Sukses

6 Tokoh Kontroversi yang Masuk Pemerintahan Jokowi-Ma'ruf

Presiden Jokowi telah melantik menteri dan pejabat pemerintah untuk membantunya di Kabinet Indonesia Maju. Namun, ada beberapa pejabat yang menuai kontroversi.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah melantik menteri dan wakil menteri untuk mengisi kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024 pada Rabu, 23 Oktober 2019.

Para pembantu Jokowi itu berasal dari kalangan partai politik, profesional hingga TNI dan Polri.

Namun, beberapa menteri dan pejabat pemerintahan tersebut mengundang kontroversi publik.

Catatan Liputan6.com ada 5 pejabat pemerintah yang sempat menimbulkan kontroversi. Pasalnya, selain dianggap tak cocok menempati jabatan tersebut, ada pula yang pernah mendapat sanksi etik.

Berikut ini ulasan selengkapnya 5 pejabat pemerintah yang menuai kontroversi:

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 7 halaman

1. Prabowo Subianto

Prabowo Subianto saat ini menjabat sebagai Menteri Pertahanan di pemerintahan Jokowi-Ma'ruf Amin. Padahal, Prabowo merupakan satu-satunya rival Jokowi di Pilpres 2019.

Hal ini langsung menuai pro dan kontra di kalangan masyarakat. Namun, Jokowi punya alasan kuat untuk meminta Prabowo membantunya di bidang pertahanan.

"Ya memang pengalaman beliau kok, pengalaman besar beliau ada di situ," ujar Jokowi.

Walaupun Prabowo adalah rivalnya di Pilpres 2019, Jokowi menjelaskan saat ini Indonesia tidak ada oposisi dan hanya ada demokrasi gotong royong. Dia menjelaskan dengan memilih menteri kali ini akan menuju sebuah koridor yang semakin ke depan.

"Kita masih menuju kepada sebuah proses demokrasi dalam bernegara ke depan. Saya kira proses kematangan, proses berdemokrasi ini memang kita, semuanya masih dalam proses, tapi saya melihat itu menuju sebuah koridor yang semakin baik ke depan," ungkap Jokowi.

3 dari 7 halaman

2. Fachrul Razi

Salah satu yang dianggap kontroversi adalah Fachrul Razi. Dia dipilih Jokowi untuk menjabat sebagai Menteri Agama.

Fachrul menuai pro kontra lantaran satu-satunya Menteri Agama yang berasal dari militer dan tak memiliki latar belakang tergabung dalam basis keagamaan.

Ketua PBNU Robikin Emhas menyebut banyak kiai protes karena Presiden Jokowi menunjuk Fachrul Razi sebagai Menteri Agama.

Namun, Fachrul meminta agar pernyataan itu tak didramatisir. "Jangan bilang penolakan, kalian mendramatisasi. Enggak ada, enggak ada cerita penolakan. Dengan senang hati," ujar Fachrul di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Purnawirawan Jenderal TNI itu mengatakan bahwa dirinya dan para kiai memiliki misi yang sama, yaitu membangun bangsa dan umat menjadi lebih baik. Untuk itu, dia meyakini tak ada penolakan dari para kiai.

Fachrul sendiri tak menyangka akan ditunjuk sebagai Menteri Agama. Dia bertanya-tanya hal apa yang membuat Presiden Joko Widodo menunjuknya menjadi Menteri Agama.

"Saya mencoba menggali apa yang ada di pikiran Pak Jokowi, walaupun saya bertanya-tanya, meskipun tadinya isu yang saya dengar Pak Fachrul akan diangkat menjadi Menko Polhukam, pengganti Pak Wiranto. Itu isu yang saya dengar. Tiba-tiba jadi Menteri Agama. Saya coba pikir-pikir, kenapa ya? Apa ya yang ada di pikiran Pak Jokowi?" ujarnya.

Menurut Fachrul, dirinya diangkat sebagai Menteri Agama karena aktivitasnya yang kerap memberi ceramah terkait cara menangkal radikalisme dan mengajak masyarakat mengedepankan Islam yang damai. Kekhawatiran terkait radikalisme pernah disampaikan Jokowi kepadanya.

"Tapi memang beliau pernah bilang ke saya, 'Pak Fachrul, kalau radikalisme ini tidak segera bisa kita sisir, saya tidak bisa bayangkan bagaimana bangsa ini ke depan'. Apalagi saat kita berpikir untuk mengutamakan pembangunan sumber daya manusia," jelasnya.

Kendati bukan seorang kiai dan tidak berlatar belakang pendidikan agama dan pesantren, Fachrul mengatakan salah satu kelebihannya adalah dia dibesarkan di wilayah yang Islamnya sangat ketat, yaitu Aceh.

4 dari 7 halaman

3. Terawan

Dokter Terawan Agus Putranto ditunjuk Presiden Jokowi sebagai Menteri Kesehatan. Dia dianggap kontroversi lantaran pernah diberi sanksi pelanggaran kode etik kedokteran.

Sanksi tersebut diberikan lantaran praktik pengobatan stroke dengan metode cuci otak atau brain wash.

Namun, Jokowi menilai Terawan memiliki pengalaman manajemen anggaran dan personalia dalam sebuah lembaga. Keahlian Terawan bahkan disebut Jokowi bisa dirasakan langsung oleh masyarakat.

Hal inilah yang membuat Jokowi memilih Terawan sebagai Menkes periode 2019-2024. Jokowi juga menilai Terawan merupakan ketua dokter militer dunia yang tak perlu diragukan lagi.

"Saya melihat dokter Terawan memiliki kemampuan manajemen seperti itu. Kedua beliau juga ketua dokter militer dunia. Artinya apa, artinya track record beliau tidak diragukan," kata Jokowi di Istana Merdeka Jakarta, Kamis (24/10/2019).

Tak hanya itu, Terawan dinilai memiliki pengalaman di lapangan dalam menghadapi bencana dan ancaman-ancaman endemik. Sebab, wilayah Indonesia yang rawan bendana tak terlepas dari ancaman endemik.

"Saya lihat waktu beberapa kali saya undang orientasinya adalah preventif. Itu yang akan dititik beratkan. Artinya yang berkaitan dengan pola hidup yang sehat pola makan yang sehat olahraga yang sehat bukan titik beratnya pada mengurusi yang orang sakit. Tapi membuat rakyat kita sehat," ucap Jokowi.

5 dari 7 halaman

4. Nadiem Makarim

Dipilihnya Nadiem Makarin sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) sempat menulai kontroversi.

Sebab, bos Go-Jek tersebut tidak memiliki latar belakang politis dan tak punya pengalaman di bidang pendidikan. Dari segi usia pun, dia paling muda di antara menteri lainnya.

Jokowi mengaku memiliki beberapa pertimbangan memilih Nadiem sebagai Menteri Pendidikan. Salah satu alasannya, latar belakang Nadiem yang mendirikan perusahaan rintisan berbasis teknologi semacam Go-Jek.

Dengan begitu, Jokowi yakin Nadiem bisa menggunakan keahliannya di bidang teknologi untuk menerapkan standar Pendidikan yang sama bagi 300 ribu sekolah dengan 50 juta pelajar yang tersebar di seluruh Indonesia.

"Bayangkan mengelola sekolah, mengelola pelajar, manajemen guru sebanyak itu, dan dituntut oleh sebuah standar yang sama. Kita diberi peluang setelah ada yang namanya teknologi, yang namanya aplikasi sistem yang bisa membuat loncatan. Sehingga yang dulu dirasa tidak mungkin sekarang mungkin," kata dia.

Jokowi juga mengatakan Nadiem telah bercerita banyak hal kepadanya tentang apa-apa saja yang dikerjakan untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas.

"Ada peluang besar untuk, ada terobosan besar untuk melakukan itu. Itu kira-kira kurang lebihnya," ujar Jokowi.

6 dari 7 halaman

5. ST Burhanudin

Penunjukkan ST Burhanuddin sebagai Jaksa Agung 2019-2024 menuai polemik, sebab dia merupakan adik dari politikus PDIP, TB Hasanuddin. Namun, Presiden Joko Widodo atau Jokowi menjamin Burhanuddin akan profesional.

"Kenapa saya pilih Pak ST Burhanuddin sebagai Jaksa Agung. Pertama saya melihat dia dari birokrat. Orang internal yang memahami hal-hal di internal kejaksaan," kata Jokowi.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu mengungkapkan, dia telah beberapa kali berbincang dengan Burhanuddin. Dari pembicaraan itulah, Jokowi kepincut dengan penjelasan Burhanuddin soal pembenahan internal di Kejaksaan hingga pencegahan korupsi.

"‎Pak JA (Jaksa Agung ST Burhanuddin) bertemu dengan saya menyampaikan hal-hal yang berkaitan dengan proses perbaikan di internal dan pencegahan korupsi. Itu yang saya sangat tertarik," jelasnya.

Dia menilai berlebihan apabila penunjukkan Burhanuddin dikait-kaitkan dengan sang kakak yang merupakan Politisi PDIP. Selain profesional, Jokowi mengaku terpesona dengan penampilan ST Burhanuddin.

"Saya menjamin JA profesional, saya lihat penampilannya juga oke. Tegas tapi lembut," sambung Jokowi.

7 dari 7 halaman

Putri Tanjung

Putri Tanjung jadi sorotan usai namanya disebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk membantunya mengawal pemerintahan selama lima tahun ke depan.

Ditunjuknya Putri Tanjung sebagai staf khusus Presiden Jokowi menulai kontroversi karena disebut-sebut berbekal nama sang ayah, Chairul Tanjung. Namun dengan tegas, Putri Tanjung menolak anggapan tersebut.

"Saya memang suka dikaitkan dengan nama orang tua, tapi sejak usia 15 tahun saya sudah berkarya sendiri mendirikan Creativepreuner. Kami mengajarkan tentang branding dan kreatif,” kata Putri Tanjung.

Prestasi lainnya, yakni soal status Putri Tanjung yang menjabat sebagai staf khusus Presiden Jokowi termuda. Hal tersebut diumumkan Presiden Jokowi di Istana Negara, Jakarta Pusat, Kamis (21/11/2019).

"Putri Indahsari Tanjung, umur masih sangat muda 23 tahun. Saya kaget 23 tahun," ujar Presiden Jokowi.

Putri Tanjung yang diundang bersama enam anak muda terpilih lainnya mengaku bersyukur lantaran dipercaya menjadi salah satu staf khusus Presiden tahun ini. "Alhamdulliah saya bersyukur banget di umur 23 ini bisa menjadi staf khusus, terima kasih Pak Jokowi," Putri Tanjung mengakhiri.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.