Sukses

Ahli Kesehatan Minta PPKM Darurat Dibarengi Peningkatan 3T

PPKM Darurat dinilai belum mampu menekan pertambahan kasus Covid-19 di Indonesia.

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (PP IAKMI) Ede Surya Darmawan mendesak agar upaya tracing, tracking, dan treatment (3T) diperkuat menyusul pemberlakuan PPKM Darurat. Dia menyebut, saat ini tidak terjadi peningkatan signifikan dalam penelusuran kasus kendati jumlah kasus harian Covid-19 terus meroket.

"PPKM Darurat itu belum mampu menekan pertambahan kasus, walaupun ternyata deteksinya tidak nambah gitu. Yang terjadi peningkatan adalah proporsi yang positif, itukan menyedihkan," ujar Ede kepada Liputan6.com, Selasa sore 13 Juli 2021.

Menurut Ede, yang diharapkan adalah deteksi kasus bertambah, sementara kasus positif tetap. Dengan demikian proporsi yang positif atau positivity rate-nya akan turun.

"Jadi PPKM Darurat itu selain menekan kasus, kita harapkan juga dibarengi dengan 3T-nya semakin gencar," harap dia.

Kasus harian Covid-19 di Tanah Air bertambah signifikan. Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 pada Selasa, 13 Juli 2021 melaporkan peningkatan kasus baru sebesar 47.899 kasus.

DKI Jakarta tercatat menjadi provinsi yang paling tinggi melaporkan angka pertambahan kasus, yakni 12.182 kasus.

Angka kematian harian pasien Covid-19 juga tak kalah banyak. Tercatat jumlah korban meninggal akibat Covid-19 mencapai 864 kasus. Jawa Tengah menjadi daerah paling tinggi mengalami penambahan pasien Covid-19 yang menyentuh angka 169 kasus.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

PPKM Darurat, Satgas Covid-19: Tingkat Kepatuhan Warga Menurun

Juru Bicara Satuan Tugas (Jubir Satgas) Penanganan Covid-19 Prof Wiku Adisasmito mengungkapkan, pada pekan ini, terjadi kenaikan jumlah kelurahan yang kepatuhan memakai masker warganya kurang dari 60 persen.

Pada pekan sebelumnya sebanyak 2.654 kel/desa, kini menjadi 3.455 kelurahan/desa. Dari jumlah tersebut paling banyak berasal dari Jawa Timur (569 kel/desa tidak patuh), Aceh (558 kel/desa tidak patuh), Jawa Barat (481 kel/desa tidak patuh), Jawa Tengah (270 kel/desa tidak patuh), dan Gorontalo (212 kel/desa tidak patuh).

"Ini menunjukkan bahwa semakin bertambahnya kelurahan/desa yang warganya abai dalam menjalankan protokol kesehatan," papar Wiku melalui keterangan tertulis, Selasa 13 Juli 2021.

Wiku mengingatkan, penanganan Covid-19 dengan meningkatkan fasilitas kesehatan mungkin saja dapat membantu penanganan pada orang yang sudah terinfeksi, namun tidak akan pernah cukup apabila orang yang terinfeksi jumlahnya terus meningkat dan tidak terkendali.

"Upaya jangka panjang, murah, dan paling cepat adalah dengan terus meningkatkan kedisiplinan dalam menjaga jarak, memakai masker dan menjaga kebersihan diri," terang dia.

Wiku menyebut, kapan pandemi ini berakhir ditentukan dengan seserius apa dalam berkomitmen untuk disiplin protokol kesehatan, serta ketegasan Pemerintah Pusat maupun daerah dalam menindak tegas pelanggarannya oleh individu, kelompok masyarakat atau institusi.

"Melindungi diri dan orang-orang terdekat sebenarnya sangat mudah dilakukan, yaitu dengan menolak kunjungan atau ajakan berkumpul yang berpotensi meningkatkan penularan, memanfaatkan sebaik mungkin apabila memiliki kesempatan untuk work from home (WFH) atau kerja dari rumah, sebisa mungkin tidak keluar rumah untuk keperluan yang tidak mendesak," terang dia.

Bagi yang terpaksa harus keluar rumah untuk bekerja, lanjut Wiku, mohon untuk menggunakan masker dengan baik dan benar, dan selalu mencuci tangan atau minimal membawa handsanitizer.

"Jangan membuka masker di tempat keramaian, apalagi pada saat berbicara dengan orang lain. Saya turut mendoakan semoga kita semua yang terpaksa tetap harus keluar rumah untuk bekerja agar selalu dilindungi oleh Tuhan Yang Maha Esa, dan diberikan kesehatan agar terhindar dari Covid-19," tegas Wiku.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.