Sukses

Ahok: Mana Ada Harga di Pameran Lebih Mahal dari Pasaran

"Orang Tua enggak bisa curi. Oknum di pendidikan enggak bisa curi. Saya mikir orang toko bisa bantu, malah enggak."

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok tidak habis pikir dengan pameran buku yang diadakan Ikatan Penerbit Indonesia (Ikapi). Barang yang dijual saat pameran justru lebih mahal dari pasaran.

Ahok mengatakan, sengaja bekerja sama dengan Ikapi agar dapat menyediakan buku murah bagi siswa pemegang Kartu Jakarra Pintar (KJP). Dengan begitu, setiap siswa bisa memiliki uang lebih untuk simpanan di akhir tahun.

Sebut saja, setiap barang di pameran lebih murah 20-30%. Uang Rp 800 ribu yang dimiliki siswa bisa hemat karena cukup membayar Rp 500 ribu.

"Kalau dia simpan Rp 200 ribu dia setahun berarti dia dapat Rp 2,4 juta. Kalau dia bisa lulus SMA dapat Rp 2,4 juta bisa dipakai buat modal kecil untuk modal. Itu pikiran saya," jelas Ahok.

Ternyata pikirannya meleset. Penggunaan KJP yang terbatas ditambah jumlah penerima yang mencapai 489 ribu siswa dimanfaatkan oleh pedagang dengan curang. Mereka justru menaikkan harga agar dapat untung besar.

"Orang Tua enggak bisa curi. Oknum di pendidikan enggak bisa curi. Saya mikir orang toko bisa bantu, malah enggak. Padahal, kita sudah bicarakan ini setahun. Saya sudah bilang, kalau anak-anak beli di toko biasa nggak dapat simpen tabungan," tegas Ahok.

Kekecewaan Ahok pun berbuntut panjang. Selain menginstruksikan warga tidak membeli di pameran, dia juga memilih bekerja sama langsung dengan penerbit tertentu untuk membantu warga miskin.

"Saya kira bebasin ke toko-toko saja lah, kasih diskon. Saya berpikir di pameran harga lebih murah, mana ada orang pameran lebih mahal dari harga pasar, enggak ada di dunia. Namanya pameran pasti lebih murah, pameran ini saja yang agak kacau," cetus mantan Bupati Belitung Timur itu.

"Nanti saya bilang sama orang Gramedia, buat KJP ada diskon khusus. Jadi orang dengan kartu ini naik busnya bisa gratis. Nah kita niatnya menolong orang," tutup Ahok. (Ali/Mar)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.