Sukses

Perkembangan Vaksin Virus Corona di Indonesia

Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio menyampaikan, para ahli dan dokter masih terus berupaya meracik baik obat maupun vaksin untuk melawan virus Corona.

Liputan6.com, Jakarta - Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, Prof Amin Soebandrio menyampaikan, para ahli dan dokter masih terus berupaya meracik baik obat maupun vaksin untuk melawan virus Corona atau Covid-19.

"Vaksin masih belum banyak perkembangan yang bisa di-share. Kalau yang Covid itu sudah dilakukan beberapa ya di RSPAD. Tapi kalau di RS lain mungkin dalam waktu 1 hingga 2 minggu ke depan sudah akan dilaksanakan," tutur Amin saat dihubungi Liputan6.com, Kamis (14/5/2020).

Menurut Amin, monitoring perkembangan vaksin yang diberikan kepada pasien Corona sangatlah ketat. Dari situ, tim ahli akan terus menggali rumusan paling tepat dalam menemukan vaksin Corona Covid-19.

"Bukan uji coba. Sifatnya adalah berbasis penelitian pelayanan. Semua perencanaan, tindakan, laporan, itu harus dicatat dengan baik, harus dijadikan bahan evaluasi," kata Amin.

Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sendiri juga tengah bersiap menguji temuan vaksin virus Corona ke hewan, sebelum nantinya diuji klinis dan diproduksi massal jika berhasil. Namun, sejumlah negara ada juga yang menggunakan terapi plasma darah alias Convalescent plasma untuk menyembuhkan pasien Corona.

Prof Amin Soebandrio menegaskan, terapi plasma tidak bisa untuk mencegah. Teknik menyuntikkan plasma darah pasien Corona yang sudah sembuh ke orang yang masih terinfeksi hanya untuk proses penyembuhan.

"Plasma itu bukan untuk pencegahan, tapi plasma itu untuk pengobatan, tidak boleh dipakai untuk pencegahan. Jadi dia khusus di situ diambil dari donor darah yang sudah sembuh. Ya selanjutnya diberikan kepada mereka yang positifnya dalam kondisi kritis untuk mempercepat penyembuhan, Jadi bukan untuk pencegahan," jelas Amin saat dihubungi merdeka.com, Selasa 12 Mei 2020.

 

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Beda Plasma Darah dan Vaksin

Amin menjelaskan perbedaannya. Plasma darah, bersifat imunisasi pasif memberikan antibodi dari luar, sedangkan vaksin bersifat imunisasi aktif memberikan antibodi dari dalam.

"Yang kita memberikan vaksin itu supaya orang-orang bisa sembuh dan kemudian dapat memancing meningkatkan daya tahan tubuh," jelas Amin.

Amin menambahkan, pengobatan plasma darah ditujukan untuk pasien yang sedang kritis akibat virus Covid-19, terlebih harus menyesuaikan dengan antibodi di antara keduanya yang harus cocok.

"Setelah itu, kalau diberikan ke orang-orang yang sehat-sehat saja manfaatnya tidak terlalu banyak, Karena orang yang gejalanya ringan itu memiliki daya tahan tubuh sendiri," tuturnya.

Sementara itu, Amin menambahkan, pengobatan plasma darah tidak bisa dipakai untuk pengobatan massal, karena terbatas pada jumlah sampel donor darah yang tersedia.

"Nah plasma itu kan jumlahnya tidak terlalu banyak, kalau kita bandingkan orang yang sembuh. Misalnya ada 1.000 orang, tidak semuanya bisa menjadi donor kan. Jika semisal donor satu orang bisa dipakai untuk dua orang pasien saja, jadi jumlah maksimumnya cuma dua ribu. Maka dari itu kita dahulukan yang kondisinya kesehatannya kritis," ungkapnya.

Pengobatan ini sudah diuji coba kepada pasien di Indonesia. Presiden Joko Widodo atau Jokowi turut menyebut ada kemajuan signifikan terhadap penelitian terapi plasma darah untuk menemukan obat virus corona (Covid-19).

"Saya melihat sudah ada kemajuan yang signifikan dalam pengujian plasma. Yang rencananya ini akan dilakukan uji klinis berskala besar di beberapa rumah sakit," kata Jokowi saat memimpin rapat terbatas melalui video conference, Senin 11 Mei 2020.

"Juga stem cell untuk menggantikan jaringan paru yang rusak," sambungnya.

 

 

 

3 dari 3 halaman

Penelitian whole genome sequencing

Bukan hanya itu, Jokowi mengungkapkan kemajuan signifikan juga terjadi terhadap penelitian whole genome sequencing. Penelitian ini untuk mengamati secara detail jenis virus Corona yang menjangkit di Indonesia.

Jokowi berharap dengan penelitian ini, Indonesia bisa menuju tahap selanjutnya. Yakni menemukan vaksin corona yang sesuai dengan Indonesia.

"Ini tahapan yang sangat penting dalam menuju tahap berikutnya untuk menemukan vaksin yang sesuai dengan negara kita," jelasnya.

Kepala Negara meminta seluruh pihak mendukung hasil riset dan inovasi-inovasi yang ditemukan dalam rangka penanganan corona. Misalnya, dengan memudahkan proses perizinan.

"Proses-proses perijinan dilakukan cepat dan dan juga disambungkan dengan industri. Baik itu BUMN maupun swasta," tutur Jokowi.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.