Sukses

Bawa Jimat, Jemaah Haji Asal Madura Ditahan Imigrasi Madinah

Gara-gara barang yang diduga jimat, jemaah haji asal Madura harus menjalani pemeriksaan selama sembilan jam.

Liputan6.com, Madinah - Jemaah haji asal Madura berinisial AM diinterogasi petugas imigrasi di Bandara Amir Muhammad bin Abdul Aziz, Madinah, Arab Saudi. Penyebabnya, karena sang tamu Allah tersebut dicurigai membawa barang yang menyerupai jimat.

Ketua Perlindungan Jemaah Haji, Panitia Petugas Ibadah Haji (PPIH) Jaetul Muhlis menuturkan, kejadian itu sebenarnya hanya kesalahpahaman antara jemaah dengan pihak imigrasi.

Barang berupa bungkusan berisi kertas bertuliskan huruf Arab itu sebenarnya hal biasa bagi jemaah tersebut, namun petugas menganggapnya sebuah jimat.

"Hanya minta klarifikasi saja. Karena adanya ketidaklaziman bagi orang Arab. Sebab benda itu dianggap dapat membahayakan atau menzalimi orang lain," ucap Jaetul di Madinah, Kamis (11/7/2016).

Jemaah haji asal Madura itu ketahuan membawa barang tak lazim saat dia tiba di Bandara Madinah, pada Kamis sekitar pukul 02.00 waktu Arab Saudi (WAS). Keberadaan barang itu terungkap saat pemeriksaan X-Ray. Ketika dibuka, barang tersebut berisi kertas bertuliskan huruf Arab.

Gara-gara barang tersebut, jemaah haji itu harus menjalani pemeriksaan selama 9 jam mulai pukul 02.00 hingga 11.15 WAS. Proses pemeriksaan itu didampingi oleh petugas haji.

"KJRI langsung respons. Kita koordinasi. Saat ini masih dalam proses pemeriksaan. Kita (PPIH) terus lakukan pengawasan dan perlindungan," ujar Jaetul.

Berkaca dari kejadian itu, Jaetul meminta embarkasi di Tanah Air untuk menyosialisasikan hal tersebut kepada jemaah. Terutama terkait barang-barang yang boleh dibawa jemaah dalam menunaikan rukun Islam kelima.

"Saya minta hal ini disosialisasikan di embarkasi-embarkasi Tanah Air. Selain itu, para jemaah juga diminta meninggalkan barang-barang jimat. Kalau mau pergi haji, barang itu enggak usah dibawa," ujar dia.

Selain barang klenik, jemaah haji juga dilarang membawa obat-obatan dan uang secara berlebihan.

"Sosialisasi ini sebenarnya sudah dilakukan, bahkan sampai ke tingkat kecamatan saat manasik melalui kelompok bimbingan ibadah haji," jelas pria berpangkat kolonel tersebut.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini