Sukses

Mundur dari Kepala Dinas Pariwisata, Intip Fakta-Fakta Edy Junaidi

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan (Disparbud) DKI Jakarta Edy Junaidi dikabarkan mundur per Kamis, 31 Oktober 2019.

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan (Disparbud) DKI Jakarta Edy Junaidi mengundurkan diri dari jabatannya. Hal tersebut dibenarkan Sekretaris Dispar Asiantoro.

Edy Junaidi dikabarkan mundur per Kamis, 31 Oktober 2019. Ia mundur dari jabatannya sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan, lalu meminta jabatan staf saja.

Mundurnya Edy juga sudah dibenarkan oleh Sekretaris Dispar Asiantoro.

"Tadi ya ngomong gitu (mundur) sama saya,"katanya saat dihubungi, Jumat (1/11/2019).

Sebelumnya, beberapa waktu lalu rancangan anggaran DKI Jakarta dari Dinas Pariwisata membuat heboh. Tepatnya terkait anggaran sebesar Rp 5 miliar hanya untuk membayar 5 influencer pada 2020.

Apakah mundurnya Edy Junaidi sebagai Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan DKI Jakarta terkait dengan anggaran influencer tersebut? Berikut ulasannya:

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 6 halaman

Kabar Mundurnya Dibenarkan

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaaan DKI Jakarta Edy Junaidi dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya. Hal tersebut dibenarkan Sekretaris Dispar Asiantoro.

"Tadi ya ngomong gitu (mundur) sama saya,"katanya saat dihubungi, Jumat (1/11/2019).

Asiantoro mengaku belum mengetahui pasti alasan Edy Junaidi mundur dari jabatannya. "Enggak tahu alasannya,"ucapnya.

Asiantoro menyebut penjelasan mengenai mundurnya Edy dapat dikonfirmasi pada Edy Junaidi langsung pada Senin mendatang. "Senin nanti saja," katanya.

 

3 dari 6 halaman

Minta Jadi Staf

Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) DKI Jakarta Khaidir mengatakan, surat pengunduran diri Edy diajukan pada 31 Oktober 2019 kemarin.

"Benar mundur, per 31 Oktober 2019. Disampaikan kepada gubernur melalui Pak Sekda," kata Khaidir saat dikonfirmasi, Jumat (1/11/2019).

Khaidir menyebut alasan Edy Junaidi mundur dan meminta menjadi staf biasa dari Disparbud.

"Dia hanya menyatakan mengundurkan diri dari jabatannya dan jadi staf di anjungan dinas pariwisata," ucapnya.

Karena Masalah Anggaran Influencer?

Diketahui, beberapa waktu lalu rancangan anggaran DKI Jakarta dari Dinas Pariwisata membuat heboh. Tepatnya terkait anggaran sebesar Rp 5 miliar hanya untuk membayar 5 influencer pada 2020.

Kelima influencer itu akan diminta mempromosikan pariwisata dan kebudayaan DKI Jakarta kepada warganet yang menjadi pengikutnya (followers) di media sosial.

Belakangan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta, sudah dicoret anggaran tersebut. Khaidir membantah alasan Edy Junaidi mundur karena kasus tersebut.

"Enggak mungkin sejauh itu soal influencer," tegas Kepala BKD DKI Jakarta Khaidir.

 

4 dari 6 halaman

Anggaran Influencer Sudah Dicoret

Rancangan anggaran belanda DKI Jakarta kembali menjadi sorotan. Salah satunya, terkait anggaran sebesar Rp 5 miliar untuk honor lima influencer di 2020.

Para influencer diminta mempromosikan pariwisata dan kebudayaan DKI Jakarta kepada warganet yang menjadi pengikut atau followers di media sosial.

Sekretaris Dinas Pariwisata dan Kebudayaan DKI Jakarta Asiantoro mengatakan, usulan anggaran dalam Kebijakan Umum Anggaran-Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 tersebut sudah dicoret.

Bahkan, ia mengklaim sudah menghapus anggaran itu sebelum ada kehebohan di media maupun media sosial.

"Sudah dihapus itu, dicoret dari awal Oktober. Sebelum rame sudah dihapus,"katanya saat dikonfirmasi, Jumat (1/11/2019).

Ia menyebut alasan pencoretan bukan karena desakan masyarakat di media sosial, melainkan demi efisiensi anggaran.

"Kita efisiensi, di semua (komponen anggaran) yang bisa dikurangi atau coret," katanya.

Fakta kedua adalah anggaran Rp 5 miliar itu bukan untuk honor, melainkan untuk berbagai event dan pembuatan konten atau video promosi pariwisata.

"Itu kegiatannya banyak, itu salah. Bukan buat honor. Ada event, ada buat video panjang. Apa ya buat konten dan lain lain,"jelasnya.

Lantaran anggaran sudah dicoret, Dispar menurut Asiantoro, akan memanfaatkan media sosial milik Pemprov dan Dispar sendiri.

"Sekarang dinilai belum perlu (bayar influencer), kita pakai media sendiri juga banyak (follower)," tandasnya.

 

5 dari 6 halaman

Sempat Gandeng Sutradara Hollywood Promosikan Jakarta

Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta mempromosikan Ibu Kota melalui video promosi wisata yang berjudul Vibrant Jakarata. Video yang berdurasi kurang lebih 2 menit ini menampilkan berbagai sisi dari Jakarta.

Pantauan Liputan6.com, saat video diputar mulai ramainya lalu lintas di Jakarta hingga gedung bertigkat, infrastuktur baru, keragaman budaya hingga suasana kebersamaan masyarakat pun ditampilkan.

"Video Vibrant Jakarta adalah video pariwisata internasional yang menampilkan berbagai sisi Jakarta," kata Kepala Disparbud DKI Edy Junaedi, Jumat, 21 Juni 2019.

Dalam video tersebut juga menampilkan Jakarta Internasional Velodrome, Equestrian Park, kereta MRT, Bundaran Hotel Indonesia, Terowongan Kendal, dan JPO Gelora Bung Karno (GBK).

Selain itu juga menampilkan sisi Masjid Istiqlal, Gereja Katedral, Pura Adhitya Jaya, Vihara Petak Sembilan, Ancol, hingga Kampung Berseri RW 1 Sunter, Jakarta Utara.

"Akhir tahun 2022 Pak Gubernur menginginkan jumlah wisman ke Jakarta dapat menyentuh angka 5 juta orang," ucapnya.

Edy menjelaskan, proyek video itu akan dipimpin oleh sutradara sejumlah film Hollywood asal Indonesia, Livi Zheng.

Untuk menggarap video itu, menurut Edy, Livi Zheng membutuhkan waktu kurang lebih tiga minggu. Dia berharap, kemunculan video itu dapat menampilkan sisi lain lain Jakarta selain persoalan kemacetan lalu lintas, yang justru lebih dikenal masyarakat luar negeri.

"Ternyata Jakarta menyimpan banyak keseruan, mulai dari makanan kaki lima, budaya, dan museum," jelasnya.

Edy mengharapkan peluncuran video itu dapat meningkatkan turis mancanegara hingga 2,9 juta setahun pada 2019. Sebab pada tahun sebelumnya, jumlah turis ke Jakarta mencapai 2,8 juta pada 2018.

Rencananya, video tersebut akan diputar diberbagai kegiatan di luar negeri. Mulai dari Singapura, Inggris, Norwegia, Jepag dan negara lainnya.

 

6 dari 6 halaman

Buat Anggaran Museum Rp 900 Miliar

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Edy Junaedi berharap, pariwisata di Jakarta bisa bangkit, khususnya untuk wisata museum. Sebab, jumlah pengunjung museum masih terbilang sedikit.

Edy pun berharap, anggaran Dinas Pariwisata tahun depan bisa sama dengan tahun sebelumnya guna mendukung program yang ada.

"Tahun depan, total anggaran Dinas Pariwisata Ekonomi Kreatif belum diketokkan, masih proses ya. Estimasi harapannya sama lah, sekitar 900 miliar. Tahun ini kan sekitar 900," ujar Edy di Museum Tekstil, KS Tubun, Jakarta Barat, Jumat, 23 Agustus 2019.

Nantinya, anggaran tersebut juga akan digunakan untuk membangkitkan pariwisata museum, yaitu melalui perbaikan sarana dan prasarana destinasi, pengadaan event, dan promosi acara.

Menurutnya, bila ketiga hal itu terpenuhi, maka jumlah pengunjung bisa meningkat. Edy mengatakan, yang selama ini jadi kendala adalah kurang dilakukannya salah satu dari ketiga hal tersebut.

"Destinasinya tuh sarana prasarananya diperbaiki, dilengkapi, ditingkatkan, dibuat nyaman gitu kan. Lalu di museum juga kalau sudah nyaman tapi eventnya nggak ada, ya orang nggak datang," kata Edy.

"Sudah dua-duanya ada, promosi. Kadang bagus tapi promosinya kurang. Ya nggak ada yang datang juga. Tiga hal itu harus sama-sama," Edy menandaskan.

Edy menambahkan, selama ini pihaknya selalu gencar mempromosikan acara lewat media sosial Instagram Jakarta Tourism @jakarta_tourism.

"Event-event di Jakarta itu selalu setiap akhir bulan kita posting, ini eventnya tiap minggu ada. Bukan cuma yang diselenggarakan oleh Pemda, Pemprov, tapi juga oleh swasta," ujar Edy.

"Banyak yang bagus-bagus. Bahkan jauh lebih banyak di teman-teman private ya, mereka punya acara yang luar biasa gitu ya," imbuh dia.

Selain itu, pihak Dinas Pariwisata juga sudah mengupayakan digitalisasi museum. Hal ini untuk meningkatkan minat pengunjung.

"Sudah, sejarah Jakarta sudah mulai, yang koleksinya sudah kita digitalisasi perlahan. Karena banyak ya," Edy menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.