Sukses

BMKG: Puncak Kemarau di Indonesia Agustus-September

BMKG mengatakan, di Indonesia saat ini sebagian besar daerahnya sedang mengalami musim kemarau panjang.

Liputan6.com, Jakarta - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) membantah kabar yang beredar di media sosial jika akan terjadi kemarau panjang mulai dari 2019-2022. Hal ini disampaikan langsung oleh Deputi Bidang Klimatologi BMKG Herizal.

"Enggak (musim kemarau panjang), mungkin karena tekhnologi makin gampang, orang bisa aja dikembangkan (beritanya)," ujar Herizal kepada Liputan6.com di Jakarta, Senin (27/8/2018).

Namun, dirinya membenarkan kalau di Indonesia saat ini sebagian besar daerahnya sedang mengalami musim kemarau panjang. Sehingga cuaca menjadi kurang nyaman.

"Kalau sekarang memang Indonesia sebagian besar daerahnya kemarau, 95 persen (daerah Indonesia) kita sedang kemarau, puncaknya Agustus sampai September," ucapnya.

Meski begitu, diakui Herizal pihaknya sudah membuat pantauan kapan kira-kira kemarau panjang ini akan berakhir. Pihaknya memprediksi, musim hujan baru akan datang hampir di seluruh Indonesia pada Desember 2018.

"Pantauan dari temen-temen, saat ini memang elinol lemah. Tapi elinol lemah ini bukan langsung ekstrem kering, karena elinol sendiri ada tingkatannya. Biasanya memang tidak begitu banyak terpengaruh, namun musim hujan memang jadi terlambat masuk (ke Indonesia)," papar Herizal.

 

* Update Terkini Asian Games 2018 Mulai dari Jadwal Pertandingan, Perolehan Medali hingga Informasi Terbaru dari Arena Pesta Olahraga Terbesar Asia di Sini.

 

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini: 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 2 halaman

Musim Hujan Terlambat

Herizal mengatakan, masuknya musim hujan ke Indonesia mulai dari 3 sampai 14 hari, tapi bisa juga sampai satu bulan.

"Ada yang mundur sampai satu bulan (musim hujannya). Biasanya Oktober, sekarang sebagian besar semuanya akan masuk Desember 2018," tuturnya.

Oleh karena itu, ia meminta masyarakat tetap waspada. Karena menurutnya, pada 2018 ini memang musimnya lebih kering.

"Dibanding tahun 2017 memang lebih kering, tapi dibanding 2019 enggak seberapa. Karena memang musim hujannya mundur, jadi bulan musim kemaraunya lebih panjang. Masyarakat tetap diminta waspada," pungkas Herizal.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.