Sukses

HEADLINE: Puan Sebut AHY Masuk Bursa Cawapres Ganjar Pranowo, Serius atau Gimik?

Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali membeberkan sejumlah nama yang masuk dalam bursa bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024. Menariknya dari Sejumlah nama, Ada nama Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY), Lantas, Seperti Apa Peluangnya?

Liputan6.com, Jakarta - Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) kembali membeberkan sejumlah nama yang masuk dalam bursa bakal calon wakil presiden (cawapres) pendamping Ganjar Pranowo di Pilpres 2024.

Sejumlah nama yang disebut di antaranya Menko Polhukam Mahfud Md, Menteri BUMN Erick Thohir, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sandiaga Uno hingga Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.

Selain itu, Ada juga nama ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang turut meramaikan bursa cawapres PDI Perjuangan. Nama AHY masuk setelah disebut oleh Ketua DPP PDIP yakni Puan Maharani.

“Nama kan banyak ada 10. Kalau boleh saya sebutkan yang ada di media ada Pak Mahfud sudah masuk namanya. Pak Erick Thohir, Pak Ridwan Kamil, Pak Sandiaga Uno, Pak AHY, sopo lagi mas, Pak Airlangga, nama-nama itu ya masuk dalam peta yang ada di PDI Perjuangan,” kata Puan di sela-sela Rakernas III PDIP.

Masuknya nama AHY dalam radar PDI Perjuangan sebagai bacawapres Ganjar Pranowo lantas mengejutkan banyak pihak. Tak sedikit yang kemudian mempertanyakan alasan masuknya AHY dalam daftar bursa cawapres Ganjar tersebut.

Pasalnya, AHY sendiri selama ini selalu dinilai bertolak belakang dalam sikap politiknya dengan partai belogo banteng itu. Selain itu, AHY juga diketahui kerap mengkritik kebijakan pemerintah di era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Terkait hal itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto mengungkap alasan masuknya nama Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menjadi salah satu daftar bakal cawapres mendampingi Ganjar Pranowo. Hasto menyebut usulan AHY masuk untuk merangkul semua elemen politik.

“Ketika nama itu muncul mas AHY disampaikan Mbak Puan, spirit yang ada kan spirit dalam merangkul seluruh elemen politik. Kami memahami etika politik bahwa kerja sama antara partai NasDem, PKS, dan Demokrat memang sudah dilakukan. Tapi ketika ada masukan itu, ya menjadi tanggung jawab dari kami untuk disampaikan ke publik,” kata Hasto kepada Liputan6.com, Kamis (8/6/2023).

Hasto menyebut, meski ada perbedaan pandangan, semua seharusnya bisa didiskusikan, termasuk dialog antara PDIP-Demokrat yang menurutnya bukan hal mustahil.

“Meskipun ada perbedaan posisi politik itu suatu hal yang sangat penting. Karena politik ini harus membuka ruang dialog. Dari aspek eksternal lingkungan strategis kita, kita melihat bahwa antara Iran, dan arab Saudi, oleh campur tangan Tiongkok itu bisa bertemu sebagai dua negara yang selama ini bertikai, ternyata bisa melakukan perundingan,” kata Hasto.

Saat ditanya siapa yang mengusulkan nama AHY masuk ke daftar cawapres Ganjar, Hasto menjawab bahwa setiap parpol perlu membuat terobosan dan juga hasil dari komunikasi di DPR.

“Politik kan mencari suatu terobosan-terobosan,“ kata dia.

“Apalagi Mbak Puan Maharani dalam kapasitas sebagai ketua DPR RI, sehingga berkomunikasi dan berkoordinasi dengan seluruh fraksi itu merupakan keseharian kepemimpinan Mbak Puan dari situlah nama (AHY) itu muncul,” sambungnya.

Pengamat Politik Ujang Komarudin, menilai pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan (PDIP) Puan Maharani, soal nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk radar bakal cawapres Ganjar Pranowo sebagai gimik dan guyonan politik.

"Saya sih melihatnya kalau AHY jadi Cawapresnya Ganjar itu gimik aja, ga sungguh-sungguh, candaan politik kan ada guyonan karena ga mungkin air dan minyak bersatu. Ga mungkin oposisi dikasih peluang untuk Cawapres," kata Ujang kepada Liputan6.com, Kamis (8/6/2023).

Menurut Ujang, apabila AHY benar jadi cawapres untuk mendampingi Ganjar, maka PDIP akan menghadapi ancaman. Pasalnya, kata dia PDIP bisa berbalik arah oposisi jika Partai Demokrat berkuasa.

"Ketika posisi AHY dijadikan Cawapres, enggak banget lah, enggak mungkin banget masyarakat pun tahu itu sebuah guyonan dan kepura-puraan saja," ungkap dia.

Lebih lanjut, menurut Ujang pernyataan Puan ihwal AHY masuk bursa cawapres Ganjar, tidak akan mengoyahkan iman Demokrat dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) mengusung bakal calon presiden (Bacapres) Anies Baswedan.

"Enggak lah, nggak bakal menggoda imannya kok karena memang bukan sungguhan, jadi suatu kepura-puraan. Kalau sungguhan, ibaratnya AHY dikasih angin oleh PDIP jadi Cawapresnya Ganjar, ya Demokrat bisa mengudara lagi, berkuasa lagi, jangan-jangan nanti PDIP yang tenggelam," jelas dia.

"Jadi secara politik, terkait dengan persoalan itu ya hiburan saja lah tidak menggoda iman juga karena Demokrat kan paham itu bohong-bohongan aja, itu tipuan aja, tipu daya aja," sambungnya.

Selain itu, Ujang berpandangan pernyataan Puan juga tidak akan berdampak pada Koalisi Perubahan. Ujang meyakini, Koalisi Perubahan paham kebohongan-kebohongan yang ada di depan dan di belakang panggung politik.

"Jadi politik itu jangan membaca apa yang di depan, tapi baca yang di belakang. Jadi apa yang disampaikan Mbak Puan itu kita anggap sebagai sebuah guyonan, sebagai sebuah kenyataan dan dinamika politik," terang dia.

Demokrat, ujar dia, juga tidak akan tergoda untuk merapat ke PDIP. Mengingat, kata Ujang, sebagai parpol Demokrat mampu menjadi partai besar dan mendapat suara rakyat karena menjadi parpol oposisi pemerintah.

"Kalau sudah masuk dan mendukung PDIP suara Demokrat bisa rontok, bisa hancur dan belum tentu juga bisa menjadi Cawapresnya Ganjar itu," ucapnya.

Tak hanya itu, Ujang mengungkapkan dalam konstruksi dan kalkulasi politik, peluang Demokrat bergabung dengan PDIP atau Demokrat diberikan Cawapres dari PDIP tak masuk hitung-hitungan. Dia menyebut, hal tersebut sebagai sebuah jebakan dan rayuan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Demokrat dan PDIP Sulit Bersatu?

Senada, Direktur Parameter Politik Indonesia (PPI) Adi Prayitno menilai masuknya nama Ketum Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam bursa bacawapres Ganjar Pranowo hanya hore-hore demokrasi. Menurutnya, partai Demokrat sangat sulit untuk bersatu dengan PDI Perjuangan.

"Saya kira itu hanya hore-hore demokrasi saja agar Puan tak terus menerus ditanya siapa calon pendamping Ganjar. AHY salah satu yang disebut karena sering diberitakan di media berdasarkan hasil survei. Karena sangat tidak mungkin AHY jadi pendamping Ganjar," kata Adi kepada Liputan6.com, Kamis (8/6/2023).

Adi menganalogikan hubungan Partai Demokrat dengan PDI Perjuangan seperti minyak dan Air. Sehingga, Adi menyebut hubungan keduanya akan susah untuk berlayar bersama.

"AHY jadi cawapres Ganjar itu anggap saja pemanis demokrasi. PDIP dan Demokrat itu bagaikan minyak dan air yang sulit disatukan. Bahkan sampai kiamatpun sulit berkongsi," ujarnya.

Namun, Adi mengatakan, jika betul pernyataan Puan yang menominasikan AHY sebagai cawapres Ganjar, maka akan jadi gempa politik maha dahsyat. Menurutnya, Ada dua persitiwa besar yang mungkin terjadi.

"Pertama bisa dipastikan Anies gagal maju pilpres bukan karena dijegal, tapi ditinggal Demokrat. Kedua, ini jadi momen islah politik antara PDIP dan Demokrat, antara Megawati dan SBY," ucap Adi.

Selain itu, jika betul PDIP tertarik mengajak Demokrat berkoalisi, Adi mengibaratkan PDIP seperti membesarkan anak macan. Karena suatu waktu AHY bisa jadi figur penting yang bisa jadi lawan PDIP kembali.

"Seperti munculnya sosok SBY yang berlawanan dengan Megawati yang saat itu jadi Presiden," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Institute for Democracy & Strategic Affairs (IndoStrategic) Ahmad Khoirul Umam, menilai masuknya nama AHY dalam radar cawapres Ganjar Pranowo merupakan strategi PDIP untuk mengacak sinyal sekaligus untuk mengecoh lawan ditengah dinamika cawapres Koalisi Perubahan.

"Setidaknya ini (strategi) mengecoh lawan dan mengacak sinyal seiring dengan adanya dinamika cawapres di internal Koalisi Perubahan. Maka dengan disinggungnya nama AHY sebagai bagian dari cawapres Ganjar, saya pikir itu akan memunculkan dinamika sendiri di internal Koalisi Perubahan," kata Umam kepada Liputan6.com, Kamis (8/6/2023).

Selain itu, menurut Umam pernyataan Puan soal AHY bisa juga disebut sebagai proses penjaringan politik untuk mensimulasikan pasangan capres-cawapres dari PDI Perjuangan.

"Pernyataan Puan soal AHY bisa juga dibilang serius sebagai proses penjaringan politik. Dalam penentuan cawapres itu pasti mensimulasikan dan itu pasti semua (nama) dijaring dan semua dimasukkan (termasuk AHY)," ujarnya.

Kendati demikian, Umam mengatakan, soal ihwal masuknya AHY dalam bursa cawapres Ganjar seharusnya sudah bisa terbaca oleh Demokrat maupun Koalisi Perubahan, apakah hal itu memungkinkan atau tidak.

"Saya pikir teman-teman Demokrat sudah bisa mengukur mana yang visible mana yang tidak, mana tawaran yang sekiranya memungkinkan terjadi dan mana yang hanya sekedar lips service saja," pungkasnya.

AHY Beri Sambutan Positif

Sebelumnya, Ketua Umum (Ketum) Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menanggapi soal pernyataan Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PDI Perjuangan (PDIP) Bidang Politik dan Keamanan Puan Maharani yang menyebut namanya masuk radar bakal cawapres untuk Ganjar Pranowo. AHY mengaku menyambut positif pernyataan Puan.

"Saya pertama berterima kasih kepada siapapun yang menyebutkan bahwa AHY bisa diperhitungkan dan lain sebagainya, berpasangan dengan siapapun termasuk terakhir Ibu Puan Maharani menyampaikan ya bisa saja dengan Mas Ganjar Pranowo begitu," kata AHY.

Lebih lanjut, AHY menghormati sikap dan pernyataan siapapun mengenai dirinya terkait capres-cawapres untuk pemilihan presiden (Pilpres) 2024. Menurut dia, itulah arti demokrasi.

"Bagi saya demokrasi adalah ruang yang bebas, ruang yang luas untuk hadirnya gagasan-gagasan semacam itu," kata dia.

Dia mengaku bisa merasionalisasikan apapun yang disimulasikan oleh para entitas politik hari ini. Selain itu, lanjut dia Partai Demokrat masih terus membangun komunikasi dengan sejumlah partai politik (Parpol).

"Politik Indonesia memang harus cair, kita bukan politik pembelahan sebetulnya, bukan hanya ada dua partai utama seperti layaknya Amerika Serikat," ucapnya.

Sendada, Anggota Tim Delapan Koalisi Perubahan Sudirman Said, turut menyambut baik atas pernyataan Puan Maharani itu. Hal tersebut, kata Sudirman menunjukkan AHY punya kualitas mumpuni, hingga dilirik PDIP.

"Artinya kita enggak salah pilih. Kita memilih teman koalisi yang bermutu sehingga sebelah pun melirik anggota Koalisi kita," kata Sudirman di markas Koalisi Perubahan, Jalan Brawijaya X Nomor 46, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Sudirman Said menyebut, KPP tak mempersoalkan masuknya AHY dalam radar Cawapres Ganjar Pranowo yang digaungkan Politikus PDIP Puan Maharani. Justru, ujar dia, hal tersebut menjadi motivasi bagi KPP.

"Ini kita sambut positif sebagai sinyal bahwa berpolitik itu harus dengan senang hati bukan dengan ketegangan," kata dia.

Lebih lanjut, Sudirman menyampaikan bakal calon presiden (Bacapres) KPP Anies Baswedan sudah menentukan pasangan calon wakil presiden (cawapres) pilihannya.

Saat ini, lanjut dia Anies tengah mencari hari baik untuk mengumumkan cawapres untuk Pilpres 2024 mendatang.

"Sekarang nama itu sudah dipegang, di simpan oleh Pak Anies dan pada waktunya tentu akan diumumkan," ucapnya.

3 dari 3 halaman

Respons Partai Pendukung Ganjar Pranowo

Wakil Ketua Umum (Waketum) Partai Hanura, turut merespons pernyataan Puan Maharani, yang menyebut Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) masuk dalam salah satu bakal calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Ganjar Pranowo. Benny Rhamdani menilai, pernyataan tersebut hanya sekedar iseng.

"Ya, saya yakin Mbak Puan isenglah. Enggak mungkinlah AHY dipasangkan dengan Pak Ganjar," kata Benny di dilansir dari Antara.

Bahkan, lanjut Benny, pernyataan Puan Maharani yang menyebut AHY masuk menjadi salah satu dari 10 nama untuk dipertimbangkan mendampingi bakal calon presiden (capres) Ganjar itu hanya sebagai gurauan.

"Tapi, kalau Mbak Puan menyebut Mas (AHY), itu isenglah, guyonlah," tambahnya.

Menurut Benny, penentuan figur bakal cawapres untuk Ganjar akan ditentukan oleh PDI Perjuangan bersama dengan partai politik lain pendukung Ganjar pada Pilpres 2024.

"Pasti akan duduk bersama partai koalisi pendukung Pak Ganjar, karena enggak mungkin hanya ditentukan oleh salah satu partai yang berkoalisi," ucap Benny.

Benny pun tak menampik bila Hanura memiliki keinginan untuk mengusulkan nama kepada PDI Perjuangan yang dapat dipertimbangkan untuk berduet dengan Ganjar.

"Keinginan proposal pasti ada. Misalnya, PAN kemarin mengusulkan Pak Erick (Thohir), Hanura misalnya nanti siapa. Mungkin juga bisa Pak Erick, mungkin, atau Pak Mahfud MD, mungkin," tuturnya.

Namun, lanjut Benny, keinginan untuk menyodorkan nama tersebut belum dilakukan karena Partai Hanura menyerahkan hal itu kepada Ketua Umum DPP Partai Hanura Oesman Sapta Odang (OSO).

"Belum, karena kami menyerahkan semua pada ketua umum," katanya.

Sementara itu, Plt Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Muhammad Mardiono mengaku baru mendengar terkait nama Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono masuk dalam cawapres Ganjar Pranowo.

Selain baru mendengarnya, Mardiono pun menyebut, belum pernah ada diskusi terkait hal tersebut antara partainya dengan PDIP yang merupakan partai koalisinya.

"Saya juga baru dengar dan tentu belum pernah terdiskusikan antara PDIP dengan PPP, maka saya tidak akan memberikan komentar dalam hal yang dipertanyakan oleh rekan media tadi," kata Mardiono.

Ia menegaskan, terkait dengan nama AHY masuk cawapres Ganjar bukan merupakan domain dari partainya, melainkan partai yang mengumumkannya.

"Saya gini, domainnya karena itu adalah partai lain, sehingga saya tidak memiliki domain untuk menjawab itu. Karena kami hanya menjawab isu seputar yang selama ini terdiskusikan bersama PPP," pungkasnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.