Sukses

Bahaya Longsor, Warga Puncak Pass Dipaksa Mengungsi

Pergerakan tanah terus meluas. Bahaya longsor mengintai. Puluhan kepala keluarga yang masih bertahan di rumahnya di Kampung Puncak Pass, Desa Ciloto, Cipanas, Jabar, dipaksa untuk mengungsi.

Pergerakan tanah terus meluas. Bahaya longsor mengintai. Puluhan kepala keluarga yang masih bertahan di rumahnya di Kampung Puncak Pass, Desa Ciloto, Cipanas, Jabar, dipaksa untuk mengungsi.

Bahkan akibat pergerakan tanah, sejumlah rumah milik warga di kawasan tersebut dilaporkan mengalami rusak berat dan beberapa di antaranya nyaris ambruk.

"Sampai hari ini, sudah 147 kepala keluarga, 548 jiwa mengungsi ke tempat aman. Hari ini, kami terpaksa mengungsikan belasan kepala keluarga yang masih bertahan di rumahnya dengan berbagai alasan," kata Indra (36) salah seorang tim relawan BPBD Cianjur, Senin (21/1/2013).

Sebagian kecil masyarakat tersebut berdalih tidak memiliki tempat untuk menumpang dan takut rumah mereka dijarah. Sehingga mereka terpaksa diungsikan di sejumlah hotel dan Wisma Depsos yang dijadikan tempat penampungan di wilayah tersebut.

"Kita lakukan pendekatan terhadap masyarakat yang menolak mengungsi, karena ditakutkan pergerakan tanah yang mulai meluas dan sebagian besar mengalami retakan, bahkan di beberapa lokasi terlihat longsoran mulai terjadi," tutur Indra.

Rumah Retak

Sementara para pengungsi berharap bisa segera pulang ke rumahnya, meskipun tetap bisa melakukan aktivitas sehari-hari.

"Harapan kami dapat segera pulang dan pergerakan tanah berhenti. Untuk beberapa hari ke depan, kami memilih untuk mengungsi karena takut pergerakan tanah dapat mengancam keselamatan," kata Erni (39) salah seorang pengungsi.

Dia menuturkan, beberapa hari lalu rumahnya mengalami retak di bagian dinding. Namun hari ini, sebagian dinding rengkah (pecah-pecah melebar), termasuk lantai rumah yang mulai amblas.

"Ini baru pertama kali terjadi di kampung kami. Saya sudah tinggal di kampung ini sejak saya kecil dan sekarang sudah beranak tiga. Selama itu belum pernah terjadi pergerakan tanah separah ini," tutur Erni.(Ant/Sss)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini