Sukses

Usulan Jokowi Jadi Ketum PDIP, Djarot: Kongres Masih Lama

Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan menggantikan Megawati Soekarnoputri. Mega juga diusulkan digeser sebagai Dewan Pembina.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diusulkan sebagai Ketua Umum PDI Perjuangan menggantikan Megawati Soekarnoputri. Mega juga diusulkan digeser sebagai Dewan Pembina.

Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengatakan bahwa kongres PDIP baru akan digelar pada 2025 mendatang. Dia menyebut, PDIP saat ini fokus mempersiapkan pilpres dan pileg 2024.

"Wah kongres yang lama, kongres kan 2025, jadi kita masih fokus untuk pada pileg dan pilpres," kata Djarot, saat ditemui di Gedung Nusantara II DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (3/10).

"Bagi kita lebih mulia dan lebih penting adalah pemenangan 2024," sambung dia.

Lebih lanjut, dia menjelaskan, dalam penentuan Ketua Umum PDIP terdapat mekanisme dan aturan yang sudah ditetapkan. Sehingga, tidak bisa langsung ditetapkan.

"Untuk kongres nanti 2025, untuk kongres itu ada institusi tertinggi partai dan yang menentukan itu adalah utusan bukan peserta, kalau PDIP itu utusan, utusan dari kongres itu dari DPC dan DPD, utusan itu membawa mandat dari yang dibawa, jadi masih dari bawah. Jadi itu nanti ya 2025," imbuh dia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Usulan Guntur

Sebelumnya, putra Presiden Soekarno, Guntur Soekarnoputra beropini, Jokowi perlu melanjutkan karir politiknya usai lengser sebagai presiden.

"Langkah Jokowi untuk menjadi Ketua Umum PDIP ini sangat dimungkinkan," tulis Guntur.

Dengan adanya usulan agar Jokowi menjadi Ketum PDIP tersebut, Guntur lantas menyebut Megawati bisa menjadi Ketua Dewan Pembina.

"Dalam hal ini, jika nanti disetujui Megawati akan menjadi ketua dewan pembina. Dapat saja kepada Megawati diberikan lagi hak prerogatif layaknya sebelumnya," ujarnya.

Sumber: Alma Fikhasari/Merdeka.com

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini