Sukses

Ritual Sakral Peringatan Muharam di Bengkulu

Pada malam 6 dan 7 Muharam, keluarga pewaris Tabot akan saling mengunjungi dengan membawa alat tabuh besar bernama Dhol.

Liputan6.com, Bengkulu - Menjelang masuknya bulan Muharam atau tahun baru Islam, sebanyak 17 kelompok keluarga keturunan pewaris budaya Tabot Bengkulu, mempersiapkan bangunan Tabot atau keranda setinggi 7,5 meter.

Budaya Tabot bagi masyarakat Bengkulu diperingati selama 15 hari. Para pewaris keturunan Tabot melaksanakan ritual sakral sejak 28 Zulhijah atau 2 hari sebelum tahun baru Islam 1 Muharam, dengan menggelar zikir di makam Imam Senggolo atau Syekh Burhanuddin di kawasan Karabela, Kota Bengkulu.

Salah seorang pewaris keturunan Tabot, Adil Kurniawan menjelaskan, setelah berzikir pada 28 Zulhijah keesokan harinya digelar acara doa selamat memasuki tahun baru Islam. Malam harinya, mereka menggelar prosesi mengambil tanah, yang merupakan tanda dimulainya ritual selama 2 pekan.

Tanah diambil di 2 lokasi yaitu kelurahan Anggut Bawah dan dan Kelurahan Tapak Paderi. Dua kepal tanah sebagai perlambang potongan tubuh Imam Husein, cucu Nabi Muhammad SAW yang gugur di Padang Karbala, dimasukkan ke dalam keranda kecil berbentuk peti jenazah.

"Ada 2 kelompok keluarga pewaris budaya Tabot yaitu keluarga Imam Senggolo berjumlah 9 kelompok, dan keluarga Bansal sejumlah 8 kelompok," ujar Adil disela-sela membuat bangunan Tabot setinggi 7,5 meter di Bengkulu, Minggu 4 Oktober 2015.

Prosesi ritual dilanjutkan pada 4 dan 5 Muharam dengan membawa benda-benda pusaka. Di antaranya Penja atau benda berbahan kuningan berbentuk tangan lengkap dengan 5 jari, keris, terompet, dan ratusan benda pusaka lain ke rumah batu atau biasa disebut Gerga. Setibanya di Gerga, benda-benda itu dicuci dan didudukan pada tempat yang sudah disiapkan.

Pada malam 6 dan 7 Muharam, keluarga pewaris Tabot akan saling mengunjungi dengan membawa alat tabuh besar bernama Dhol, gendang kecil yang disebut Tassa, dan panji-panji kebesaran. Suasana berjalan malam ini terlihat seperti peperangan antarkelompok, sebab sambutan yang disajikan para kelompok yang didatangi selalu dengan tabuhan dhol bersuara sangat kencang, dan diselingi semburan api dari obor.

Puncak kegiatan dilakukan pada malam 9 Muharam, seluruh bangunan Tabot berbentuk keranda berdiri ukuran besar diarak menuju Lapangan Merdeka, dan disandingkan untuk dibuang keesokan harinya di makam Imam Senggolo di Padang Karabela.        

Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bengkulu Rudi Perdana menjelaskan, prosesi ritual itu merupakan tradisi yang telah dijalankan turun temurun oleh keluarga pewaris keturunan budaya Tabot. Untuk mengiringinya, Pemerintah Provinsi Bengkulu juga menggelar Festival Tabot selama 11 hari pada 13 hingga 24 Oktober 2015.

Festival berpusat di Lapangan View Tower Kota Bengkulu. Juga akan digelar beragam lomba unik, di antaranya lomba tabuh dhol, lomba menari dengan boneka berbentuk ikan, serta lomba lampion raksasa.

"Kita kemas Festival Tabot sebaik mungkin, sebab kegiatan ini sudah masuk dalam kalender even nasional. Dalam kegiatan puncak nanti, sedikitnya ada 5 duta besar negara sahabat yang kami undang. Di antaranya Turki, Iran, Palestina, Malaysia, dan Saudi Arabia," terang Rudi Perdana. (Sun/Ron)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.