Sukses

5 Respons Kader hingga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri Terkait Kasus Budiman Sudjatmiko

Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus pun mengungkap alasan DPP PDIP belum melakukan pemecatan terhadap Budiman Sudjatmiko yang dianggap melanggar aturan partai karena mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Liputan6.com, Jakarta - PDI Perjuangan (PDIP) angkat bicara usai kadernya Budiman Sudjatmiko mendeklarasikan dukungannya kepada bakal calon presiden (capres) Prabowo Subianto. Padahal diketahui, PDIP mengusung Ganjar Pranowo sebagai bakal capres.

Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus pun mengungkap alasan DPP PDIP belum melakukan pemecatan terhadap Budiman Sudjatmiko yang dianggap melanggar aturan partai karena mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Salah satunya karena tidak ingin muncul narasi Budiman bak pahlawan karena dipecat sebagai kader PDIP. Terlebih fokus PDIP saat ini membahas survei elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai capres. Deddy menuding ada kesengajaan Budiman tidak mundur supaya dipecat PDIP. Budiman ingin menjadi seorang martir.

"Lagian biarin aja, karena kan dia tidak mau mundur, maunya dipecat biar dia kayak pahlawan. Padahal kan dia sudah tau kalau berbeda ya pilihannya cuma ada dua mundur atau dipecat, jadi ya dia supaya naik harganya bisa jadi kayak martir, naik harga pasarannya, dia maunya dipecat, enak aja," ujar Deddy kepada wartawan, Selasa 22 Agustus 2023.

Selain itu, Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri juga angkat bicara. Megawati memberikan arahan kepada para pengurus DPD PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 22 Agustus 2023.

Di hadapan para pengurus DPD PDIP Yogyakarta, Megawati sempat menyinggung nama Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko yang mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres).

"Seperti kasus Pak Budiman Sudjatmiko. Lah, bingungnya," kata Megawati yang tiba-tiba menyebut nama Budiman saat berbicara di depan para pengurus DPD Yogyakarta.

Berikut sederet respons PDIP usai nyatakan akan memecat Budiman Sudjatmiko setelah mendukung bakal capres Prabowo Subianto dihimpun Liputan6.com:

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

1. Sebut Budiman Sudjatmiko Maunya Dipecat Biar Kayak Pahlawan

Politikus PDI Perjuangan Deddy Yevri Sitorus mengungkap alasan DPP PDIP belum melakukan pemecatan terhadap Budiman Sudjatmiko yang dianggap melanggar aturan partai karena mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Salah satunya karena tidak ingin muncul narasi Budiman bak pahlawan karena dipecat sebagai kader PDIP. Terlebih fokus PDIP saat ini membahas survei elektabilitas Ganjar Pranowo sebagai capres.

Deddy menuding ada kesengajaan Budiman tidak mundur supaya dipecat PDIP. Budiman ingin menjadi seorang martir.

"Lagian biarin aja, karena kan dia tidak mau mundur, maunya dipecat biar dia kayak pahlawan. Padahal kan dia sudah tau kalau berbeda ya pilihannya cuma ada dua mundur atau dipecat, jadi ya dia supaya naik harganya bisa jadi kayak martir, naik harga pasarannya, dia maunya dipecat, enak aja," ujarnya kepada wartawan, Selasa 22 Agustus 2023.

Deddy memastikan bakal ada sanksi pemecatan terhadap Budiman. Bukti-bukti Budiman mendukung Prabowo Subianto sudah sangat jelas. Partai bisa mengambil mekanisme luar biasa untuk melakukan pemecatan.

"Ya kita pasti pecat, tapi kan bukan dia ngatur kita. Gimana bisa dia berkhianat sama orangtuanya terus minta tetap dapat warisan, kan enggak ada ceritanya itu," katanya.

 

3 dari 6 halaman

2. Tegaskan Budiman Seharusnya Ikuti Partai

Apabila Budiman tidak dipecat justru partai melanggar aturan organisasi sendiri.

Deddy mengatakan, Budiman kalau waras seharusnya mengikuti keputusan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung Ganjar Pranowo sebagai calon presiden.

"Itulah yang namanya orang yang tidak waras. Kalau dia waras, dia ideologinya Ibu Mega, ya dia ikutin dong keputusan Ibu Mega. Kan itu kelihatan banget dia sudah tidak waras, sudah tidak mengerti lagi hal yang baik, hal yang benar gitu," kata Deddy.

 

4 dari 6 halaman

3. Singgung Masa Lalu Budiman Bayari Utang

Deddy lalu menyinggung masalah utang Budiman Sudjatmiko. Kata Deddy, partai selalu membantu masalah utang pribadinya.

"Kita tidak mau reaktif, kita mau menunggu dia punya kebesaran hati, dia menghormati masa lalunya di PDI Perjuangan, karena bertahun-tahun dia di PDI Perjuangan itu kita bukan hanya masalah politiknya, masalah utang-utang pribadinya kita beresin, supaya menjaga nama baiknya," ujar Deddy.

Deddy menantang Budiman untuk mengakui kalau PDIP sudah banyak membantunya. Kata dia, utang pribadi Budiman yang dibantu tidak hanya senilai ratusan juta, tetapi miliaran.

"Suruh aja dia ngaku tuh apa saja yang sudah kita bantu urusannya, bukan urusan ratusan juta, miliaran. Belum lagi dia selalu beri panggung terhormat di partai, jadi pembicara, narasumber, segala macem, ya," katanya.

PDIP, kata Deddy, tetap memberikan tempat kepada Budiman setelah kalah pada Pileg 2019. Tetapi, saat itu PDIP tidak bisa memberikan jaminan Budiman akan mendapatkan kursi menteri.

"Setelah dia kalah di Pemilu 2019 dia menghilang, itupun selalu kita undang untuk menjadi narasumber di pelatihan, di mana, kita beri tempat. Jadi kalau dia dibilang tidak ini, yah kami tidak bisa menjamin dia menjadi menteri, itu kan hak prerogatif presiden," ucap dia.

 

5 dari 6 halaman

4. Beberkan Budiman Minta Jatah Tiga Bulan Jadi Menteri

Deddy buka-bukaan mengenai Budiman Sudjatmiko. Deddy menuturkan, Budiman pernah meminta jatah kursi menteri kepada partai, meski hanya untuk waktu tiga bulan.

"Dia datang ke kita minta dijamin untuk bisa dapat jatah kursi menteri, walaupun hanya tiga bulan," kata dia.

Namun, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menolak permintaan Budiman. Sebab, kursi menteri merupakan hak prerogatif presiden, partai tidak bisa memberi jaminan.

"Sama sekjen ditolak dong. Mana bisa menggaransi itu. Itu kan hak prerogatif presiden. Kita saja pun, hanya bisa merekomendasikan kepada Presiden Jokowi," kata Deddy.

Pernyataan itu muncul setelah PDIP mengultimatum Budiman Sudjatmiko untuk mundur sebagai kader atau dipecat. Karena Budiman telah menyimpang dari keputusan partai dengan mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden.

Saat ini, PDIP membebaskan Budiman untuk berdansa politik. Deddy tidak yakin nama Budiman menjadi faktor penentu kemenangan.

"Ya biarin aja dulu dia berdansa-dansa, apa namanya jadi penentu lah kalau di dalam kepalanya. Entah penentu apa? Dia aja nyaleg gagal," ucap Deddy.

 

6 dari 6 halaman

5. Megawati Akui Bingung

Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP) Megawati Soekarnoputri memberikan arahan kepada para pengurus DPD PDIP Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa 22 Agustus 2023.

Di hadapan para pengurus DPD PDIP Yogyakarta, Megawati sempat menyinggung nama Politikus PDIP Budiman Sudjatmiko yang mendukung Prabowo Subianto sebagai calon presiden (capres).

"Seperti kasus Pak Budiman Sudjatmiko. Lah, bingungnya," kata Megawati yang tiba-tiba menyebut nama Budiman saat berbicara di depan para pengurus DPD Yogyakarta, Selasa 22 Agustus 2023.

Namun, Presiden kelima RI itu menghentikan pembicaraan soal Budiman. Dia justru bertanya kapan dirinya harus menyudahi pidato dan melanjutkan kegiatan ke agenda berikutnya.

"Oh sebelum itu, kapan kita musti pergi ini," ucapnya.

Megawati lalu menceritakan dirinya sempat mendapat pertanyaan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi soal gambaran suasana Pemilu 2024. Megawati menjawab bahwa Pemilu 2024 akan seperti berdansa.

"Jadi Pak Jokowi setelah periode 1, begitu selesai periode 2, jadi saya ini dipanggil ditanya, 'Bu suasana nanti ketika akan Pemilu, kalau menurut Ibuk suasananya akan seperti apa'," ujar dia.

"Saya gampang aja, Pak (Jokowi). Bapak tau enggak kalau orang berdansa," sambung Megawati.

Menurut dia, Jokowi sempat bingung kaitan antara politik dan berdansa. Lalu, Megawati menjelaskan bahwa berdansa biasanya beramai-ramai dan kerap berganti-ganti pasangan layaknya politik.

"Gampang Pak, itu simbol, berdansa itu bisa sendiri, bisa duaan, bisa rame-rame, terus bisa slowmotion, gerakannya pelan. Ada rumba, ada rock and roll. Kalau udah ganti-ganti pasangan. Yang ini ganti sono, yang ini ganti sini," tutur Megawati.

"Terus beliau (Jokowi) sambil ketawa. Oh, saya paham Bu, paham," tandas Megawati.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.