Sukses

Jokowi: Siapapun Presiden Selanjutnya, Jangan Ekspor Bahan Mentah Lagi

Jokowi menyampaikan bahwa saat ini Indonesia digugat organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO) akibat pelarangan ekspor nikel mentah.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta presiden selanjutnya tak kembali melakukan ekspor bahan mentah. Dia mengatakan, Indonesia justru harus meningkatkan produksi bahan mentah.

"Siapapun nanti pemimpin, presiden konsitensi itu harus kita jaga dan terus kita tingkatkan, jangan kembali lagi ke ekspor mentah lagi. Hati-hati kita semua harus mengingatkan," jelas Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam Pembukaan Kongres XII Legiun Veteran RI di Balai Sarbini Jakarta, Selasa (11/10/2022).

Dia menyampaikan bahwa saat ini Indonesia digugat organisasi perdagangan dunia atau World Trade Organization (WTO) akibat pelarangan ekspor nikel mentah. Untuk itu, kata Jokowi, Indonesia tak boleh takut agar bisa menikmati kekayaan alam yang dimiliki.

"Kalau kita digugat dan kita mundur lagi kapan lagi kita bisa menikmati komoditas-komoditas dan kekayaan yang dimiliki oleh kita," ujarnya.

Di sisi lain, Jokowi menekankan bahwa saham PT Freeport saat ini mayoritas sudah dimiliki oleh Indonesia. Dia mengungkapkan, sebanyak 98 persen pekerja di PT Freeport saat ini juga merupakan warga negara Indonesia (WNI).

"Sekarang 98 persen (karyawan PT Freeport) itu adalah Indonesia. Dan yang saya senang lagi, 40 persen itu adalah Papua, masyarakat Papua," kata Jokowi.

Menurut dia, hal ini merupakan sebuah transformasi teknologi dan ekonomi yang jarang disadari masyarakat. Jokowi meyakini nilai tambah ekspor bahan mentah akan melompat apabila hal tersebut konsisten dilakukan dan tak takut menghadapi gugatan di WTO.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Jokowi: Blok Rokan Akan Beri Nilai Tambah

"Saya suruh ngitung kemarin ke Bu Menkeu, cobak hitung kita dari Freeport itu kita dapat berapa sih? Dulu ya dapat deviden 9 persen. Sekarang kita dapat devidennya 51 persen, dapat pajaknya jelas lebih besar dan dapat PNBP lebih besar," tuturnya.

"Kemudian dapat bea ekspor juga lebih besar. Setelah dihitung-hitung dari pendapatan mereka, kita 70 persen itu masuk ke negara. Dari yang sebelumnya hanya deviden 9 persen," sambung Jokowi.

Ia menuturkan Blok Rokan saat ini juga sudah dimiliki oleh Indonesia, usai 97 tahun dikuasai Chevron asal Amerika Serikat. Jokowi optimistis Indonesia mampu mengelola PT Freeport dan Blok Rokan dan memberikan nilai tambah.

"Saya yakin sekarang anak-anak muda kita, SDM-SDM kita, saya merasa sudah siap dalam pengambilalihan ini," pungkas Jokowi.

3 dari 3 halaman

Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal II Termasuk yang Terbaik di Dunia

Jokowi pun bersyukur, ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh 5,44 persen pada kuartal II 2022, ditengah kondisi dunia yang penuh ketidakpastian.

Bahkan, kata dia, pertumbuhan ekonomi Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia.

"Dengan ketidakpastian yang tadi saya sampaikan, kita harus tetap optimis. Harus optimis itu, tetapi hati-hati dan waspada. Karena apapun angka-angka yang kita miliki, Indonesia pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua kita termasuk yang terbaik di dunia, (tumbuh) 5,44 persen," jelas Jokowi saat menyampaikan sambutan dalam Peresmian Pembukaan Investor Daily Summit 2022 di JCC Jakarta, Selasa. 

Dia mengatakan tingkat inflasi di Indonesia juga masih terkendali setelah adanya kebijakan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM). Jokowi menyebut inflasi Indonesia yang saat ini berada di angka 5,9 persen masih jauh lebih baik dibandingkan negara lain.

"Kalau kita bandingkan dengan negara-negara lain, sekarang ini di Argentina sudah 83,5 persen, dengan kenaikan suku bunga sudah 3.700 basis poin. Kita inflasi 5,9 dengan perubahan suku bunga kita di 75 basis poin," ujarnya.

"Artinya, moneter kita masih pada posisi yang bisa kita kendalikan," sambung Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.