Sukses

Update Covid-19 Senin 13 Juni 2022: Positif 6.061.079, Sembuh 5.899.501, Meninggal 156.652

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Minggu 12 Juni 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Senin (13/6/2022) pada jam yang sama.

Liputan6.com, Jakarta - Masih terus dilaporkan di Indonesia adanya penambahan kasus positif, sembuh, dan meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Per data hari ini, Senin (13/6/2022), bertambah 591 orang positif Covid-19.

Dengan begitu, total akumulatif terdapat 6.061.079 orang di Indonesia sampai saat ini terkonfirmasi positif terinfeksi virus Corona yang menyebabkan Covid-19.

Sedangkan kasus sembuh bertambah 390 orang pada hari ini. Sehingga sampai kini total akumulatif ada 5.899.501 pasien berhasil sembuh dan dinyatakan negatif Covid-19.

Sementara itu kasus meninggal dunia pada hari ini ada penambahan 9 orang. Total akumulatifnya terdapat 156.652 orang meninggal dunia akibat virus Corona yang menyebabkan Covid-19 di Indonesia hingga saat ini.

Data update pasien Covid-19 tersebut tercatat sejak Minggu 12 Juni 2022 pukul 12.00 WIB, hingga hari ini, Senin (13/6/2022) pada jam yang sama.

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Republik Indonesia Budi Gunadi Sadikin mengungkapan, adanya subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang sudah terdeteksi di Indonesia menjadi penyebab kasus Covid-19 naik dalam beberapa pekan terakhir. Walau begitu, kenaikan kasus tidak melonjak.

Dalam hal ini, kenaikan kasus Covid-19 yang terjadi bukan dampak langsung dari libur panjang Lebaran 2022, melainkan penyebaran virus Corona baru. Kenaikan pasca libur tetap ada, tapi lebih disebabkan varian baru.

"Secara historis, kalau kita lihat kenaikan kasus itu bukan tiga hari sesudah Hari Raya, tapi kenaikan terjadi antara 27 hari sampai 35 hari sesudah Hari Raya besar, seperti Natal dan Lebaran. Kenaikan itu normal setiap kali ada perayaan hari besar, ya pasti ada kenaikan," ungkap Budi Gunadi usai Kick Off Integrasi Layanan Kesehatan Primer di Gedung Kementerian Kesehatan Jakarta pada Jumat, 10 Juni 2022.

"Kemudian, karena adanya varian baru Omicron BA.4 dan BA.5 yang kami kita identifikasi tadi malam, tapi kejadiannya (laporan masuk) bulan Mei 2022. Dari dua fakta tadi (dampak libur dan varian baru) ya memang ada kenaikan," sambung dia.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Kasus Covid-19 Kembali Naik

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada 4 kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 pertama yang dilaporkan di Indonesia pada 6 Juni 2022.

Keempat kasus terdiri dari satu orang positif BA.4 seorang Warga Negara Indonesia (WNI) dengan kondisi klinis tidak bergejala serta vaksinasi Covid-19 sudah dua kali.

Sisanya, 3 orang kasus positif BA.5. Mereka merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri (PPLN) delegasi yang menghadiri pertemuan 'The Global Platform for Disaster Risk Reduction' di Nusa Dua Bali, Bali pada 23 sampai 28 Mei 2022.

Adanya kemunculan Omicron BA.4 dan BA.5, Menkes Budi meminta masyarakat tidak perlu khawatir. Laju kenaikan kasus nasional masih lebih rendah dibanding Lebaran dan libur panjang tahun 2021.

"Yang saya ingin sampaian ke masyarakat ya enggak usah khawatir amat, kan kenaikannnya dari 100 ke 500 kasus. Kecepatannya kita lihat, dibanding Lebaran dan liburan tahun lalu, laju kenaikan masih jauh lebih rendah," terangnya.

"Kita ngukurnya pakai dua indikator tadi, yakni positivity rate-nya berapa, apakah sudah dekat pada angka 5 persen dan kita masih di angka 1 persen (secara nasional). Kalau DKI memang 3 persen-an, nah kita jaga yang DKI biar enggak naik," sambung Menkes Budi.

Positivity rate merupakan proporsi orang positif dari keseluruhan orang yang dites. Indikator selanjutnya adalah transmisi komunitas -- level penularan COVID-19 yang terjadi dalam suatu lingkungan tertentu.

Transmisi komunitas nasional berada di Level 1 dengan perhitungan 20 per kasus per minggu dari 10.000 penduduk.

"Yang penting waspada, tapi jangan berlebihan panik. Yang harus kita lakukan ya booster. Kedua, yang penting adalah protokol kesehatan tetap masker," pesan Menkes Budi Gunadi.

"Kalau udah di luar enggak apa-apa lepas masker, kalau lagi di dalam ruangan atau di luar ada kerumunan ya tetap pakai masker," jelas dia.

3 dari 4 halaman

Kata Jokowi Saat Kasus Covid-19 di Tanah Air Kembali Naik

Lantas, apa tanggapan Presiden Joko Widodo atau Jokowi perihal kembali naiknya kasus positif Covid-19 di Indonesia?

Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyebut kenaikan kasus Covid-19 akibat libur Lebaran 2022 masih dalam posisi terkendali. Jokowi pun telah meminta jajarannya untuk mewaspadai kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia.

"Jadi masih pada posisi terkendali. Meskipun kita tahu, saya sudah minta untuk diwaspadai ada sedikit kenaikan karena kemarin masalah tiga minggu atau sebulan yang lalu karena kita lebaran," jelas Jokowi kepada wartawan di Persemaian Rumpin Kabupaten Bogor Jawa Barat, Jumat 10 Juni 2022.

"Tapi saya kira kenaikan ini masih dalam posisi terkendali," sambungnya.

Kendati naik, dia mengatakan bahwa positivity rate Covid-19 di Indonesia masih berada di angka 1,03 persen. Angka ini masih jauh di bawah 5 persen yang merupakan ambang batas dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Pertama, positivity rate nya masih di angka 1,03, masih di bawah 5 persen. Kemudian juga laju transmisi ini juga masih di angka yang terkendali. Angkanya 20 per 100 ribu per minggu kasus dan kita masih berada di angka 1," jelas Jokowi.

4 dari 4 halaman

Perjalanan Kasus Corona di Indonesia

Kasus infeksi virus Corona pertama kali muncul di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, China Desember 2009. Dari kasus tersebut, virus bergerak cepat dan menjangkiti ribuan orang, tidak hanya di China tapi juga di luar negara tirai bambu tersebut.

2 Maret 2020, Presiden Joko Widodo atau Jokowi bersama Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan kasus Covid-19 pertama di Indonesia. Pengumuman dilakukan di Veranda Istana Merdeka.

Ada dua suspect yang terinfeksi Corona, keduanya adalah seorang ibu dan anak perempuannya. Mereka dirawat intensif di Rumah Sakit Penyakit Infeksi atau RSPI Prof Dr Sulianti Saroso, Jakarta Utara.

Kontak tracing dengan pasien Corona pun dilakukan pemerintah untuk mencegah penularan lebih luas. Dari hasil penelurusan, pasien positif Covid-19 terus meningkat.

Sepekan kemudian, kasus kematian akibat Covid-19 pertama kali dilaporkan pada 11 Maret 2020. Pasien merupakan seorang warga negara asing (WNA) yang termasuk pada kategori imported case virus Corona. Pengumuman disampaikan Juru Bicara Pemerintah untuk Urusan Virus Corona, Achmad Yurianto, di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat

Yurianto mengatakan, pasien positif Covid-19 tersebut adalah perempuan berusia 53 tahun. Pasien tersebut masuk rumah sakit dalam keadaan sakit berat dan ada faktor penyakit mendahului di antaranya diabetes, hipertensi, hipertiroid, dan penyakit paru obstruksi menahun yang sudah cukup lama diderita.

Jumat 13 Maret 2020, Yurianto menyatakan pasien nomor 01 dan 03 sembuh dari Covid-19. Mereka sudah dibolehkan pulang dan meninggalkan ruang isolasi.

Pemerintah kemudian melakukan upaya-upaya penanganan Covid-19 yang penyebarannya kian meluas. Di antaranya dengan mengeluarkan sejumlah aturan guna menekan angka penyebaran virus Corona atau Covid-19. Aturan-aturan itu dikeluarkan baik dalam bentuk peraturan presiden (perpres), peraturan pemerintah (PP) hingga keputusan presiden (keppres)

Salah satunya Keppres Nomor 7 tahun 2020 tentang Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Keppres ini diteken Jokowi pada Jumat, 13 Maret 2020. Gugus Tugas yang saat ini diketuai oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Doni Monardo ini dibentuk dalam rangka menangani penyebaran virus Corona.

Gugus Tugas memiliki sejumlah tugas antara lain, melaksanakan rencana operasional percepatan penanangan virus Corona, mengkoordinasikan serta mengendalikan pelaksanaan kegiatan percepatan penanganan virus Corona.

Sementara itu, status keadaan tertentu darurat penanganan virus Corona di Tanah Air ternyata telah diberlakukan sejak 28 Januari sampai 28 Februari 2020. Status ditetapkan pada saat rapat koordinasi di Kementerian Pemberdayaan Manusia dan Kebudayaan (PMK) saat membahas kepulangan WNI di Wuhan, China.

Kapusdatinkom BNPB Agus Wibowo menjelaskan, karena skala makin besar dan Presiden memerintahkan percepatan, maka diperpanjang dari 29 Februari sampai 29 Mei 2020. Sebab, daerah-daerah di tanah air belum ada yang menetapkan status darurat Covid-9 di wilayah masing-masing.

Agus Wibowo menjelaskan jika daerah sudah menetapkan status keadaan darurat, maka status keadaan tertentu darurat yang dikeluarkan BNPB tidak berlaku lagi.

Penanganan kasus virus corona (Covid 19) pun semakin intens dilakukan. Pemerintah melakukan berbagai upaya untuk mereduksi sekaligus memberikan pengobatan terhadap mereka yang terpapar Covid-19.

Berdasarkan situs covid19.go.id, sebanyak 140 rumah sakit di Tanah Air dijadikan rujukan untuk penanganan pasien Covid-19. Ada pula sejumlah tempat yang dijadikan rumah sakit darurat.

Salah satunya, pemerintah resmi menjadikan Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, sebagai rumah sakit darurat untuk pasien Covid 19. Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden Jokowi, Senin 23 Maret 2020. Begitu dibuka, Rumah Sakit Darurat Wisma Atlet Kemayoran langsung menerima pasien.

Ada pula Rumah Sakit Darurat di Pulau Galang, Kepulauan Riau. Pulau tersebut dulunya merupakan tempat penampungan warga Vietnam. Tempat tersebut telah dirapikan dan bisa menampung 460 pasien. Sejumlah tempat milik pemerintah lainnya juga dijadikan tempat isolasi pasien yang terpapar Covid-19.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.