Sukses

Di Balik Prestasi Mahasiswa UI yang Harumkan Nama Bangsa

Sepuluh keilmuan UI menduduki posisi teratas di Indonesia versi Times Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2024 by Subject.

“The foundation of every state is the education of its youth," Diogenes suatu kali berpendapat demikian. Kelompok muda yang berkualitas bisa didapat melalui bangku pendidikan. 

Liputan6.com, Jakarta Pendidikan menjadi senjata yang mampu mengubah kehidupan seorang individu, bahkan suatu negara. Ketika Indonesia berproses menuju negara terpandang di dunia seperti yang diprediksi bakal terjadi pada tahun 2045, tentu sumber daya manusianya yang lebih dulu dipersiapkan. Dengan begitu, generasi emas yang didengung-dengungkan tidak hanya sekadar ucapan tanpa makna. 

Di Universitas Indonesia (UI), para pemuda ditempa dan dibekali pengetahuan. Perguruan tinggi ini menjadi kawah candradimuka yang menghasilkan lulusan berkompeten dalam berbagai bidang keilmuan. Sebagai perguruan tinggi terbaik di tanah air, tentu semua elemen di UI memberi sumbangsih bagi reputasi UI. 

Seperti predikat yang baru dicapai UI dari lembaga pemeringkatan global THE WUR 2024, sehingga memperkuat posisi UI sebagai kampus terbaik di Indonesia. Sepuluh keilmuan UI menduduki posisi teratas di Indonesia versi Times Higher Education (THE) World University Rankings (WUR) 2024 by Subject - tujuh di antaranya menduduki peringkat 1 di Indonesia. Jumlah tersebut naik dari tahun lalu, karena pada 2023 hanya ada tiga bidang ilmu UI yang menduduki posisi 1 di Indonesia. 

Ketujuh bidang keilmuan UI yang memperoleh peringkat 1 di Indonesia versi THE WUR 2024 by Subject adalah Arts and Humanities, Business and Economics, Clinical and Health, Engineering, Law, Life Sciences, dan Psychology. Sementara itu, UI menduduki peringkat 2 untuk bidang ilmu Computer Science dan Social Sciences, serta berada di peringkat 3 untuk Physical Sciences.

Di tingkat dunia, keilmuan Law menduduki peringkat 201–250, sedangkan Psychology berada di posisi 301–400. Adapun bidang ilmu Business and Economics dan Arts and Humanities menduduki posisi 401–500; Clinical and Health dan Social Sciences berada di peringkat 501–600; Engineering, Life Sciences, dan Computer Science menduduki peringkat 601–800; serta Physical Sciences ada di peringkat 801–1000.

Wajar jika nama UI semakin populer di dunia pendidikan karena track record yang sangat baik hingga ke level global. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan  UI Prof. Dr. rer nat Abdul Haris., M.Sc. mengatakan bahwa kontribusi mahasiswa ikut serta dalam menjadikan UI sebagai yang terbaik.

"Memang harus diakui bahwa nama besar UI tak lepas dari keberhasilan mahasiswa dalam menorehkan prestasi, baik akademik maupun non akademik. UI menyadari bahwa setiap mahasiswa memiliki keunikan dan bekal, tugas kami hanyalah memfasilitasi dan memastikan agar benih-benih dan potensi tersebut tumbuh optimal, dan memberikan dampak sebesar-besarnya bagi kebaikan dirinya dan orang di sekitarnya," kata Haris.

Menurutnya, UI ingin menjadi Guru Bangsa, yang berarti berpartisipasi aktif meningkatkan inklusi pendidikan dan memperluas akses bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan tinggi berkualitas. 

Menjadi Guru Bangsa berarti memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi mahasiswa untuk mengaktualisasikan diri, berkarya, dan mengabdi kepada masyarakat, bangsa, dan negara lewat berbagai jalur yang mereka gemari. Mahasiswa yang suka berorganisasi, dapat berprestasi lewat organisasinya dan, "Yang suka belajar, silakan berprestasi lewat riset dan temuannya."

Haris menambahkan, "Mereka yang suka berolahraga dan berkesenian, silakan berprestasi lewat kanal-kanal aktualisasi tersebut," ujarnya. 

"Predikat sebagai kampus terbaik di Indonesia adalah amanah dan kepercayaan, sekaligus tantangan untuk memotivasi kami di Universitas Indonesia menerapkan budaya continuous improvement, berusaha agar hari esok selalu lebih baik, alih-alih berpuas diri dengan capaian-capaian hari ini," ujar Haris. 

Ia tidak menampik bahwa nama besar UI tidak lepas dari keberhasilan mahasiswa dalam menorehkan prestasi, baik akademik maupun non akademik. Pada 2022 misalnya, dalam jangka waktu satu tahun, UI berhasil meraih 3.864 prestasi yang terdiri dari 2350 juara nasional dan 1514 juara internasional. 

"Artinya, mahasiswa Universitas Indonesia meraih rata-rata 322 prestasi dalam satu bulan dan 11 prestasi dalam satu hari. Untuk tahun 2023, masih kami lakukan proses rekapitulasinya yang akan segera kami ketahui pada akhir tahun, tetapi kurang lebih berada di angka yang sama atau lebih tinggi," kata Haris.

Selain itu, ada beberapa capaian outstanding yang berhasil dikantongi UI dari prestasi para mahasiswanya, yaitu mahasiswa FMIPA baru saja menjadi juara dua Society of Exploration Geophysicists (SEG) Challenge Bowl di Amerika Serikat, mahasiswa FT baru saja meraih best presenter dalam Loss Prevention Asia 2023 di Malaysia, mahasiswa Vokasi meraih emas pada cabang olahraga sepatu roda PON XX, mahasiswa FK menjuarai NUS Medical Grand Challenge di Singapura; dan lain-lain.

"Jadi ada ribuan lainnya yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu. Namun UI melalui Direktorat Kemahasiswaan sangat mendorong dan mendukung mahasiswa yang mau berkompetisi dan berprestasi di tingkat nasional atau internasional," ujar Haris. 

Bentuk dukungan dari UI untuk para mahasiswanya sangat kompleks. Bagi mahasiswa yang akan bertanding atau berkompetisi misalnya, UI membentuk semangat para para mahasiswanya dari jauh-jauh hari.

Sebelum kompetisi, UI menyediakan dosen pembimbing yang akan memberikan masukan dan melatih mahasiswa, mempersiapkan berbagai kompetisi yang hendak dihadapi. UI juga melakukan dukungan secara finansial atau memberikan pendanaan untuk pendaftaran, transportasi, dan akomodasi mahasiswa. 

Selama kompetisi, UI hadir mendampingi mahasiswa di medan laga, bahkan tak jarang UI menghadirkan rekan-rekan sebayanya untuk sama-sama menjadi supporter dan membangkitkan semangat mahasiswa. Sekaligus menanggung kebutuhan mahasiswa selama beraktivitas.

Setelah kompetisi, UI memberikan apresiasi tersendiri dalam kegiatan Malam Apresiasi Prestasi Mahasiswa, berupa sertifikat dan beasiswa, serta mengakui atau merekognisi prestasi-prestasi mahasiswa, sebagai bagian dari aktivitas belajar yang dapat dikonversi, ke dalam SKS melalui skema Merdeka Belajar Kampus Merdeka.

"Kami rasa hal tersebut di atas adalah bentuk-bentuk nyata dukungan kampus bagi pengembangan minat, bakat, dan prestasi mahasiswa," ujar Haris.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini