Sukses

Di Balik Alasan Fiona Rebecca yang Jadi Caleg di Pemilu 2024 dan Pilih Berkiprah di Bali

Fiona Rebecca, (30), menjadi caleg dengan nomor urut 1, dari Dapil Badung, untuk DPRD Bali. Fiona pertama kali datang ke Bali untuk menjadi seorang musisi dan merupakan pembuktian baginya untuk hidup mandiri, berpisah dari orangtua yang tinggal di Bogor, Jawa Barat.

Liputan6.com, Denpasar Komisi Pemilihan Umum (KPU) mencatat, pada Pemilu 2024 jumlah pemilih didominasi oleh milenial dan Gen Z. Melihat fakta tersebut, partai politik pun menempatkan calon legislatif (caleg) yang berasal dari salah satu generasi tersebut. 

Partai Demokrat misalnya yang menempatkan Fiona Rebecca, (30), menjadi caleg dengan nomor urut 1, dari Dapil Badung, untuk DPRD Bali. Fiona pertama kali datang ke Bali untuk menjadi seorang musisi dan merupakan pembuktian baginya untuk hidup mandiri, berpisah dari orangtua yang tinggal di Bogor, Jawa Barat. 

"Kebetulan aku sejak tahun 2014 sudah hidup di Bali, jadi aku merasa akan berjuang di rumah sendiri," katanya Jumat (17/11).

Kemudian Fiona menikah dan meninggalkan Bali. Namun sejak pandemi, Fiona justru kembali memilih ‘pulang kampung’ ke Pulau Dewata karena merasa dapat hidup lebih seimbang. Selama tinggal di Bali, Fiona aktif terjun di berbagai organisasi, salah satunya dia mengemban tugas sebagai Humas Eksternal BMW Car Club indonesia Bali Chapter. 

Lalu Fiona pun memutuskan terjun ke dunia politik, tepatnya tiga tahun yang lalu. Selama menjelajah dunia politik, Fiona didampingi sang suami, Raden Cahyo Adhi Nugroho yang menjabat sebagai Kepala Biro Pertahanan DPP Partai Demokrat. 

"Di situ aku mulai tahu seluk beluk dunia politik dan mengapa kita harus berjuang di jalur ini," ujar ibu dari dua anak ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Generasi Muda dengan Pemikiran yang Inovatif

Perempuan kelahiran  Jakarta, 9 Maret 1993 itu menyatakan kalau kaum muda perlu terjun ke politik khususnya karena cepatnya perubahan yang dihadapi setelah terjadinya pandemi Covid-19. Cara berpikir dan bertindak pun berubah menjadi lebih cepat, transparan dengan menggunakan  perangkat digital.  Di sisi lain ada ancaman yang nyata seperti kelangkaan sumber daya, kesenjangan sosial dan perubahan iklim.

"Di sini dibutuhkan akselerasi dan pemikiran baru yang fresh dan inovatif dalam membuat sebuah kebijakan dan ini hanya bisa dilakukan oleh anak muda," ujarnya.

Fiona melihat, Bali berpeluang menjadi daerah yang menjadi model bagi Indonesia untuk mengatasi masalah-masalah itu. Itu karena pluralitas dan toleransi sudah diterima sebagai hal yang wajar dan bukan menjadi masalah. 

Bali bahkan terbiasa dengan pergaulan sebagai warga dunia karena banyaknya orang asing yang datang ke Bali. Oleh karena itu ide-ide baru pun akan mudah diterima, seperti ide untuk memasyarakatkan penggunaan energi terbarukan sebagai bagian mengatasi perubahan iklim. 

"Di Bali, hal itu adalah hal yang sangat mungkin," katanya.

Oleh karena itulah saat memberikan bantuan alat transportasi kepada Pengurus Anak Cabang (PAC) Partai Demokrat Badung, dia sengaja memberikan sepeda motor listrik. 

"Kami harapkan akan membiasakan penggunaan energi ini selain untuk konsolidasi organisasi," katanya.

Ya, Bendahara Srikandi Demokrat Bali itu juga memberi perhatian khusus kepada kaum perempuan. Fiona pun berharap dapat mewakili aspirasi mereka yang kebanyakan masih berkutat dengan peran-peran domestik sebagai ibu rumah tangga atau sebagai pekerja yang juga bertanggung jawab mengurus rumah. *

"Saya ingin menyuarakan aspirasi mereka karena kecenderungan dunia politik kita yang masih didominasi oleh kaum laki-laki," kata Fiona.

 

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini