Sukses

Ini Alasan Pengerjaan Pembangunan Tiang Tol BORR Diundur

Bekisting pier head tiang Tol BORR ambruk salah satunya akibat kesalahan ukuran scaffolding yang terpasang untuk menyangga cetakan.

Liputan6.com, Jakarta - PT Marga Sarana Jabar (MSJ) masih menghentikan pekerjaan proyek tiang Tol Bogor Outer Ring Road (BORR) Seksi 3A akibat bekisting pier head tiang di pier 10 roboh. Proyek elevated sepanjang 2,85 kilometer tersebut rencananya akan dilanjutkan Senin depan, 22 Juli 2019. 

Rencana semula, pekerjaan proyek tol ruas Simpang Yasmin-Simpang Salabenda, Bogor, Jawa Barat ini akan dimulai Jumat hari ini.

"Hari Senin depan baru dimulai kerja lagi," kata Direktur Utama PT Marga Sarana Jabar (MSJ) Hendro Atmojo, Jumat (19/7/2019).

Alasan ditundanya pengerjaan fisik tol layang, kata Hendro, karena masih menyelesaikan pekerjaan kepala tiang tol yang roboh.

"Untuk pekerjaan tiang di pier 10 selesai besok," kata dia.

Selain itu, diundurnya pekerjaan tol layang juga karena harus di commissioning oleh Komite Keselamatan Konstruksi (K2) pada hari Senin dan Selasa atau pada saat dimulai kembali pengerjaan fisik.

Tim dari K2 nantinya akan melakukan pengujian operasional pekerjaan secara nyata maupun secara simulasi. Hal ini untuk memastikan bahwa pekerjaan tersebut telah dilaksanakan dan memenuhi semua peraturan yang telah ditetapkan antara pelaksana kerja dan klien.

"Keberadaan komite ini untuk memastikan apakah sudah mengikuti SOP yang disempurnakan atau belum," kata Hendro. 

Saksikan video pilihan di bawah ini:

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Penyebab Tiang Tol BORR Ambruk

Menurut Hendro, bekisting pier head tiang Tol BORR ambruk salah satunya akibat kesalahan ukuran scaffolding yang terpasang untuk menyangga cetakan. Ambruknya kepala tiang elevated ini diperkirakan menelan kerugian hingga Rp 1 miliar.

"Hasil investigasi tim dari komite karena kelalaian atau human error. Kerugian secara materil Rp 1 miliar," ungkap Hendro. 

Dengan adanya kejadian ini pembangunan fisik tol layang senilai Rp 1,4 triliun itu mengalami kemunduran pekerjaan. Saat ini, progres pembangunan tol baru mencapai 35 persen.

"Biasanya pengerjaan fisik selama seminggu sebesar 3 persen sehingga pengerjaan molor diperkirakan 4,3 persen," ujar Hendro.

Namun demikian, dia telah meminta pihak PT PP selaku kontraktor Tol BORR untuk mengebut pengerjaan fisik sehingga tidak mengalami molor.

"Targetnya 30 Desember 2019 harus selesai. Kalau molor, kontraktor kita denda," tegasnya. 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.