Sukses

Akal Bulus Gembong Narkoba Perdaya Driver Ojek Online

Kepolisian mendeteksi adanya tren penjualan narkoba dengan memanfaatkan ojek online. Tren ini meningkat dari tahun sebelumnya, selain juga jasa pos.

Liputan6.com, Jakarta - Kepolisian mendeteksi adanya tren penjualan narkoba dengan memanfaatkan ojek online. Tren ini meningkat dari tahun sebelumnya, selain juga jasa pos.

"Pengiriman melalui jasa pengiriman barang. Misalnya Pos atau ojek on line merupakan modus yang sering digunakan pengedar narkotika sekarang ini," kata Kasubdit II Direktotrat Narkoba Polda Metro Jaya, Komisaris Doni Alexander, di Jakarta, Senin (10/9/2018).

Doni mengatakan, belum merinci seberapa sering peredaran narkoba yang melibatkan ojek online. Namun, dia memastikan, dibandingkan tahun lalu jumlahnya jauh lebih banyak.

"Saya belum rekap. Tapi datanya banyak kok yang memanfaatkan ojek online," ungkap dia.

Sementara pengiriman narkotika dengan modus pos, tercatat sudah delapan kasus penyelundupan narkotika.

"Mungkin murah, ketepatan waktu tepat, dia ambil kesempatan dari sana," ujar dia.

Sementara itu, Kepala Kantor Bea dan Cukai Pasar Baru, Jakarta Pusat, Kunawi mengatakan terdapat beragam jenis narkotika yang diedarkan melalui jasa pos.

"Contohnya Narkotika jenis daun kering dari tanaman Khat yang mengandung katinon dikirim dari negara Ethiopia, Lalu, ketamine seberat 2 Kilogram dan ekstasi yang dikirim dari negara Belanda, dan lain-lain," kata Kunawi di tempat sama.

Dari delapan kasus yang terungkap, pihaknya bersama kepolisian berhasil mengamankan 18 tersangka. Kepolisian dan Bea Cukai juga menyita 719.8 gram methamphetamine, 50 ribu butir ekstasi, 4 kg daun khat, 4 kg ketamine, dan 30 ribu butir happy Five.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Diselundupkan Berbagai Cara

Ribuan narkotika ini diselundupkan dengan modus yang beraneka ragam. Ada yang menyelipkan Narkotika ke dalam mesin pompa air, lalu sandal dan pakain wanita, dan kotak kardus makanan.

"Di bungkus rapih demikian rupa selah olah-olah adalah makanan, pakaian, atau sendal. Intinya untuk mengelabuhi petugas. Padahal petugas kami cerdik-cerdik juga," ujar dia.

Kepala Regional 4 PT Pos Indonesia, Onni Hadiono mengatakan, untuk mencegah jasa pengiriman barang disalahgunakan akan bekerjasama dengan Badan Pos Dunia supaya lebih teliti.

"Kami akan memberitahu kepada Negara-Negara yang menjadi tempat pengiriman barang ilegal ke Indonesia untuk lebih waspada," terang dia.

Selain itu, pihaknya sudah memetakan beberapa orang yang sering menerima kiriman barang dari luar negeri.

"Kami punya data base terhadap kiriman yang sering ditujukan kepada orang tertentu di indonesia. Begitu dicurigai laporkan ke bea cukai atau kepolisian," dia menandaskan.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.