Sukses

Wamemkes: Covid-19 Varian Mu Resisten pada Vaksin, Namun Penularan Lebih Rendah

Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada 31 Agustus lalu. Varian ini telah dikategorikan sebagai Variant of Interest (VoI) oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

Liputan6.com, Jakarta Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes), Dante Saksono Harbuwono mengatakan varian B1621 atau dikenal dengan varian Mu memiliki karakter resisten terhadap vaksin. Karakter ini diketahui berdasarkan pemeriksaan laboratorium.

"Tapi itu dalam konteks laboratorium, bukan dalam konteks epidemiologi," katanya dalam konferensi pers, Senin (6/9/2021).

Meski resisten terhadap vaksin, tingkat penularan varian Mu tidak sehebat varian Delta. Varian Delta memiliki tingkat penularan lebih tinggi daripada varian lainnya.

Dante menyebut sejumlah negara tetangga belum mendeteksi adanya varian Mu, seperti Singapura, Malaysia, Thailand, Filipina dan China. Indonesia sendiri telah melakukan pemeriksaan whole genome sequencing terhadap lebih dari 7.000 sampel, namun belum mendeteksi varian Mu.

"Mudah-mudahan varian Mu ini akan abortif seperti juga varian Lambda beberapa waktu lalu," tandasnya.

Varian Mu pertama kali ditemukan di Kolombia pada 31 Agustus lalu. Varian ini telah dikategorikan sebagai Variant of Interest (VoI) oleh Badan Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO).

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Tingkatan Pengawasan

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmizi mengatakan pemerintah mulai meningkatkan pengawasan di pintu masuk Indonesia, seperti bandara dan pelabuhan.

Pengawasannya berupa pemeriksaan whole genome sequencing kepada warga negara Indonesia (WNI) atau warga negara asing (WNA) yang memiliki riwayat perjalanan ke negara terjangkit varian Mu. Seperti Kolombia, Jepang, India, Hongkong, dan Ekuador.  

"Upaya lainnya masyarakat diimbau tetap disiplin prokes (protokol kesehatan) dan kurangi mobilitas," kata dia.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.