Sukses

Aksi Warga Rumpin Bogor Tebar Ikan Lele di Jalan Rusak

Warga mengaku sudah lima tahun lebih jalan sepanjang 2,5 kilometer rusak parah dan berlubang.

Liputan6.com, Bogor - Puluhan warga Warga Kampung Paser, Desa Sukamulya, Kecamatan Rumpin, Kabupaten Bogor ramai-ramai menangkap ikan di ruas Jalan Gunung Maloko, Minggu (1/3/2020) sore.

Selain menebar ikan, warga juga menanam pohon pisang di jalan rusak. Aksi tersebut merupakan bentuk protes supaya jalan penghubung antarkecamatan itu segera diperbaiki oleh pemerintah daerah.

Di jalan mirip kubangan kerbau itu sengaja diisi ikan lele. Hal itu pun kemudian menarik perhatian masyarakat sekitar untuk menangkap ikan lele dengan menggunakan jaring dan tangkap tangan.

Ridwan (49) salah satu warga Kampung Paser, Desa Sukamulya mengatakan, aksi menabur ikan dan menanam pohon pisang di jalan rusak merupakan aksi protes masyarakat agar ruas jalan kabupaten itu segera diperbaiki.

"Sudah lima tahun lebih jalan sepanjang 2,5 kilometer rusak parah dan berlubang. Saking rusaknya jalan, setiap musim penghujan seperti saat ini, kondisinya lebih mirip kubangan kerbau," ujar Ridwan.

Kondisi jalan rusak berlubang tentu saja sangat menyulitkan dan membahayakan pengguna jalan. Terlebih bagi anak-anak sekolah. Mereka terpaksa harus membuka sepatu kala berangkat ke sekolah.

"Kalau malam hujan, air masih menggenangi jalan rusak sampai pagi. Ya mereka harus buka sepatu, ditenteng sampai ke sekolah," ujar Junaedi Adhi Putra warga lainnya.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Jalan Rusak

Beberapa ruas jalan di Kecamatan Rumpin kondisinya tampak begitu menyedihkan. Sangat jauh berbeda dengan ruas jalan di wilayah tetangga, DKI Jakarta dan Tangerang, Banten.

"Disaat provinsi lain jalan bagus, kita sudah tahunan begini terus. Jangan anak tirikan kami. Kami juga butuh perhatian Pemkab Bogor minimal akses jalan diperbaiki biar ekonomi tumbuh dan berkembang," terangnya.

Menurut Putra, kerusakan Jalan Gunung Maloko akibat sering dilalui truk tambang yang melebihi tonase. Kondisi jalan semakin memprihatinkan ketika tidak ada perawatan maupun perbaikan.

Beberapa bulan lalu, pemerintah daerah atas desakan masyarakat setempat memberlakukan jam operasional truk tambang. Dengan tujuan untuk meminimalisir kecelakaan lalu lintas, mengurangi polusi udara, dan agar umur jalan lebih panjang.

"Jam operasional truk tambang sudah diberlakukan dan sekarang kami menunggu realisasi perbaikan jalan," terang Putra.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.