Sukses

BNN: Keinginan Coba-Coba Jadi Sebab Tingginya Kasus Narkoba

Tahun ini, BNN berhasil mengungkap 16.537 kasus narkoba, termasuk 27 kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU).

Liputan6.com, Jakarta - Kepala Badan Narkotika Nasional (BNN) Komjen Budi Waseso mengatakan, meningkatnya kasus narkotika di Indonesia merupakan wujud kerja nyata BNN dan semua pihak, bukan semata-mata karena kejahatan meningkat.

"Kalau kita tidur saja tidak bekerja, ya tidak ada kasus yang terungkap," ujar Budi dalam Press Release Akhir Tahun BNN di Kantornya, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (27/12/2017).

Tahun ini, BNN berhasil mengungkap 16.537 kasus narkoba, termasuk 27 kasus Tindak Pidana Pencucian Uang (TPPU). Total tersangka berjumlah 58.365 orang, dengan 35 tersangka kasus TPPU dan 79 tersangka dijatuhi hukuman mati.

Pria yang disapa Buwas ini mengungkapkan, kawula muda masih menjadi pangsa pasar jaringan narkoba di Indonesia. Keinginan untuk mencoba-coba di kalangan anak muda menjadi salah satu penyebabnya.

"Penyalahgunaan narkoba ada pada tiap detiknya dan tingginya keinginan coba-coba di kawula muda menjadi salah satu penyebab tingginya kasus narkoba di Indonesia. Karenanya, anak muda masih disasar oleh jaringan narkotika," ujar Buwas.

Karena itu, ucap Buwas, di tahun depan BNN akan mencoba menekan demand narkoba di Indonesia. Salah satunya dengan melakukan upaya edukasi. Karena dengan menekan demand, supply terhadap narkoba juga akan berkurang.

"2018 lebih menekan demand, seperti dengan melakukan edukasi pembinaan terhadap kaum ibu, tenaga pengajar dari PAUD hingga perguruan tinggi, tokoh-tokoh masyarakat juga pemuka agama. Jika bisa menekan demand narkoba, maka supply pun akan berkurang," ucap Buwas.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 3 halaman

Buwas Geram

Buwas dibuat geram dengan perilaku bandar narkotika di Indonesia. Dia berharap dapat mengeksekusi mati para perusak generasi bangsa itu dengan cara menembak mati mereka.

"Sebenarnya amunisi kami cukup untuk 58 ribu. Tapi mereka (bandar) tidak melawan. Kami berharap mereka melawan, senjata menganggur nih. Senjata saya kok enggak meledak-ledak," kata Buwas, sapaan Budi Waseso di Kantor BNN, Cawang, Jakarta Timur, Rabu (27/12/2017).

Seharusnya, kata Buwas, para bandar tersebut layak dieksekusi mati. "Cukup ditaruh di lapangan, enggak usah ribut-ribut, tembak, selesai. Kalau ditanya sudah mati," kata Buwas.

 

3 dari 3 halaman

Eksekusi Mati

Perilaku bandar saat ini sudah tidak manusiawi dan berperasaan. Ditambah lagi jaringan para bandar yang cukup kuat dalam mengedarkan narkoba. Belum lagi prosedur eksekusi para bandar yang dinilainya cukup rumit.

"Harus melihat dari sisi korban-korbannya, dari kebiadaban mereka. Bukan dilihat dari keluarga pelaku nangis," tegas Buwas.

Mengacu pada negara lain, Indonesia seharusnya mengeksekusi mati narapidana secara diam-diam. "Tidak usah diramaikan," ujar Buwas.

Saksikan video pilihan berikut ini:

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.