Sukses

Wali Kota Depok Keluarkan Surat Edaran Cegah Penularan Cacar Monyet

Idris menjelaskan, Pemerintah Kota Depok telah melakukan upaya preventif menanggulangi cacar monyet.

Liputan6.com, Depok - Pemerintah Kota Depok meminta warga untuk hidup sehat setelah lima orang terindikasi Monkeypox atau cacar monyet. Empat di antaranya negatif dan satu orang lainnya masih menunggu hasil PCR.

Wali Kota Depok, Mohammad Idris mengatakan, Pemerintah Kota Depok telah melakukan pengawasan terhadap Mpox dan mengeluarkan surat edaran. Surat tersebut telah dikeluarkan Dinas Kesehatan untuk mengingatkan masyarakat mencegah Mpox.

“Surat edaran ini terkait dengan masalah PHBS, untuk kesehatan secara umum, tapi terkait khusus kasus ini memang belum ada kasus,” ujar Idris kepada Liputan6.com, Jumat (3/11/2023).

Idris mensyukuri empat orang warga Depok berdasarkan faskes Jakarta yang sebelumnya terindikasi, sudah dinyatakan negatif. Untuk satu warga asal Depok yang terindikasi suspek, masih menjalani pemeriksaan faskes Bogor.

“Ada satu orang yang diduga juga, masih proses, kita tunggu hasilnya, mudah-mudahan negatif,” ucap Idris.

Idris menjelaskan, Pemerintah Kota Depok telah melakukan upaya preventif menanggulangi cacar monyet. Antisipasi yang dilakukan untuk mencegah cacar monyet tidak mewabah, Pemerintah Kota Depok menekankan pentingnya menjaga PHBS di lingkungan.

“Sebab, itu ada kaitannya dengan masalah perilaku seks yang tidak sehat, itu di antaranya,” jelas Idris.

Sementara, Dokter spesialis patologi klinik, Dayu Satriani mengatakan, cacar monyet merupakan emerging zoonosis yang disebabkan monkeypox virus (MPXV), anggota genus Orthopoxvirus dalam keluarga Poxviridae. Mpox sangat mirip dengan cacar air yang telah eradikasi sejak 1980-an, namun cacar air tidak ditemukan gejala pembesaran kelenjar getah bening.

“Cacar monyet bergejala ringan dan dapat sembuh dalam tiga sampai empat minggu tergantung imunitas penderita. Sedangkan yang memiliki prognosis buruk jika tertular adalah anak-anak, wanita hamil dan orang dengan sistem imun yang lemah,” ujar Dayu.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Gejala Cacar Monyet

 

Dayu mengungkapkan, gejala cacar monyet bervariasi, mulai dari lesi ruam yang sering terjadi di daerah genital, anorektal atau di dalam mulut, umumnya berawal dari wajah dan atau genital.

“Ruam tidak selalu menyebar di banyak tempat di tubuh, ruam mungkin terbatas pada beberapa lesi atau hanya satu lesi, ruam tidak selalu muncul di telapak tangan dan telapak kaki. Lesi sering digambarkan sebagai nyeri kecuali saat penyembuhan bisa menjadi gatal,” ungkap Dayu.

Adapun gejala yang timbul yakni pada pada dubur seperti tinja bernanah atau berdarah, nyeri atau pendarahan dubur, serta demam dan gejala prodromal lainnya. Semua orang berisiko untuk dapat tertular dan menularkan cacar monyet, adapun mayoritas penderita mpox di Jakarta adalah pria berusia 25 sampai 35 tahun.

“Anggota masyarakat yang berisiko tertular cacar monyet, seperti orang yang tinggal atau memiliki riwayat perjalanan ke daerah terjadinya wabah cacar monyet, LSL, dan kontak erat,” pungkas Dayu.

3 dari 4 halaman

Sempat Terdeteksi 5 Orang

Dinas Kesehatan Kota Depok sedang melakukan pengawasan terhadap cacar monyet atau Monkeypox (Mpox). Hal itu usai lima orang diduga terdampak Mpox sejak 1 Oktober hingga 2 November 2023.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Marry Liziawati mengatakan, Pemerintah Kota Depok melalui dinas kesehatan sejak 1 Oktober hingga 2 November 2023, diduga terkait Mpox. Selama periode tersebut, terdapat lima laporan yang diduga terdampak Mpox.

“Ada lima kasus yang dicurigai berdasarkan sistem pelaporan New All Record atau NAR,” ujar Mary kepada Liputan6.com, Jumat (3/11/2023).

Marry menjelaskan, berdasarkan data yang dihimpun awalnya terdapat satu kasus dicurigai. Namun setelah diteliti ternyata tidak masuk dalam kategori Mpox sehingga status dikeluarkan.

“Saat ini kondisinya sudah sehat, berusia 11 tahun,” jelas Marry.

Setelah itu, lanjut Mary, terdapat dua kasus dengan status suspect Mpox yang tinggal di wilayah Kota Depok. Namun dua orang tersebut dinyatakan negatif setelah Dinas Kesehatan Kota Depok menerima hasil pelaporan fasilitas kesehatan di Jakarta.

“Hasil pemeriksaan sampelnya dinyatakan negatif,” ucap Marry.

Marry mengungkapkan, Dinas Kesehatan Kota Depok kembali menerima terdapat satu kasus kontak erat tidak bergejala. Lalu setelah menerima pelaporan faskes Jakarta, hasil pemeriksaan sampel negatif Mpox.

“Lalu kami menerima kembali satu kasus suspect atau menjadi kasus kelima,” ungkap Mary.

 

4 dari 4 halaman

Kasus Kelima

Kasus kelima ini merupakan kasus suspect berdomisili di Depok dan telah mendapatkan penanganan dari faskes Bogor. Saat ini Dinas Kesehatan Kota Depok terus berkoordinasi dengan faskes Bogor terkait pemeriksaan terhadap warga Depok yang berstatus suspect tersebut.

“Hasil pelaporan faskes Kota Bogor, saat ini masih menunggu hasil PCR sampel Mpox,” terang Marry. 

Marry menuturkan, dari rangkaian laporan yang diterima Dinas Kesehatan Kota Depok, terdapat lima kasus diduga Mpox. Dari lima laporan tersebut, empat kasus sudah dinyatakan negative Mpox.

“Satu kasus lainnya kami masih menunggu hasil PCR. Sedangkan usia distribusi kasus, empat kasus berusia 23-37 tahun, dan satu kasus berusia 11 tahun,” tutur Marry.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini