Sukses

Pemerintah Diminta Terbuka soal Alur Distribusi Minyak Goreng

Sejumlah masyarakat di Indonesia masih mengalami kelangkaan untuk minyak goreng. Jika adapun, mereka harus mengantre demi mendapatkannya.

Liputan6.com, Jakarta Sejumlah masyarakat di Indonesia masih mengalami kelangkaan untuk minyak goreng. Jika adapun, mereka harus mengantre demi mendapatkannya.

Karena hal tersebut, Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) Raihan Ariatama meminta pemerintah bisa cepat menyelesaikan hal ini. Jangan sampai berlarut-larut terlebih akan segera memasuki bulan Ramadan.

"Pemerintah harus segera mengatasi persoalan ini. Jangan sampai terjadi pembiaran yang menyebabkan kelangkaan berkepanjangan," kata Raihan, dalam keterangan tertulis diterima, Minggu (13/2/2022).

Dia menuturkan, masalah minyak goreng ini menunjukkan pemerintah bergerak lamban. Karena itu, pihaknya menuntut transparan untuk alur distribusinya.

"Perbaikan dan transparansi alur distribusi, ketersediaan stok dan harga harus dilakukan dengan segera," jelas Raihan.

Dia melihat, intervensi pemerintah dengan subsidi harga, penerapan Harga Eceran Tertinggi (HET) dan operasi pasar belum berhasil mengatasi kelangkaan dan mahalnya minyak goreng.

Terlebih, turut ditemukannya penimbunan minyak goreng dalam jumlah yang besar, dan kebocoran minyak goreng yang dijual ke industri dan diekspor ke luar negeri karena harga pasar global lebih tinggi.

"Segera tindak tegas oknum-oknum yang terlibat menimbun minyak goreng, menjualnya ke industri dan mengekspornya ke luar negeri tersebut," kata Raihan.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ironi

Raihan menganggap, kelangkaan minyak goreng merupakan ironi di tengah Indonesia sebagai produsen dan eksportir minyak sawit mentah atau CPO terbesar di dunia.

Dia pun meminta Menteri Perdagangan Muhammad Luthfi dapat segera memperbaiki tata kelola minyak goreng, terutama di aspek distribusinya.

"Ketersediaan stock memang harus dipastikan ada, yang menurut Mendag aman untuk satu setengah bulan ke depan. Tapi realitas di lapangan berkebalikan, minyak goreng tetap langka dan mahal. Karenanya stock minyak goreng ini kan perlu dikawal dan diawasi distribusinya agar tidak terjadi banyak kebocoran," Raihan menandasi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.