Sukses

Artis di Pusaran Prostitusi Kelas Atas

Tarif artis AA tidak main-main. Rp 80 juta hingga Rp 200 juta sekali pakai.

Liputan6.com, Jakarta - Penangkapan mucikari bernama Robby Abbas (RA) dan artis AA di hotel berbintang 5 membuat masyarakat terhenyak. Apa yang mereka lakoni membuka tabir gelap kehidupan selebritis.

AA diduga menjadi salah satu pekerja seks komersil dibawah kendali RA. Prostitusi kelas atas. Tarif artis AA tidak main-main. Rp 80 juta hingga Rp 200 juta sekali pakai.

Dalam pengakuannya, RA mengatakan memiliki 200 Pekerja Seks Komersial (PSK) yang siap dijajakan kepada para pria hidung belang. Lebih dari setengah PSK-nya atau sekitar 100 orang, merupakan kalangan selebriti.

Meski menyandang status artis, mereka tidak bisa masuk ke jaringan RA begitu saja. Ada syarat yang harus dipenuhi para artis tersebut untuk bisa masuk jaringannya.

"Kalau syarat tertentu dari perform-nya. Penampilan secara keseluruhan. Cara bicara juga. Standarnya ya wajah harus cantik pasti," tutur RA saat diwawancarai Liputan6.com di Polres Jakarta Selatan, Senin 11 Mei 2015.

RA mengatakan, PSK yang ada dalam jaringan bisnis prostitusi online-nya memiliki berbagai model bentuk tubuh yang disesuaikan dengan permintaan pelanggan. Dalam daftar RA, PSK yang berasal dari dunia hiburan semuanya masih berstatus lajang.

"Nggak bersuami semua. Janda juga nggak ada," ungkap RA.

RA mengaku sebagian PSK diakui meminta 'job' kepadanya. Namun ada pula upaya lobbying untuk RA menawarkan 'job' tersebut ke artis-artis.

"Macam-macam, Mas. Ada yang menawarkan langsung ke saya, ada juga yang saya tawarkan ke mereka," kata RA.

Lalu bagaimana RA dapat membedakan artis yang dapat menjajakan bisnis prostitusi dan mana yang tidak? RA pun membeberkan rahasia dapurnya dalam upaya penjajakan ke artis-artis.

"Kita biasanya tahu dari internal saja sih. Dari mulut ke mulut mana yang bisa, mana yang nggak. Pasti mereka sudah jadi omonganlah kalau memang bisa," terang dia.

Kalau ada artis cantik dan seksi namun jauh dari rumor prostitusi, RA mengaku enggan untuk menawarkan bisnisnya tersebut.

Jaringan Tertutup

Mucikari RA mendapat jatah 20 persen dari setiap transaksi yang ada. Uang yang diperolehnya itu habis untuk memenuhi gaya hidupnya yang berfoya-foya setiap hari.

"Untuk beli kebutuhan sehari-hari mas. Untuk beli baju, bayar kontrakan. Nggak kebeli rumah dan mobil. Buat clubbing juga, sama bergaul," tutur RA.

Mucikari RA juga mengaku selalu menerima uang dalam bentuk tunai dari setiap pelanggannya. Dia baru mendapat keuntungan jika kliennya sudah melunasi pembayaran.

"Saya terimanya cash. Nggak ada transfer-transfer. Itu kemauan pelanggan soalnya. Mereka mau cash. Saya selalu terima 20 persen kalau sudah tunai pembayarannya, waktu DP saya nggak ambil," jelas RA.

Saat ditanyakan tentang mata uang yang diterimanya, RA mengaku selalu menerima dalam bentuk rupiah. Dia mengatakan tidak pernah mendapat bayaran dalam bentuk benda.

Kasatserse Polres Jakarta Selatan AKBP Audie Latuheru menyatakan, RA telah menggeluti bisnis prostitusi online itu sejak 3 tahun lalu. Dia menjajakan PSK-nya lewat BlackBerry Messenger.

"Dia sudah mulai dari 2012-an. Itu artinya sudah lama tapi baru terungkap sekarang," papar Audie Latuheru di Polres Jakarta Selatan, Senin 11 Mei 2015.

Dia mengatakan, artis AA sendiri menjadi PSK mucikari RA dengan tarif tertinggi. RA diringkus Polres Jakarta Selatan pada Jumat 8 Mei 2015 di sebuah hotel bintang 5 di kawasan Kuningan, Jakarta Selatan setelah polisi melakukan penyamaran.

"Kita mendapatkan informasi dari masyarakat bahwa ada prostitusi dengan harga tinggi. Jadi kita menyamar. Karena jaringan ini sangat tertutup, jadi kita menjadi pembeli. Jadi pembeli pun sangat ketat syaratnya," pungkas Audie.

Kelas dalam Bisnis Prostitusi

Penulis buku 'Jakarta Undercover' Moammar Emka mengungkap, dalam dunia prostitusi kalangan selebriti terbagi menjadi 3 kelas. untuk artis kelas A adalah yang berpredikat 'publik figur' atau dikenal masyarakat luas.

Untuk artis kelas A ini, lanjut Emka, tidak akan sembarangan menerima 'pesanan' lelaki hidung belang, apalagi menerima layanan singkat atau short time. Mereka lebih meminta dijadikan simpanan atau dikawin kontrak oleh pelanggannya.

"Kalau yang kelas A, yang disebut artis beneran. Kelas seperti itu mana mau 'main' short time atau long time. Mereka banyak polanya, maunya jadi simpanan, dinikahi siri, atau kawin kontrak," kata Emka saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Senin (11/5/2015).

Emka menuturkan, artis AA bukanlah pekerja seks artis kelas A, melainkan kelas menengah atau B. Artis yang sudah terkenal biasanya meminta imbalan seharga bahkan lebih dari rumah mewah atau mobil sport kepada pengguna jasa esek-eseknya.

"Saya tidak mau mengatakan AA itu kelas A. Karena menurut saya, dengan bayaran masih Rp 80 juta itu masih kelas menengah. Kalau dia sudah artis yang terkenal, bayarannya itu unlimited. Bukan dengan uang lagi, bisa rumah mewah, bisa juga mobil sport," beber Emka.

Emka mengungkapkan, banyak mucikari atau germo yang sengaja memproyeksikan wanita binaannya jadi artis untuk menaikkan tarif jasa esek-eseknya.

"Biasanya mereka (pekerja seks) kebanyakan dari nol. Ada yang disekolahin secara informal seperti kursus kepribadian, fashion, make up, dan table manner untuk mencapai tahap pengorbitan," ucap Emka.

Mucikari biasanya menjajakan para artis dadakan tersebut kepada pelanggan dengan harga antara Rp 5 hingga Rp 15 juta. Artis dadakan yang ia maksud misalnya pekerja seks yang wajahnya baru muncul sebagai foto model di majalah dewasa.

Seringnya wajah sang 'artis' muncul di media massa, maka harga jual 'artis dadakan' tersebut akan berangsur-angsur naik.

Kepala Satuan Resor Kriminal Polres Jakarta Selatan AKBP Audie Latuheru menjelaskan, bisnis prostitusi online yang dijalankan artis AA berbeda dengan yang dilakukan Deudeu Alfi Sahrin atau @tataa_chubby -- yang dibunuh tamu kencan di kamar kosnya di Tebet, Jakarta Selatan pada Sabtu malam 11 April 2015.

"Menurut saya (@tataa_chubby dan AA) tidak (sama). Karena dari mucikarinya beda. Harganya, kelasnya beda. Tidak ada kaitan sama sekali," ucap Audie di Jakarta, Minggu 10 Mei 2015.

Kabareskrim Turun Tangan

Audie Latuheru menyatakan, artis AA diamankan oleh pihak kepolisian dalam kondisi tidak berbusana. Hal itu dilakukan supaya upaya prostitusi menjadi sempurna.

"Ya kalau nggak gitu kan nanti jadi tuduhan. Nggak benar-benar prostitusi," kata Audie saat ditemui di Polres Jakarta Selatan, Senin (11/5/2015).

Audie membenarkan, melakukan penjebakan pada AA dengan menyiapkan penyidik yang menyamar sebagai pelanggan. Namun kemudian, AA diringkus oleh polwan.

"Oh kalau itu polwan yang tangkap waktu keluar dari toilet. Jadi dia (AA) kan ke toilet untuk siap-siap (melayani), polisi laki-laki keluar pura-pura mau ambil wine di bawah," terang dia.

"Ketika keluar dari toilet sudah siap nggak pakai apa-apa, polwan masuk. Langsung diringkus. Pakaian dalam jadi bukti," imbuh Audie.

Kabareskrim Polri Komjen Pol Budi Waseso pun menyatakan siap turun tangan mengungkap bisnis haram kelas kakap tersebut.

Ia menambahkan, pengungkapan kasus prostitusi khususnya via online merupakan salah satu program yang ditargetkan untuk diungkap pihaknya. Karena itu, ia pun telah siap menurunkan tim cyber crime dari Bareskrim Polri guna mengungkap modus-modus bisnis prostitusi lainnya.

"Ini kan kerjasama semuanya, termasuk tim cyber saya bekerja untuk ini. Kasus ini terus berkembang, modusnya mungkin akan selalu berkembang dan berubah-rubah. Oleh sebab itu kita ikuti ini sekarang," kata Jenderal bintang 3 yang akrab disapa Buwas itu.

Polisi Akan Panggil Pelanggan

Reserse Kriminal Polres Jakarta Selatan berencana memanggil pelanggan yang kerap menggunakan jasa mucikari prostitusi online, RA. Tidak hanya pelanggan, penyidik juga akan memanggil salah satu dari 200 penjaja seks yang masuk dalam daftar anak buah RA.

"Kalau 3 atau 1 sudah cukup, nggak perlu sampai 200 dipanggil semua. Minggu ini akan dipanggil satu dari daftar itu," kata Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan AKBP Audie Latuheru.

Dia menegaskan, salah satu penjaja seks dan pelanggan yang memakai jasa RA akan diperiksa Kamis, pekan ini.

"Ada saksi lain itu pengguna atau pelanggannya. Kalangan mana saya belum tahu. Minggu sudah dilayangkan surat pemanggilan, Kamis nanti diperiksa satu wanita dan pelanggannya," terang Audie. (Mvi)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini