Sukses

BNPB Beri Bantuan Rp 50 Juta Bagi Korban Bencana NTT yang Rumahnya Rusak Berat

Terkait belum ditetapkan bencana NTT masuk dalam bencana Nasional, Wagub Josef Nae mengatakan hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan, karena hanya status.

Liputan6.com, Jakarta Bantuan senilai Rp 50 juta akan diberikan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) kepada warga yang rumahnya mengalami rusak berat akibat dampak dari siklon Seroja di Nusa Tenggara Timur (NTT).

"Pemerintah akan memberikan bantuan senilai Rp 50 juta kepada masyarakat yang rumahnya rusak berat akibat bencana yang terjadi," kata Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi kepada wartawan di Kupang, Sabtu (10/4/2021) dilansir Antara.

Bantuan diberikan kepada warga yang tidak direlokasi dari rumah mereka akibat daerahnya tidak masuk dalam zona merah bencana alam.

Selain bagi rumah yang rusak berat, warga yang rumahnya mengalami rusak sedang juga akan mendapatkan bantuan senilai Rp 25 juta. Sementara, yang rusak ringan akan mendapatkan bantuan senilai Rp 10 juta.

"Sementara bagi korban bencana alam yang meninggal dunia akan diberikan bantuan langsung yang akan diberikan pemerintah pusat. Jumlahnya nanti akan disampaikan langsung oleh pemerintah," ujar Wagub. 

Terkait belum ditetapkan bencana NTT masuk dalam bencana Nasional, Josef Nae mengatakan hal tersebut tidak perlu dipermasalahkan, karena hanya status. 

"Saya mau tanya ke teman-teman apakah status itu mempengaruhi? Yang paling penting saat ini adalah bagaimana kita menanggapi secara keseluruhan segala peristiwa yang terjadi beberapa hari ini," ujar dia.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Pemerintah Beri Perhatian Serius

Menurut dia, status itu hanyalah status, karena beberapa hari terakhir pemerintah pusat memberikan perhatian serius kepada NTT khususnya kepada korban bencana. 

Kedatangan Presiden Joko widodo bersama dengan sejumlah menteri di NTT menunjukkan kepedulian pemerintah pusat kepada masyarakatnya.

"Saat ini yang paling penting adalah mengevakuasi korban bencana alam, contohnya di Adonara yang belum mau meninggalkan lokasi bencana dengan alasan karena daerah itu merupakan daerah warisan," tambah Josef. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.