hari.

Tahukah kamu? Rupanya, tahun kabisat tidak hanya merujuk kepada pembulatan penanggalan untuk tahun Masehi saja, namun juga ditemukan pada perhitungan tahun Hijriah.

Berikut sederet fakta terkait tahun kabisat atau hari kabisat (leap day) yang jatuh tepat pada hari ini Kamis (29/2/2024) dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 8 halaman

1. Sejarah Tahun Kabisat

Tahun kabisat atau hari kabisat (leap day) adalah cara untuk menyesuaikan kalender modern dengan perputaran bumi mengelilingi matahari. Sebenarnya, bumi membutuhkan waktu lebih dari 365 hari untuk menyelesaikan satu putaran penuh, yaitu sekitar 365 hari, 5 jam, 48 menit, dan 46 detik.

Namun, kalender modern hanya menghitung 365 hari dalam satu tahun, sehingga ada selisih waktu yang terakumulasi setiap tahunnya. Jika tidak menambahkan satu hari ekstra setiap empat tahun, maka kalender dan musim akan semakin tidak sinkron.

Hal itu akan berpengaruh pada siklus pertanian, penanggalan, dan kegiatan lain yang bergantung pada musim.

Konsep tahun kabisat sudah dikenal sejak zaman Romawi kuno. Kaisar Julius Caesar mengubah kalender yang sebelumnya berdasarkan bulan menjadi kalender yang berdasarkan matahari.

Ia menetapkan bahwa setiap tahun yang bisa dibagi empat adalah tahun kabisat. Ia juga menambahkan satu hari di akhir Februari, yang merupakan bulan terakhir dalam kalender Romawi.

Namun, sistem ini masih belum sempurna, karena ada perbedaan sekitar 11 menit antara tahun kabisat dan tahun matahari. Akibatnya, kalender menjadi terlalu cepat sekitar 10 hari dalam kurun waktu 1.500 tahun.

Untuk mengatasi masalah kalender Julius Caesar, Paus Gregorius XIII mengadopsi kalender Gregorian pada 1582. Kalender ini merupakan kalender yang digunakan sekarang.

Kalender Gregorian menambahkan aturan tambahan untuk menentukan tahun kabisat. Tahun yang bisa dibagi 100 bukan tahun kabisat, kecuali jika bisa dibagi 400.

Misalnya, tahun 2000 adalah tahun kabisat, tetapi tahun 2100 dan 2200 bukan tahun kabisat. Dengan demikian, kalender Gregorian lebih akurat dan sesuai dengan siklus Matahari. Kemudian, kalender Gregoriannya mulai berlaku pada akhir abad ke-16.

 

3 dari 8 halaman

2. Alasan Mengapa Tahun Kabisat Hanya Empat Tahun Sekali

Mengapa hari tahun kabisat hanya jatuh setiap 4 tahun sekali? Tahun kabisat muncul hanya setiap empat tahun bertujuan menjaga kalender Gregorian untuk tetap sinkron dengan musim di bumi.

Penyebabnya adalah orbit bumi terhadap matahari. Bumi menyelesaikan satu orbit penuh dalam waktu tepat 365 hari, 5 jam, 48 menit dan 45 detik. Jadi, untuk menghitung 5 jam yang lebih tersebut, kalender Gregorian dijumlahkan setiap empat tahun menjadi satu hari ekstra di kalender.

Karena bulan Februari biasanya hanya mempunyai 28 hari, disitulah disisipkan satu hari tambahan untuk menggenapkan perhitungan kalender dengan riwayat orbit bumi terhadap matahari.

Yang lebih menarik, rupanya tahun kabisat tidak hanya merujuk kepada pembulatan penanggalan untuk tahun Masehi saja, namun juga ditemukan pada perhitungan tahun Hijriah.

Mengingat datangnya yang tidak setiap tahun, hari kabisat pun menjadi hari yang istimewa bagi sebagian kelompok masyarakat. Ada yang menyambutnya dengan perayaan, tapi ada juga yang menyebut hari kabisat adalah hari buruk.

 

4 dari 8 halaman

3. Tahun Kabisat dalam setahun Berjumlah 366 Hari

Tahun kabisat memiliki jumlah hari lebih panjang satu hari yaitu 366 hari sedangkan pada tahun biasa berjumlah 365 hari.

Tahun kabisat menjadi fenomena langka dalam kalender dan menjadi bagian penting dalam penanggalan yang digunakan di seluruh dunia.

Melansir dari Space Place Nasa, secara singkat tahun kabisat berbeda dengan tahun biasa karena dalam setahunnya terdapat 366 hari.

Selain itu, tahun kabisat hanya dihitung setiap empat tahun sekali dan pada bulan Februari memiliki 29 hari bukan 28 hari. Melansir dari Britannica, kehadiran satu hari kabisat dalam kalender Gregorian sudah ada sejak ribuan tahun silam.

Kala itu, dimulai dari masa Ptolemeus II Euergetes yang pernah mencoba namun kemudian gagal menerapkan skema tersebut di abad ke-3 SM. Namun dari waktu ke waktu, skemanya mulai disempurnakan.

Sampai akhirnya pada 46 SM terdapat kalender Julian yang memperkenalkan hari kabisat setiap empat tahun sekali. Namun kalender tersebut memiliki masalah dengan perhitungan yang digunakan dan menyebabkan adanya perbedaan pendapat selama beberapa abad.

Kemudian diperkenalkan sistem kalender Gregorian yang memperbaiki konsep tahun kabisat di tahun 1582. Dalam kalender Gregorian selisihnya disesuaikan dengan menambahkan satu hari tambahan yang hanya ada pada tahun-tahun abad yang habis dibagi 400 atau 4 sehingga lahir hari kabisat.

 

5 dari 8 halaman

4. Ciri Tahun Kabisat dan Orang yang Lahir di Tahun Tersebut

Tahun kabisat memiliki beberapa ciri di antaranya tahun kabisat memiliki jumlah 366 hari dalam setahun. Kemudian tahun kabisat juga memiliki total hari di bulan Februari sebanyak 29 hari lebih satu hari dari tahun biasa yang hanya memiliki 28 hari saja.

Selain itu, ciri lainnya jika secara perhitungan tahun kabisat dapat habis dibagi 400 atau dapat habis dibagi 4. Maka dari itu tahun 2024 termasuk dalam tahun kabisat dan biasanya tahun kabisat hanya terjadi dalam empat tahun sekali.

Lalu, seseorang yang lahir di tahun kabisat biasanya tidak bisa merayakan hari lahir setiap tahunnya. Meskipun begitu, usia mereka tetap dihitung per hari bukan per empat tahun sehingga tahun kabisat menjadi sangat istimewa.

Kemudian, orang-orang yang lahir pada tahun kabisat tergolong langka karena diperkirakan hanya 4,1 juta orang di seluruh dunia yang dilahirkan pada tanggal 29 Februari.

 

6 dari 8 halaman

5. Tidak Semua Tahun Habis Dibagi Empat adalah Kabisat

Jika kita hitung beberapa tahun ke belakang, tahun kabisat sebelumnya pada abad ini adalah tahun 2020, 2016, 2012, 2008, 2004, dan 2000. Tahun kabisat berikutnya adalah tahun 2028, 2032, 2036, 2040, dan seterusnya.

Aturannya tampaknya sangat sederhana. Jika suatu tahun dapat habis dibagi empat, maka itu adalah tahun kabisat. Namun, terdapat permasalahan, tahun 2100 habis dibagi empat dan ia tidak termasuk tahun kabisat. Mengapa tidak?

"Pada tahun 46 SM, Julius Cesar mengusulkan Kalender Julian yang baru, yang akan menambahkan satu hari pada bulan terpendek dalam satu tahun (Februari) setiap empat tahun sekali dalam upaya untuk memungkinkan koreksi terhadap masalah penyimpangan seperempat hari," kata Dr James McCormac, peneliti di Jurusan Astrofisika Universitas Warwick, melansir Forbes.

"Namun, ini adalah koreksi yang berlebihan terhadap masalah tersebut. Karena satu tahun matahari tidak persis 365,25 hari. Pada kenyataannya, satu tahun matahari adalah lebih sedikit yaitu 365,2422 hari. Selisih yang amat sedikit ini nyatanya membuat perhitungan Kalender Julian dengan orbit satu tahun bumi terhadap matahari jadi berbeda," sambung dia.

Adanya selisih 0.0078 hari ini akhirnya membuat perhitungan Kalender Julian kembali dikoreksi. Penyederhanaan kalender Julian menciptakan penyimpangan 13 hari yang terakumulasi pada akhir tahun 1500-an. Hal ini menyebabkan Paus Gregorius XIII, Pontifex Maximus dari gereja Katolik, membuat kalender Gregorian pada tahun 1582.

Selain memasukkan hari kabisat setiap empat tahun, kalender Gregorian juga melewatkan tiga hari kabisat setiap empat abad.

Jadi sekarang, jika suatu tahun bisa habis dibagi empat, itu adalah tahun kabisat. Kecuali tahun tersebut juga habis dibagi 100 dan tidak habis dibagi 400.

Dengan begitu, tahun 2100 tidak menjadi tahun kabisat, menurut Smithsonian. Hal yang sama seperti yang terjadi pada tahun 1700, 1800, dan 1900, tetapi tidak terjadi pada tahun 2000.

 

7 dari 8 halaman

6. Tahun Kabisat Ada Pula di Kalender Hijriah

Kalender Masehi mungkin adalah metode perhitungan tanggal konvensional yang dipakai semua orang di seluruh dunia saat ini. Namun, di dunia Islam juga mengenal sistem penanggalannya sendiri yang disebut kalender Hijriah.

Berbeda dengan kalender Masehi yang mendasarkan perhitungan tanggal pada orbit bumi terhadap matahari, kalender Hijriah menggunakan orbit bulan terhadap bumi sebagai satuannya. Sehingga, satu bulan Hijriah adalah 29 hari 44 menit 3 detik.

Waktu bulan dalam kalender Hijriah adalah 30 dan 29 hari secara berselang-seling. Dengan begitu hadir selisih waktu yang jika dijumlahkan menghasilkan hari kabisat.

Hari kabisat dalam kalender Hijriah terjadi 11 kali dan 30 tahun dan ditempatkan pada akhir bulan Dzulhijjah yang normalnya adalah 29 hari.

Rumus menghitung tahun kabisat ini adalah angka tahun dibagi 30 tidak habis dan menghasilkan angka sisa berikut: 2, 5, 8, 10, 13, 16, 18, 21, 24, 26, dan 29.

Contohnya adalah tahun 1423 H ketika dibagi dengan 30 tidak akan habis sebab ada angka sisa berjumlah 13. Angka 13 merupakan salah satu angka tahun kabisat, maka di tahun tersebut akan ada hari kabisat.

 

8 dari 8 halaman

7. Tradisi Unik Tahun Kabisat

Tahun kabisat juga memiliki sejumlah budaya hingga kepercayaan yang menarik di beberapa negara.

Salah satunya di Inggris, tanggal 29 Februari adalah hari istimewa di mana para wanita dapat melamar pasangan mereka. Konon ini adalah kebiasaan Irlandia berasal dari legenda abad ke-5.

Dikisahkan Santo Brigid dari Kildare merasa para wanita harus menunggu terlalu lama untuk dilamar. Akhirnya, Saint Brigid pun berdiskusi dengan Santo Patrick agar wanita bisa melamar setiap empat tahun, dikenal sebagai "Ladies' Privilege" (Hak Istimewa Wanita), sebagaimana dikutip dari The Quint, Kamis (29/1/1014).

Riset dari Guides For Brides menunjukkan, lebih dari seperempat wanita ingin melamar di tahun kabisat ini.

Alasan teratasnya adalah ingin memberi kejutan pada pasangan (40 persen), tidak percaya hanya pria bisa melamar (39 persen), merasa terberdayakan (17 persen), dan bosan menunggu pasangan berlutut (14 persen).

Kemudian, di tempat lahir tradisi lamaran hari kabisat--tanggal 29 Februari--juga dikenal sebagai "Bachelor's Day" (Hari Bujang), menolak lamaran bisa kena denda. Dulu, jika lamaran ditolak, sang wanita berhak mendapat hadiah sebagai kompensasi atas kekecewaan.

Hadiah tersebut bisa beragam, mulai dari sarung tangan, gaun sutra, atau mantel bulu. Konon ada juga hukuman lain: pria yang menolak harus melakukan pertunjukan juggling di Hari Paskah!

Lalu, para biarawan Irlandia membawa tradisi "Ladies' Privilege" ke Skotlandia, dan konon diresmikan menjadi hukum oleh Ratu Margaret pada tahun 1288.

Uniknya, pada hari ini wanita harus mengenakan rok dalam berwarna merah saat melamar. Penolakan juga berujung pada kompensasi, denda atau seperti di Irlandia, hadiah berupa gaun sutra atau sarung tangan.

Namun, di Skotlandia, ada kepercayaan orang lahir pada tanggal kabisat akan menjalani hidup penuh kesulitan. Tak hanya itu, beberapa orang menganggap tahun kabisat sebagai tahun sial bagi para petani.

Beberapa laporan mengenai takhayul di tahun kabisat menyebutkan adanya peningkatan angka kematian secara tiba-tiba dan banyak orang meninggal pada tahun tersebut.

Di Prancis, koran khusus diterbitkan setiap empat tahun tepatnya pada tanggal 29 Februari. Koran tersebut bernama La Bougie du Sapeur. Bila diterjemahkan menjadi "Lilin Sapeur", dinamai dari karakter lompatan Sapper Camember, yang ada dalam komik strip Prancis terdahulu.

Koran ini tersedia di Prancis, Luksemburg, dan Belgia dan selalu laris terjual setiap terbit.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.