Sukses

Penyebabnya Simpatisan Calon Wali Kota Makassar Ditikam di Palmerah

Kepada polisi, keempat pelaku penikaman yang telah tertangkap mengaku diberi upah Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta.

Liputan6.com, Jakarta - Direskrimum Polda Metro Jaya Kombes Pol Tubagus Ade Hidayat menjelaskan pemicu ketujuh orang melakukan penikaman terhadap simpatisan salah satu pasangan calon Walikota Makassar berinsial MM (42).

Bermula dari tersebarnya video di media sosial. Rekaman menampilkan sesuatu yang menjelek-jelekan pasangan calon Wali Kota dan calon Walikota Makassar yang menjadi pilihan MNN (50).

Tubagus tak mendetailkan, intinya video itu memantik emosi simpatisan dari lawan politik MM selaku korban.

"Penikaman merupakan rangkaian dari kejadian di Makassar. Korban (MM) awalnya merekam video yang dianggap melecehkan keppada seeorang dampak video itu mengakibatkan kemarahan bagi yang lain," kata dia di Polda Metro Jaya, Jumat (13/11/2020).

Tubagus mengatakan, MNN (50) memanfaatkan momen debat calwalkot dan Cawawalkot yang disengelarkan televisi swasta. MNN menyuruh enam orang rekan di Jakarta untuk menghabisi nyawa MM.

Kepada polisi, keempat pelaku penikaman yang telah tertangkap mengaku diberi upah Rp 500 ribu hingga Rp 1,5 juta. "Ide penusukan dari orang yang tinggal di Makassar. Sementara pelaksananya orang orang Jakarta," ucap dia.

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Ditikam Tiba-Tiba

Sebelumnya, Insiden penikaman ini terjadi di halte Palmerah Jakarta Pusat pada Sabtu (7/11/2020) sekira pukul 18.40. Ketika itu, MM hendak menyaksikan debat calon Walikota Makassar yang diselenggarakan oleh salah satu stasiun televisi.

Tiba-tiba seseorang menghunuskan senjata tajam ke bagian punggung. Akibat kejadian itu, MM harus mendapatkan perawatab medis di Rumah Sakit kawasan Kebon Jeruk.

Kepolisian memeriksa sejumlah saksi dan memutar rekaman CCTV untuk mengindetifikasi pelakunya. Ternyata, ada tujuh orang yang terlibat, dua diantaranya masih diburu.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.