Sukses

Nasir Djamil PKS: Jangan Sampai KPK Tidak Bisa Dikontrol

Anggota DPR Komisi III Nasir Djamil menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak boleh terlalu kuat. Namun, dia juga tidak ingin KPK lemah. Kenapa?

Liputan6.com, Jakarta - Anggota DPR Komisi III Nasir Djamil menilai Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) tidak boleh terlalu kuat. Namun, dia juga tidak ingin KPK lemah. Oleh karena itu, KPK butuh pengawas, seperti dalam revisi Undang-Undang KPK.

Nasir khawatir, jika tidak ada instrumen pengawasan, KPK bisa berbuat sewenang-wenang.

Politikus PKS itu mengatakan, tidak bisa KPK tidak dikontrol. Juga tidak bisa KPK melakukan kontrol terhadap dirinya sendiri. 

"Jangan sampai KPK tidak bisa dikontrol dan enggak boleh juga di KPK kami mengontrol diri kami sendiri. Kami Prudent. Kami menjalankan sesuai SOP," ujar Nasir dalam diskusi di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (7/9/2019).

Menurut dia, budaya kerja yang dipupuk di KPK adalah saling curiga. Misalnya, orang yang bertugas di lantai satu, jika masuk ke lantai lain, itu akan muncul kecurigaan.

"Kalau mau jujur, budaya kerja di KPK itu kan saling mencurigai. Konon beberapa teman menyampaikan wallahualam benar atau tidak antara lantai satu lantai lain masuk ke lantai lain, itu masuk penuh kecurigaan," tutur Nasir.

"Itu konon katanya. Ini ada apa. Ini ke depannya harus diperbaiki," imbuh dia.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Dibantah Abraham Samad

Namun, Ketua KPK periode 2011-2015 Abraham Samad langsung membantah tudingan Nasir. Dia menyebut tidak ada kerja penuh kecurigaan seperti yang dituduhkan. Kata dia, SOP di KPK bahkan sampai menjadi contoh untuk lembaga negara lainnya.

"Di KPK, budaya kerja yang boleh dikatakan yang paling ideal dibandingkan lembaga negara yang ada karena itu jadi role model," jelas Abraham Samad dalam kesempatan sama.

 

Reporter: Ahda Bayhaqi

Sumber: Merdeka

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.