Sukses

Selain Asupan Bergizi, Pola Asuh Orangtua Berperan Penting untuk Cegah Stunting

Marroli J Indarto mengatakan, selain mengonsumsi makanan bergizi dan menjaga kebersihan diri, untuk mencegah stunting pola asuh orangtua pun patut diperhatikan.

Liputan6.com, Jepara Ketua Tim Informasi Komunikasi Kesehatan Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), Marroli J Indarto mengatakan, selain mengonsumsi makanan bergizi dan menjaga kebersihan diri, untuk mencegah stunting pola asuh orangtua pun patut diperhatikan.

"Dalam hal ini, berbagai perilaku pola asuh pada bayi dan anak yang kurang baik harus dihindari karena dapat menyebabkan anak gagal tumbuh atau stunting," katanya.

Maroli mengungkapkan, beberapa perliaku semasa hamil dan berlanjut pada pengasuhan anak harus diperhatikan, seperti rendahnya pemahaman saat melakukan Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif hingga bayi berusia enam bulan.

"Selain itu, pemberian gizi seimbang yang tepat sangat menentukan tumbuh kembang anak," ungkapnya dalam diseminasi informasi dan edukasi percepatan penurunan stunting bertajuk Genbest Talk “Remaja Hebat, Kunci Generasi Sehat” di Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, Selasa (13/7/2023).

“Stunting harus diwaspadai karena dapat menyebabkan kemampuan kognitif anak tidak maksimal yang disertai perkembangan fisik terhambat,” jelas Maroli.

Dirinya juga menyebut, informasi terkait pola asuh orangtua kepada anak tidak hanya penting untuk diketahui oleh mereka yang sudah memiliki anak, namun saat masih remaja pun seharusnya sudah mengetahui informasi tersebut.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pola Asuh Orangtua Penting

Dokter Spesialis Anak, ST Andreas mengungkapkan bahwa pola asuh orangtua pada anak sangat penting diperhatikan untuk mencegah stunting.

“Stunting merupakan akibat dari kebiasaan dan pola asuh yang salah dari orangtua kepada anaknya. Kesalahan pola asuh untuk kebutuhan nutrisi dan gizi yang tidak tercukupi pada 1000 hari pertama,” ungkapnya.

"Dalam hal ini membiasakan mengasuh anak dengan gaya hidup bersih dan sehat adalah langkah awal yang tepat untuk menghindari anak dari bahaya stunting," jelas Andreas.

Ia juga menyebut bahwa kesadaran dan pemahaman anak muda terkait stunting sangatlah penting.

Jadi kenapa sih kita targetnya sekarang anak-anak muda, karena di tahun-tahun depan mereka yang akan memiliki anak dan berkeluarga, jadi mereka yang harus paham tentang stunting sehingga nanti mereka tidak menjadi orangtua yang memiliki pola asuh yang salah,” sebut Andreas.

3 dari 3 halaman

Faktor Penyebab Stunting

Selain itu, Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kabupaten Jepara, Muslimin memaparkan bahwa faktor penyebab tingginya angka stunting di Kabupaten Jepara adalah pola asuh, kebiasaan merokok orangtua, serta penyakit bawaan dari orangtua.

“Kontrol di Kabupaten Jepara yang paling dominan menyebabkan terjadinya stunting itu adalah pola asuhnya yang kurang baik, dampak keluarga yang merokok, dan yang lebih utama lagi penyakit penyerta dari ibunya atau orang tuanya”, paparnya.

Muslimin mengatakan bahwa kondisi ekonomi keluarga yang menuntut kedua orangtua untuk bekerja menyebabkan hilangnya peran orangtua.

"Hal inilah yang kemudian menyebabkan kurangnya perhatian akan gizi dan nutrisi pada tumbuh kembang anak. Untuk Kabupaten Jepara fenomena ini telah terjadi dalam 5 tahun terakhir," katanya.

Sebagai informasi, angka prevalensi stunting di Kabupaten Jepara berdasarkan Data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 sebesar 18,2 persen. Angka tersebut jauh di atas rata-rata Jawa Tengah sebesar 20,9 persen.

Selain itu, angka prevalensi stunting secara nasional mengalami penurunan sebesar 2,8 persen dari 24,4 persen pada tahun 2021 menjadi 21,6 persen di tahun 2022. Dan di tahun 2024 mendatang, pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting turun hingga 14 persen.

 

(*)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini