Sukses

PAM Jaya Target Turunkan Tingkat Kebocoran Pipa 30 Persen di 2030

PAM Jaya menjelaskan bahwa kebocoran pipa di Jakarta disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya karena sambungan pipa ilegal hingga usia pipa yang sudah tua.

Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan Umum Daerah (Perumda) PAM Jaya menyebut punya target menyelesaikan masalah Non Revenue Water (NRW) atau kebocoran pipa menjadi sekitar 30 persen di 2030.

Pasalnya, Direktur Teknik Perumda PAM Jaya Untung Suryadi mengatakan kondisi pipa di Jakarta sepanjang 12 ribu kilometer (km) yang tertanam sejak 1992 itu saat ini mempunyai tingkat kebocoran sebesar 46 persen.

Hal ini disampaikan Suryadi dalam media gathering dengan tema mewujudkan kedaulatan air bagi warga Jakarta di Bandung, Jawa Barat, Kamis 24 November 2022 malam.

"Dengan tingkat kebocorannya kita sebutnya dengan NRW Non Revenue Water atau air tidak tertagih atau kebocoran pipa sebanyak kurang lebih 46 persen," kata Suryadi.

Suryadi menjelaskan bahwa kebocoran pipa di Jakarta disebabkan oleh banyak faktor. Salah satunya karena sambungan pipa ilegal hingga usia pipa yang sudah tua.

Oleh sebab itu, dia mengatakan, dalam pengajuan Penyertaan Modal Daerah (PMD) untuk 2023, salah satu yang akan dimaksimalkan PAM Jaya adala studi dan program penurunan NRW Tahap I.

"NRW ini disebabkan beberapa faktor, bisa karena sambungan ilegal, pembacaan meter yang tidak akurat, hingga terjadinya kebocoran karena usia pakai pipa," jelas Suryadi.

 

**Liputan6.com bersama BAZNAS bekerja sama membangun solidaritas dengan mengajak masyarakat Indonesia bersedekah untuk korban gempa Cianjur melalui transfer ke rekening:

1. BSI 900.0055.740 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)2. BCA 686.073.7777 atas nama BAZNAS (Badan Amil Zakat Nasional)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Pipa PVC

Lebih lanjut, Suryadi menyampaikan bahwa pipa yang ada saat ini dengan panjang 12 ribu km adalah pipa PVC yang apabila dalam usia pakai lebih dari 20 tahun akan berkurang kualitasnya.

"Ada 70 persen yang menggunakan pipa PVC ini. Selain itu, ada juga pipa-pipa lama yang sudah mulai korosi. Sudah teridentifikasi semua. Kalau layanan area timur itu diperlukan Rp 4 triliun, sementara di barat diperlukan sekitar Rp 8 triliun," jelas dia. 

Menurutnya, alokasi pengajuan PMD untuk penurunan kebocoran pipa di 2023 juga akan digunakan untuk menyusun studi pendahuluan membuat road map penurunan NRW yang disebutnya tidak mudah dan harus terencana.

"Sederhananya, membangun pipa baru itu lebih simpel dibandingkan proses perbaikan pipa yang sudah tertanam," ungkap dia.

3 dari 3 halaman

PAM Jaya Sebut Air Minum di Jakarta Tercemar E Coli dari Tinja

Sebelumnya, Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin menjelaskan penyebab tercemarnya air di DKI Jakarta oleh bakteri E. coli (Escherichia coli) yang berasal dari tinja. Menurut Arief air tanah di DKI Jakarta tereksploitasi secara berlebihan sehingga membuat lapisan tanah menipis.

“Karena tanah itu kan penyebabnya dimulai dari air tanah, air tanahnya itu eksploitasinya berlebihan, sehingga kemudian dalam lapisan tanah itu semakin tipis,” kata Arief Nasrudin ditemui usai Diskusi Mewujudkan Kedaulatan Air di Hotel Grand Cempaka, Jakarta Pusat, Senin, 14 November 2022.

Arief menyampaikan proses pencemaran itu menimbulkan korosi yang membuat cakupan air bersih di Ibu Kota mudah terkontaminasi. Khususnya, kata dia pada air yang ada di lapisan bawah tanah yang berdekatan dengan air septic tank.

“Pada saat korosi kan di rumahan itu ada septic tank dan sumur yang berdekatan. Jadi itu yang kemudian tidak ada batasan penguatan antara septitank dan sumur. Sehingga air mudah terkontaminasi yang ada di bawah tanah, air septic tank dan air bersih,” terang Arief.

Lebih lanjut, Arief menyampaikan bahwa di tiap rumah tangga terdapat septic tank dan sumur air yang letaknya berdekatan. Diperparah dengan tidak adanya batasan penguatan tabrakan dengan septic tank dan sumur.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.