Sukses

Cerita Guru Penggerak Diangkat Menjadi Kepala Sekolah hingga PPG Prajabatan pada Program Merdeka Belajar  

Sejumlah guru penggerak dan PPG Prajabatan merasakan manfaat akan program Merdeka Belajar.

 

Liputan6.com, Lombok - - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) sedang menjalankan program Merdeka Belajar, salah satunya di wilayah Nusa Tenggara Barat. Sejumlah guru penggerak dan PPG Prajabatan merasakan manfaat akan program Merdeka Belajar.

Hal itu turut dirasakan Gellis Deka Salaqi, guru penggerak berusia 35 tahun merasakan manfaat dari program Merdeka Belajar. Gellis kini menjadi kepala SDN 25 Mataram yang diangkat dari statusnya sebagai guru penggerak.

“Saya diangkat sebagai kepala sekolah pada 1 Februari 2023,” ujar Gellis kepada Liputan6.com, Kamis (7/12/2023).

Gellis meniti karir sebagai guru pada 2011 dan ditempatkan di SDN 51 Cakranegara. Selama menjadi guru 12 tahun, terdapat suka dan duka serta dijadikan sebagai ladang ibadah kehidupan.

“Pada 2014 saya dimutasi ke SDN 26 Mataram karena kekurangan guru,” ucap Gellis.

Seiring berjalannya waktu, Gellis meniti karirnya sebagai guru dan terdorong untuk mengikuti program Pendidikan guru penggerak dan profesi guru. Akhirnya Pemerintah memberikan kepercayaan kepada Gellis menjadi kepala SDN 25 Mataram.

“Memang latar belakang keluarga saya mulai dari orang tua dan adik merupakan guru,” terang Gellis.

Menjadi guru adalah pilihan, hal itulah yang ditanamkan Gellis untuk meneruskan niatnya memberikan Pendidikan kepada anak Indonesia, khususnya di Mataram. Hampir satu tahun menjadi kepala sekolah dari program guru penggerak, Gellis banyak ilmu dan pengetahuan yang dapat dikembangkan kepada siswa maupun kepada guru lainnya.

“Karena ada materi kepemimpinan di satuan Pendidikan,” jelas Gellis.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pembekalan Guru Penggerak

Walaupun terbilang muda, Gellis tidak ingin besar kepala dan kerap meminta masukan kepada guru yang terlebih dahulu berkecimpung di dunia Pendidikan. Diakuinya, adanya guru penggerak membuat Gellis penasaran dan merasa tertantang mengikuti program tersebut.

“Dari pembekalan guru penggerak ada visi dan misi yang saya implementasikan di SDN 25 Mataram, salah satunya pendekatan nilai religius,” ungkap Gellis. 

Dampak positif dari guru penggerak, turut dirasakan Frisco Imanuddin, kini berstatus sebagai PPG Prajabatan di Universitas Muhammadiyah Mataram. Sejak SD Firsco telah tertarik untuk menjadi guru dan kerap mencontohkan menjadi guru kepada adiknya.

“Hingga lulus SMA saya mengambil kuliah pendidikan di Universitas Negeri Malang, karena hasrat ingin menjadi guru,” ujar Frisco. 

Frisco mendapatkan dukungan dari orang tua menjadi guru walaupun tidak memiliki latar belakang dari guru. Frisco mengakui, menjadi seorang guru tidak seindah yang dibayangkan dan mendapatkan tantangan.

“Tantangannya yaitu pengembangan teknologi, nah guru harus berkolaborasi dengan orang tua untuk memfilter teknologi cenderung negatif kepada siswa,” kata Frisco.

 

3 dari 3 halaman

Teknologi Harus Diambil Sis Positifnya

Perkembangan teknologi harus mampu diambil sisi positif untuk diimplementasikan memberikan pelajaran kepada siswa. Dengan adanya kurikulum Merdeka, membuat pengajaran menjadi fleksibel dan menyesuaikan dengan related dengan kondisi siswa saat ini.

“Kurikulum Merdeka itu kita lebih menekankan pembelajaran bermakna kepada siswa dari pada siswa mengerti materi, tapi riilnya di lapangan siswa tidak menguasai,” tegas Frisco.

Frisco bersama guru penggerak lainnya mendorong dan menjelaskan tentang kurikulum Merdeka. Atas dorongan tersebut, beberapa guru tertarik untuk mengikuti PPG Prajabatan pada program Merdeka Belajar.

“Selama proses PPG Prajabatan, kami memberikan materi pembelajaran yang kekinian,” ucap Frisco.

Frisco mencontohkan pada pelajaran geografi, memberikan pembelajaran dengan memanfaatkan gadget siswa. Dengan begitu, siswa yang mengikuti pembelajaran pada kurikulum Merdeka dapat mengimplementasikan pembelajaran secara langsung di kelas.

 

“Impact nya sangat besar kepada siswa sehingga pemahaman bermakna nya lebih dipahami siswa,” pungkas Frisco. (Dicky Agung prihanto)   

      4 Attachments • Scanned by Gmail        

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.