Sukses

Menteri LHK Libatkan Gen Z di Bogor Tekan Emisi Karbon Lewat FOLU Net Sink

Menteri LHK mengklaim, program Indonesia FOLU Net Sink telah diakui dunia bahkan ditiru di beberapa negara lain karena dianggap mampu mengurangi emisi karbon guna meminimalisir perubahan iklim.

Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) terus berupaya mengurangi emisi karbon untuk Indonesia FOLU Net Sink di tahun 2030.

"FOLU Net Sink 2030 nantinya dari sektor kehutanan tidak akan ada lagi emisi gas rumah kaca, karena sudah seimbang antara yang diserap dan yang dihasilkan," ujar Menteri LHK Siti Nurbaya  Bakar ditemui usai 'Kick Off dan Sosialisasi Rencana Operasional Indonesia FOLU Net Sink di Bogor, Rabu (7/2/2024).

Menurutnya, program tersebut telah diakui dunia bahkan ditiru di beberapa negara lain karena dianggap mampu mengurangi emisi karbon guna meminimalisir perubahan iklim.

"Indonesia ini di pengendalian perubahan iklim itu di internasional terutama dari forestry kita sudah leading. Artinya kita sudah kerja secara sistematis dan beberapa negara menghargai, menghormati bahkan meniru FOLU Net Sink," terangnya.

Menurutnya, program ini akan terus digenjot agar Indonesia menjadi salah satu negara dengan udara bersih dapat tercapai pada tahun 2030 mendatang. Salah satu langkah yang dilakukan adalah melibatkan Generasi Z atau Gen Z dalam program ini.

"Generasi Z punya ketertarikan. Dia keponya tinggi, sensitifitasnya juga tinggi, responnya atas satu persoalan juga tinggi. Mereka yang punya kreasi, gagasan, konten ini bisa mempengaruhi temannya bahwa Indonesia harus baik soal lingkungan," ujar Siti Nurbaya Bakar.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Perlu Dukungan Pemda

Sekjen KLHK Bambang Hendroyono mengatakan program Indonesia FOLU Net Sink ini di tahun 2030 perlu aksi-aksi nyata. Salah satunya dukungan dari pemerintah daerah.

"Dalam program ini sangat ditentukan sekali peran dari pimpinan daerah dan tentunya semua stakeholder," kata dia.

Apalagi di Pulau Jawa, dengan jumlah penduduk yang besar memerlukan perhatian khusus maka kawasan hutan harua dijaga dan dikelola dengan baik. Karena ada fungsi konservasi, lindung, dan produksi.

"Ke depan yang memang harus menjadi perhatian adalah daya dukung, daya tampung lingkungan," ucapnya.

Khususnya kegiatan rehabilitasi dan pemulihan lingkungan untuk menguatkan daya dukung daya tampung, sehingga pembangunan berkelanjutan harus dibangun tetap tidak meninggalkan aktivitas produktivitas rakyat.

"Nah apa yang telah terlihat di Pulau Jawa, hutan tanaman, termasuk hutan rakyat yang telah dikelola masyarakat bisa menjadi kekuatan kita untuk menjaga kelestarian alam, melakukan penanaman pohon yang telah digerakkan bapak Presiden, bu menteri, dan semuanya," kata dia. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.