Sukses

Saat Jokowi Payungi Pemuka Adat Bali di Tengah Guyuran Hujan  

Teriakan Gedearse membuat Jokowi berhenti berpidato sejenak. Apa yang terjadi ?

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi bersilaturahmi atau simakrama dengan tokoh adat dan masyarakat Bali. Kendati hujan lebat mengguyur, Jokowi tetap bertemu dengan masyarakat. Bahkan, dia tak segan memayungi salah satu Bendesa atau tokoh adat Bali bernama Nyoman Gedearse.

Acara simakrama sendiri berlangsung di Taman Werdhi Budaya Art Centre Kota Denpasar Bali, Jumat 22 Maret 2019 malam. Meski gerimis, ribuan warga Bali tetap antusias datang untuk bertemu dan bertatap muka dengan Jokowi.

Momen Jokowi memayungi Bendesa tersebut berawal saat Gedearse berteriak saat mantan Gubernur DKI Jakarta itu memberikan sambutan.

Sontak, terikan tersebut membuat Jokowi berhenti berpidato sejenak. “Ya Jokowi memang hebat," teriak Gedearse menyela pidato Jokowi.

Jokowi yang mengenakan pakaian adat Bali lengkap dengan udeng, ikat kepala, dan saput lalu meminta Gedearse maju ke atas panggung.

“Siapa tadi yang ngomong, maju. Teriak-tetiak suruh maju," ucap Jokowi.

Gedearse yang duduk di barisan belakang itu pun langsung bergegas maju ke panggung. Jokowi lantas meminta Gedearse untuk memperkenalkan dirinya. 

"Nama saya Nyoman Gedearse, tolong catat semua. Saya bekerja selaku Bendesa Adat," kata Gedearse disambut tawa masyarakat yang hadir.

Dia mengaku senang dapat langsung bertatap muka dengan Jokowi. Mantan Walikota Solo itu kemudian meminta pandangan Gedearse tentang masa depan Indonesia.

"Seperti sudah dikatakan Pak Jokowi tadi, NKRI harga mati. Bagaimana kita harus bersatu dalam bentuk menjunjung tinggi dari segi kebhinekaan," kata Gedearsa.

Saat Gedearse bicara, hujan deras tiba-tiba mengguyur lokasi acara. Dialog antara Jokowi dan Gedearse tetap berlanjut. Ajudan Jokowi kemudian datang membawa payung. Jokowi membuka payung tersebut dan memayungi dirinya berdua dengan Gederase. 

"Sudah diteruskan," tutur Jokowi sambil memayungi. 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Jaga Kelestarian Budaya

Gedearsa lantas menyatakan jika ingin menjaga keutuhan Indonesia, maka pilih Jokowi dalam Pilpres 2019. Sambil tertawa, Jokowi mengingatkan bahwa acara malam itu bukan sebuah kampanye.

"Hati-hati malam ini bukan kampanye loh. Saya enggak kampanye. Tapi kalau bapak silakan," ujar dia.

Dialog Gedearsa dengan Jokowi berlanjut tentang peran desa adat menjadi benteng kebudayaan Pulau Dewata. Hujan belum juga reda. Jokowi bergantian berbicara masih sembari memegang payung.

Di sela-sela pembicaraan, Gedearse mengambil payung hitam yang digenggam Jokowi. Gedearsa yang kini bergantian memayungi Kepala Negara.

"Gantian-gantian. Tadi juga bapak sudah saya payungi. Payungi gantian," kata Jokowi yang disambut tawa masyarakat.

Jokowi meminta masyarakat untuk terus menjaga kelestarian budaya Bali. Dia menuturkan bahwa Bali memiliki adat istiadat, seni dan budaya yang menjadi aset masyarakat setempat dan juga bangsa Indoensia.

"Bali dikenal dikagumi seluruh dunia karena budayanya. Budaya yang hidup berkembang di desa-desa," pungkas dia.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini: 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

  • Presiden Jokowi hibur anak-anak dengan atraksi sulap di peringatan Hari Anak Nasional, di Pekanbaru, Riau.
    Joko Widodo merupakan Presiden ke-7 Indonesia yang memenangi Pemilihan Presiden bersama wakilnya Jusuf Kalla pada 2014

    Jokowi

  • Bali