Sukses

Drama Jelang Pengumuman Nama Menteri Jokowi Jilid II Vs Jilid I

Rupanya, drama Tetty Paruntu gagal jadi menteri pernah terjadi jelang pengumuman menteri Kabinet Kerja Jilid I.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi sudah memanggil satu per satu tokoh jelang pengumuman nama-nama menteri Kabinet Kerja Jilid II.

Mereka yang dipanggil Jokowi mulai dari kalangan profesional, pengusaha, maupun kader partai politik. Para calon menteri ini dipanggil ke Istana Kepresidenan sejak Senin, 21 Oktober hingga Selasa, 22 Oktober 2019.

Dari salah satu kader partai politik yang dipanggil, ada satu perempuan cantik hadir ke Istana pada hari pertama pemanggilan calon menteri pada Senin, 21 Oktober 2019.

Ia adalah Bupati Minahasa Selatan Christiany Eugenia Paruntu atau Tetty Paruntu. Namun belakangan, Tetty Paruntu disebut gagal menjadi menteri Jokowi.

Tetty pun angkat bicara. Karena belakangan beredar kabar, ia datang ke Istana tanpa panggilan Jokowi.

Menurut Tetty, kedatangannya ke Istana sesuai panggilan Menteri Sekretaris Negara Pratikno pada Minggu, 20 Oktober 2019 pukul 22.27 WIB via WhatsApp.

Tetty yang juga Ketua DPD I Partai Golkar Sulawesi Utara itu tiba di Istana pukul 10.00 WIB pada Senin, 21 Oktober 2019.

Sesuai petunjuk Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Tetty diminta berkordinasi dengan Kepala Biro Protokol, Pers, dan Media, Sekretariat Presiden Bey Triadi Machmudin untuk mendapat akses masuk Istana.

Hari itu agenda Jokowi menerima dan berkenalan dengan calon anggota Kabinet Kerja Jilid II. Tak ayal, kehadiran Tetty Paruntu di Istana mendapat perhatian khusus.

Setelah menunggu di ruang tamu satu jam lebih, sekitar pukul 11.30 WIB protokol Istana menemuinya. Dia terlebih dahulu diminta mengisi formulir dan menandatangani Pakta Integritas yang berisi beberapa hal.

"Pertama, tidak tersangkut kasus hukum. Kedua, kewarganegaraannya tidak berstatus ganda (dwikewarganegaraan). Itu antara lain. Semua pertanyaannya saya jawab dan tanda tangani," ujar Tetty Paruntu.

 

 

* Dapatkan pulsa gratis senilai Rp10 juta dengan download aplikasi terbaru Liputan6.com mulai 11-31 Oktober 2019 di tautan ini untuk Android dan di sini untuk iOS

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Diminta Klarifikasi

Setelah itu Tetty pindah tempat menunggu di lounge Istana. Tak berapa lama, Mensesneg Pratikno menemuinya. Ia memberitahu Tetty telah menerima pesan singkat. Praktikno kemudian meminta klarifikasi Tetty pada dua kasus.

Pertama, mengenai keterlibatan Tetty dalam kasus mantan anggota DPR dari Partai Golkar Bowo Sidik yang sudah memasuki tahap persidangan di pengadilan Tipikor.

Kasus kedua, mengenai mutasi Aparatur Sipil Negara (ASN) di kantornya yang mengakibatkan sekdanya diselidiki pihak berwajib.

Tetty pun mengklarifikasi langsung di depan Pak Pratikno. Yang pertama, dia bantah terlibat dalam kasus Bowo Sidik, juga menyangkal pernah memberikan uang kepada Bowo Sidik.

"Saya memang tidak melakukan itu. Benar saya pernah diperiksa sebagai saksi. Kesaksian membantah tuduhan memberi uang kepada Bowo. Dalam persidangan Bowo juga tidak menyatakan saya memberi uang. Clear. Selesai," kata mantan pengusaha alutsista ini.

"Saya juga membantah soal kasus mutasi ASN yang ditanyakan Pak Pratikno. Kasus itu sama sekali tidak ada. Saya juga heran, kok isu itu muncul," jelas Tetty.

 

3 dari 3 halaman

Drama Terjadi

Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto pun datang. Namun, Tetty membantah Airlangga datang untuk menyuruhnya pulang.

Justru Airlangga membantu Tetty Paruntu menjelaskan mengenai tuduhan itu. Setelah itu, Tetty pun pulang.

Ketika pulang, Tetty tidak melewati jalan yang sama ketika datang ke Istana. Dia pulang lewat samping.

Ini pula yang membuat wartawan makin menyoroti kehadirannya. Ia sedih mengikuti pemberitaan media yang berbagai versi.

"Saya itu diminta datang oleh Pak Pratikno. Ini masih saya simpan pesannya di WhatsApp. Pesan Beliau masuk pukul 22:27 WIB. Emangnya saya gila datang ke Istana tanpa diundang," cerita Tetty.

Menurut Tetty, dirinya diusulkan resmi oleh Partai Golkar untuk menjadi anggota kabinet Jokowi-Ma’ruf Amin. Yang mengusulkan namanya kepada Presiden Jokowi adalah Ketua Umum Golkar Airlangga Hartato.

"Saya diberitahu Pak Ketum di kantor Golkar tiga hari lalu, hari Jumat. Pak Airlangga menyampaikan bahwa Tetty termasuk dari empat nama dari Partai Golkar yang diusulkan menjadi anggota kabinet," ujarnya.

Tiga usulan dari Partai Golkar untuk anggota Kabinet Jokowi adalah Zainuddin Amali, Agus Gumiwang, dan Airlangga Hartarto sendiri.

"Saya tidak pernah minta-minta untuk diutus Partai Golkar. Catat itu. Saya kan bukan orang yang tidak punya pekerjaan," pungkas Tetty.

Sementara itu, drama juga pernah terjadi saat pembentukan Kabinet Kerja Jilid I. Kala itu, nama politikus Maruarar Sirait ramai dikabarkan sebagai calon Menteri Komunikasi dan Informatika. Namun, Presiden Jokowi justru mengumumkan Rudiantara sebagai Menkominfo.

Pada malam setelah pengumuman kabinet, Jokowi tampak mengantar sendiri Ara keluar dari Istana Merdeka.

Ara, sapaan akrabnya, terlihat mengenakan kemeja putih seperti tokoh-tokoh lain yang hari ini diumumkan Jokowi sebagai menteri Kabinet Kerja.

Presiden menolak mengkonfirmasi atau membantah kabar Ara gagal menjadi Menteri Komunikasi dan Informatika pada saat-saat terakhir.

Ara mengatakan dirinya tetap akan memberikan bantuan sebisanya kepada Presiden. Dia yakin Jokowi bisa membawa Indonesia menjadi lebih baik dengan bantuan anggota Kabinet Kerja.

"Kita kan fansnya Jokowi. Kita yakin Indonesia lebih baik di bawah Jokowi. Kan, kabinetnya banyak profesional," kata Ara.

Adapun, Rudiantara baru tampak di sekitar Istana Kepresidenan pada sekitar pukul 16.00 WIB. Rudi sebelumnya terlihat mengenakan kemeja batik, bukan kemeja putih seperti calon meteri lainnya.

Namun, ada rumor yang mengatakan batalnya Ara menjadi Menteri Komunikasi dan Informasi karena Ketua Fraksi Puan Maharani sudah ditunjuk menjadi Menteri Koordinator Pengembangan Manusia dan Budaya.

Sebagai gantinya, Ara akan ditunjuk menjadi Ketua Fraksi PDI Perjuangan di DPR menggantikan Puan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.