Sukses

PSBB Jakarta, Restoran Ini Kemas Menu Tradisional Kalengan untuk Take Away

Warung makan dan restoran diizinkan untuk tetap beroperasi namun tak bisa makan di tempat, alias hanya diperbolehkan untuk 'take awa

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mulai hari ini Jumat, 10 April 2020 resmi menerapkan Pembatasan Sosial Bersekala Besar atau PSBB guna menekan penyebaran virus Corona.

Beberapa sektor industri diwajibkan untuk melakukan operasi dari rumah kecuali beberapa sektor seperti industri makanan dan minuman. Warung makan dan restoran diizinkan untuk tetap beroperasi namun tak bisa makan di tempat, alias hanya diperbolehkan untuk 'take away' di rumah.

Menyikapi hal itu, ide unik diinisiasi oleh Resto Kebon Rojo. Resto yang berbeda di bilangan Pesanggrahan, Jakarta Selatan ini mengemas produknya dengan kaleng sehingga konsumen bisa langsung membeli dan membawanya pulang untuk disantap.

Direktur Utama Resto Kebon Rojo Bambang Agus Riyanto mengungkapkan bahwa produknya itu mengusung makanan sehat yang berbasis pada olahan jamur. Utamanya jamur tiram.

"Jumur tiram diolah, jadilah produk yang kita inovasikan sebagai berbagai macam olahan seperti rendang, tongseng, ada soto Betawi, ada oseng, ada opor, semuanya dari jamur," jelas Bambang kepada Liputan6.com, Jumat (10/4/2020).

Kendati olahannya dalam kaleng, Bambang mengatakan bahwa produknya sama sekali tidak menggunakan bahan pengawet. Sistem pengawetannya hanya mengandalkan sterilisasi bahan makanan.

"Kita sudah punya teknologinya ya, teknologi pengalengan dengan suhu panas tinggi. Ada beberapa step-nya tuh sistem pengalengannya, ada sterilisasi, proses pengisian produknya. Terus sterilisasi kedua, pengepresan dan sterilisasi ketiga yang terakhir adalah pendingin," jelas Bambang.

 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Berdasarkan Riset

Bambang mengatakan, inovasinya ini bukan tercipta semalam saja. Ia sebelumnya telah melakukan riset beberapa tahun guna mengembangkan produk tersebut.

"Kurang lebih (kita) riset satau sampai dua tahun untuk pengalengannya. Jadi produk yang kita luncurkan itu memang sudah kita riset dulu ketahanannya gitu," paparnya.

Bambang mengatakan, produk olahan jamurnya itu bisa tahan hingga dua tahun. Namun di tanggal kadaluwarsa ia hanya menuliskannya sampai satu tahun sejak diproduksi.

"Jadi memang benar-benar dalam waktu satu tahun dua tahun produk ini kita buka, kita nikmati masih luar biasa enaknya," ungkapnya.

Bambang mengatakan, sebenarnya produknya ini telah lama dikembangkan bahkan sebelum wabah Covid-19 melanda. Ia mengaku produknya ini mendapatkan momentum saja dengan adanya wabah tersebut.

"Momennya saja bersamaan, kita sudah launching itu setengah tahun yang lalu. Cuman untuk konsumsi oleh-oleh di Jogja," katanya.

Menurut Bambang, produknya itu dijual dengan kisaran harga Rp 55.000 hingga Rp 65.000 dengan bobot bersih perproduk 150 gram hingga 300 gram. Bergantung jenis produknya.

"Sebenarnya bahan utama sama 150 gram, cuman ada tambahan material air, kuah dan lain-lain itu bobotnya naik jadi 300 (gram)," ujarnya.

Menurut dia, produknya ini begitu aman dikonsumsi bagi mereka yang memilih gaya hidup sehat. Pasalnya produknya merupakan olahan jamur yang rendah kolesterol yang cocok dikonsumsi oleh mereka yang lanjut usia.

Di samping itu, produknya juga cocok bagi mereka yang vegetarian yang menghindari makanan hewani.

"Ini buat yang vegetarian ya bukan vegan, kan beda vegetarian sama vegan," jelas dia.

Rencana Ekspor

Bambang juga mengatakan, produknya ini sudah ad rencana untuk diekspor ke Malaysia dan Singapura. Saat ini pihaknya sedang mempersiapkan dokumen-dokumen resminya.

"Sudah ada rencana ekspor dengan perusahaan di Malaysia dan Singapura. Dan mereka meyakini produk ini produk yang langka, memang di tempat lain tidak ada," katanya.

Di samping itu, Bambang mengatakan pihaknya telah bekerja sama dengan penyelenggara haji untuk konsumsi para jemaah haji Indonesia saat berada di Arab Saudi.

"Kemarin kita dealing MoU dengan penyelenggara haji dan umrah untuk memberikan bekal (jemaah haji)," tutupnya.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.