Sukses

Kementerian Sering Berbeda Data, Jokowi Sentil BPS

Dengan memiliki data yang akurat, Indonesia dapat lebih mudah berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain.

Liputan6.com, Jakarta - Presiden Jokowi mengeluhkan adanya perbedaan data yang ada di beberapa kementerian dan lembaga. Alhasil, kebijakan yang mau diambil pun seringkali tidak pas dan tepat sasaran. Agar tak terjadi lagi, Jokowi memberi kewenangan mengurus berbagai hal terkait dengan data kepada Badan Pusat Statistik (BPS).

"Sejak masuk Istana sampai sekarang, kalau saya ingin misalnya data kemiskinan, Kemenkes ada, Kemensos ada, BPS ada, datanya berbeda-beda. Ini yang mulai sekarang saya tidak mau. Urusan data pegangannya hanya 1, di BPS. Tapi BPS sendiri kalau urus data yang benar," ujar  Jokowi.

Hal ini disampaikan dia dalam Pencanangan Sensus Ekonomi 2016 (SE2016) dan Peresmian Pembukaan Rapat Koordinasi Teknis Sensus Ekonomi 2016 di Istana Negara, Jakarta, Selasa (26/4/2016).

Dengan memiliki data yang akurat, lanjut Jokowi, Indonesia dapat lebih mudah berkompetisi dengan bangsa-bangsa lain. Selain itu, data akurat juga memudahkan pemerintah menentukan kebijakan menjadi lebih tepat sasaran.

Mantan Gubernur DKI Jakarta ini juga memberi penegasan agar BPS melakukan penjaringan data dengan tepat.

 



"Kalau tidak benar, hati-hati. Saya cross check. Entah cara ambil sampelnya, atau cari data di lapangannya, nanti ada keputusan yang lain," tegas Jokowi.

BPS akan melakukan sensus ekonomi dalam rentang 1-31 Mei 2016. Sensus ini nantinya untuk mengetahui jumlah pelaku usaha, di luar sektor pertanian, di Indonesia. Total petugas lapangan yang akan menjaring data sebanyak 340 ribu dan disebar di 80 ribu desa seluruh Indonesia.

Agar menghasilkan data yang akurat, BPS juga tidak bisa sendirian. Oleh karena itu, Jokowi mengajak para pengusaha juga melaporkan data-data yang benar.

"Beri data yang benar. Ini tidak ada urusan sama pajak. Kalau omset seribu ya bilang seribu, jangan didiskon. Ini penting sekali melihat competitiveness, melihat kondisi pengusaha mikro, sehingga kebijakan apa yang akan dijalankan jadi makin jelas," papar dia.

"Jangan sampai muncul potret salah, sehingga salah ambil formulasi kebijakan. Saya tahu ini sebuah tugas Sensus Ekonomi 2016, apalagi banyak menjamur bisnis berbasis online dan fokuslah pada hasil yang ingin kita dapat yaitu potret akurat," tandas Jokowi.

Acara ini dihadiri oleh Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution, Kepala BPS Suryamin, Kepala Bappenas Sofyan Djalil, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Mensesneg Pratikno, dan para peserta Rakornis BPS.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.