Sukses

Kasus Cacar Monyet di DKI Jakarta Kembali Bertambah Jadi 27 Orang

Dijelaskan, seluruh pasien cacar monyet ini mempunyai gejala ringan. Selain itu, seluruh pasien tertular dari kontak seksual.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memperbarui data terkini kasus MPox atau cacar monyet domisili DKI Jakarta. Data terakhir, per Jumat, 3 November 19.00 WIB, kasus positif cacar monyet di DKI Jakarta mencapai 28 kasus.

Dari jumlah tersebut, baru satu pasien yang dinyatakan sembuh. Sedangkan 27 orang lainnya masih diisolasi di rumah sakit.

"Kasus positif aktif 27 orang, positivity rate PCR 29 persen," demikian informasi dari laman resmi atau website surveilans dinkes.jakarta.go.id, dikutip Sabtu (4/11/2023).

Dijelaskan, seluruh pasien cacar monyet ini mempunyai gejala ringan. Selain itu, seluruh pasien tertular dari kontak seksual.

Pasien cacar monyet di DKI Jakarta merupakan laki-laki dengan rentang usia 25 sampai 50 tahun.

Tak hanya itu, disampaikan juga bahwa ada 8 orang yang saat ini dinyatakan sebagai suspek atau terduga bergejala cacar monyet di DKI Jakarta.

Diberitakan sebelumnya, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memprediksi, jumlah kasus cacar monyet di Indonesia bisa mencapai 3.600 kasus dalam satu tahun.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Maxi Rein Rondonuwu mengatakan, prediksi ini diambil berdasarkan kajian para epidemiolog dengan membandingkan penyebaran kasus cacar monyet yang terjadi di Inggris.

"Para epidemiolog memperkirakan kasus kita itu, dengan jumlah jumlah populasi kunci, bisa sampai 3.600-an orang setahun kalau tidak dilakukan intervensi dengan baik, terutama edukasi pada mereka," kata Maxi dalam konferensi pers, Kamis (26/10/2023).

Maxi menegaskan, pemerintah bakal melakukan intervensi dengan melakukan penelusuran kontak secara aktif (active case finding), isolasi pasien, hingga vaksinasi.

Meski demikian, Maxi meminta masyarakat, khususnya kelompok orang yang rawan tertular cacar monyet untuk sadar dalam mencegah penyakit ini.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Wali Kota Depok Keluarkan Surat Edaran Cegah Penularan Cacar Monyet

Pemerintah Kota Depok meminta warga untuk hidup sehat setelah lima orang terindikasi Monkeypox atau cacar monyet. Empat di antaranya negatif dan satu orang lainnya masih menunggu hasil PCR.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, Pemerintah Kota Depok telah melakukan pengawasan terhadap Mpox dan mengeluarkan surat edaran. Surat tersebut telah dikeluarkan Dinas Kesehatan untuk mengingatkan masyarakat mencegah Mpox.

“Surat edaran ini terkait dengan masalah PHBS, untuk kesehatan secara umum, tapi terkait khusus kasus ini memang belum ada kasus,” ujar Idris kepada Liputan6.com, Jumat (3/11/2023).

Idris mensyukuri empat orang warga Depok berdasarkan faskes Jakarta yang sebelumnya terindikasi, sudah dinyatakan negatif. Untuk satu warga asal Depok yang terindikasi suspek, masih menjalani pemeriksaan faskes Bogor.

“Ada satu orang yang diduga juga, masih proses, kita tunggu hasilnya, mudah-mudahan negatif,” ucap Idris.

Idris menjelaskan, Pemerintah Kota Depok telah melakukan upaya preventif menanggulangi cacar monyet. Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah cacar monyet tidak mewabah, Pemerintah Kota Depok menekankan pentingnya menjaga PHBS di lingkungan.

“Sebab, itu ada kaitannya dengan masalah perilaku seks yang tidak sehat, itu di antaranya,” jelas Idris.

Sementara, Dokter spesialis patologi klinik, Dayu Satriani mengatakan, cacar monyet merupakan emerging zoonosis yang disebabkan monkeypox virus (MPXV), anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Mpox sangat mirip dengan cacar air yang telah eradikasi sejak 1980-an, namun cacar air tidak ditemukan gejala pembesaran kelenjar getah bening.

“Cacar monyet bergejala ringan dan dapat sembuh dalam tiga sampai empat minggu tergantung imunitas penderita. Sedangkan yang memiliki prognosis buruk jika tertular adalah anak-anak, wanita hamil dan orang dengan sistem imun yang lemah,” ujar Dayu.

3 dari 3 halaman

Gejala Cacar Monyet

Dayu mengungkapkan, gejala cacar monyet bervariasi, mulai dari lesi ruam yang sering terjadi di daerah genital, anorektal atau di dalam mulut, umumnya berawal dari wajah dan atau genital.

“Ruam tidak selalu menyebar di banyak tempat di tubuh, ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, ruam tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki. Lesi sering digambarkan sebagai nyeri kecuali saat penyembuhan bisa menjadi gatal,” ungkap Dayu.

Adapun gejala yang timbul yakni pada pada dubur seperti tinja bernanah atau berdarah, nyeri atau pendarahan dubur, serta demam dan gejala prodromal lainnya. Semua orang berisiko untuk dapat tertular dan menularkan cacar monyet, adapun mayoritas penderita mpox di Jakarta adalah pria berusia 25 sampai 35 tahun.

“Anggota masyarakat yang berisiko tertular cacar monyet, seperti orang yang tinggal atau memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjadinya wabah cacar monyet, LSL, dan kontak erat,” pungkas Dayu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini