Sukses

Ketum PBNU: Umat Dilarang Sepelekan 3 Aktor Kehidupan, Salah Satunya Pemimpin Negara

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan dalam Islam terdapat tiga aktor yang tidak boleh disepelekan umat Muslim.

Liputan6.com, Jakarta Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH. Yahya Cholil Staquf mengatakan dalam Islam terdapat tiga aktor yang tidak boleh disepelekan umat Muslim. Dia merinci, ketiga sosok tersebut adalah ulama (pemimpin agama), umara (pemimpin negara), dan ashdiqo (teman).

"Ketika salah satu dari tiga aktor tersebut disepelekan, maka akan merusak kehidupan pribadi dan kehidupan masyarakat secara umum," kata Gus Yahya dalam serial Inspirasi Ramadan bertajuk "Akhlak Menghormati Pemimpin" seperti dikutip dari channel Youtube BKN PDI Perjuangan, Senin (18/4/2022).

Gus Yahya melanjutkan, umat muslim juga dianjurkan untuk menerapkan ajaran tawadhu, yaitu mampu menempatkan diri dalam kehidupan bernegara, baik sebagai pemimpin atau orang yang dipimpin. Menurut dia, anjuran untuk taat dan menghormati pemimpin itu sepaket dengan anjuran untuk taat kepada Allah dan Rasulnya.

"Agama tujuan dasarnya itu untuk membangun dan merawat yang dinamakan tertib sosial. Tidak ada maslahat apapun di masyarakat tanpa adanya tertib sosial. Tertib sosial itu tidak bisa tidak membutuhkan kepemimpinan," jelas dia.

Karena itu, Gus Yahya berkeyakinan bahwa ada sebab dari seruan perintah taat kepada pemimpin masyarakat atau umaro atau ulil amri sepaket dengan taat kepada Allah dan Rasulnya. Hal ini karena soal nasib dan kemaslahatan orang banyak yang diemban sang pemimpin.

"Tidak boleh kita melakukan hal-hal yang mendorong orang untuk tidak taat kepada umara, mendorong orang-orang untuk menyepelekan umara, karena itu semua akan merusak tertib sosial dan itu berarti berpotensi mencelakakan masyarakat seluruhnya. Itu berarti mafsadah namanya, kerusakan, dan membuat kerusakan ini tidak diperbolehkan," tegas Gus Yahya.

Gus Yahya mewanti, jika satu dari tiga aktor yang tidak boleh disepelekan oleh umat muslim, maka tentu akan merugikan kehidupan manusia secara pribadi maupun juga kehidupan secara umum.

"Jika orang menyepelekan ulama, maka orang itu akan menyepelekan agama karena ulama ini panutan agama. Begitu juga umara, tidak bisa disepelekan karena akan merusak urusan dunia, karena urusan dunia ini penanggung jawabnya umara. Tertib sosial ini penanggung jawabnya umara. Begitu juga asdiqo, ini teman, tidak boleh disepelekan karena jika disepelekan bisa merusak kehormatan kita, karena teman biasanya tahu banyak rahasia kita, sehingga kalau kita sepelekan bisa membocorkan rahasia kita. Itu bisa celaka kan," Gus Yahya memungkasi.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Ulama Jadi Pengayom dan Mengasihi Umat

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf mengingatkan para ulama harus mampu mengayomi dan mengasihi umat. Karena mereka sejatinya adalah para cendekiawan yang mengemban tugas membimbing umat Islam menjalani kehidupan.

Oleh karena itu, Ketum PBNU yang populer dengan nama Gus Yahya mengajak para ulama tidak menciptakan kontroversi di tengah masyarakat yang kerap kurang bermanfaat untuk kepentingan umat.

"Dalam bahasa Arab Ta'rif, (kata) ulama yaitu sekelompok cendekiawan agama yang menekuni syariat Islam untuk membimbing umat," kata Gus Yahya saat memberi tausiah pada acara yang digelar Badan Kebudayaan Nasional (BKN) PDI Perjuangan sebagaimana dikutip dari siaran tertulisnya di Jakarta, Sabtu (9/4/2022)

Ia menyebut ada nilai dasar dalam memaknai ulama, yang disampaikan oleh Imam Al Ghazali, yaitu ketaatan dan ketakwaan kepada Allah SWT.

Ketaatan dan ketakwaan itu yang kemudian menjadikan seorang ulama tidak terjebak dalam kepentingan duniawi, karena mereka menjalani hidup untuk mendapatkan ridha Allah, kata Gus Yahya.

Dia juga mengingatkan umat Islam agar memilih ulama yang tepat untuk memperkuat keimanan.

"Dalam mencari guru atau ulama, selain memperhatikan aspek kognitif, juga perlu mengamati aspek rohani. Carilah guru yang mempunyai sanad (rujukan) kepada Rasulullah agar kita dapat belajar dengan jelas," kata Gus Yahya, seperti dikutip dari Antara.

Ia juga berpesan kepada umat Islam agar memilih ulama yang hidup dan pikirannya diabdikan untuk kemaslahatan umat, bukan untuk kepentingan duniawi dan pribadi.

"Jika ingin melihat ulama yang sesungguhnya, maka lihat (sikap) rahmahnya, kasih sayangnya kepada umat," kata dia lagi.

Gus Yahya memberi tausiah tentang Hakikat Ulama dan Keulamaan pada acara "Inspirasi Ramadhan" yang disiarkan oleh kanal YouTube BKN PDIP.

BKN PDIP selama Ramadhan tahun ini rutin mengundang sejumlah tokoh dan ulama untuk memberi siraman rohani dan membahas isu-isu keagamaan yang aktual.

3 dari 4 halaman

Ketum PBNU Sebut Momentum Ramadan Bisa Dipakai untuk Meneladani Gus Dur

Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengatakan, momentum Ramadan kali ini bisa untuk meneladani apa yang telah dilakukan oleh almarhum KH Abdurrahman Wahid atau akrab disapa Gus Dur.

Adapun ini disampaikan dalam serial Inspirasi Ramadan 2022 bertajuk 'Inspirasi Keteladanan Gus Dur' yang ditayangkan melalui akun Youtube BKN PDI Perjuangan, Selasa (5/4/2022).

Dia pun sempat mendampingi Gus Dur sebagai juru bicara kepresidenan. Menurutnya, almarhum merupakan seorang tokoh intelektual besar yang dibentuk oleh keluasan pengetahuan dan pengalaman hidupnya. Gus Dur dinilai sebagai seorang penjelajah di dalam ilmu karena ia mempelajari semua ilmu tidak hanya terbatas pada wawasan-wawasan islam.

Gus Yahya juga menilai, Gus Dur ditempa dalam pengalaman hidup dimana ia berhadapan dengan berbagai macam krisis terkait masalah-masalah besar yang dialami oleh umat islam, oleh bangsa dan negara. Maka, Gus Dur kemudian terbentuk menjadi seorang pemimpin yang sungguh-sungguh mencintai bangsa, mencintai umat, dan mencinta kemanusiaan.

"Kesan yang saya dapatkan adalah saya yakin sekali beliau itu waliyullah (wali Allah). Itu yang paling mendalam dan cara yang paling singkat mendeskripsikannya ketiak saya mendampingi beliau di Istana," kata dia.

Gus Yahya mengenang Gus Dur sebagai guru ya g mendidik generasi muda untuk berkontribusi untuk bangsa.

"Gus Dur dengan wacana-wacana yang beliau bangun, dengan ketekunan beliau untuk membina anak-anak muda seperti saya, itu berhasil mengubah mindset saya dan kawan-kawan generasi saya untuk berpkir cara lain, daripada melawan untuk menghancurkan, kenapa kita tidak menyumbang, berkontribusi untuk menyempurnakan saja? Ini prinsip mendasar dari Gus Dur," kata dia.

4 dari 4 halaman

BNPT dan PBNU Bersinergi Tanggulangi Masalah Radikal Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) bersama dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) terus memperkuat dan memperkokoh sinergisitas dalam upaya penanggulangan terorisme di Tanah Air.

"Terima kasih kami bisa bekerja sama dengan PBNU. Hasil dari pertemuan ini akan ada kerja sama yang lebih konkret antara BNPT dan PBNU," kata Kepala BNPT Komisaris Jenderal (Komjen) Polisi Boy Rafli Amar melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Selasa 29 Maret 2022.

Hal tersebut disampaikan Kepala BNPT usai menyambangi Kantor PBNU Jakarta. Kedatangan Komjen Polisi Boy Rafli Amar disambut langsung oleh Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf.

Pertemuan kedua pimpinan instansi tersebut membahas rencana kerja sama ke depan terutama dalam bingkai membangun peradaban Indonesia yang baik dan maju serta harmoni.

Boy menegaskan BNPT dan PBNU memiliki semangat yang sama dalam membangun peradaban Indonesia yang bebas dari paham radikal dan tindakan terorisme.

"Atas dasar itulah BNPT bersama PBNU sepakat saling bekerja sama untuk memperkokoh sinergisitas upaya penanggulangan terorisme maupun radikalisme di Indonesia," ujarnya yang dikutip dari Antara.

Sementara itu, Ketua Umum PBNU KH Yahya Cholil Staquf mengatakan salah satu prasyarat membangun peradaban Indonesia yang maju yaitu bebas dari paham radikal dan terorisme.

Untuk itu, sambung dia, kerja sama yang kuat dari segala pihak perlu terus dijalin demi penanggulangan terorisme di Tanah Air.

"Kami mendiskusikan upaya bersama BNPT dan PBNU untuk menanggulangi masalah radikal terorisme," kata Gus Yahya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.