Sukses

Orang Kampung "Dilarang" Masuk Jakarta

Meski telah dilarang, para pendatang baru terus mengalir ke Jakarta. Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo mengatakan, pemantauan masuknya pendatang dilakukan bersama tim dari Dephub dan Jasa Marga.

Liputan6.com, Jakarta: Jakarta bagaikan magnet bagi sebagian penduduk Indonesia. Pasalnya di ibu kota negara ini hampir semuanya tersedia, mulai dari lapangan pekerjaan, pendidikan, dan juga hiburan. Kerasnya persaingan tidak mengendurkan warga pendatang untuk mengadu nasib. Di Kota Metropolitan ini harapan untuk mengubah kehidupan menjadi lebih baik diletakkan.

Namun Jakarta yang dianggap pemikat ini sudah lama menutup diri terhadap kaum urban. Meski demikian, "orang kampung" terus saja datang ke Ibu Kota. Mereka biasanya tiba bersamaan dengan arus balik Lebaran. Sebagian mereka ada yang berangkat bersama dengan teman atau kerabat yang sudah lebih dulu menetap di Jakarta. Namun tidak sedikit yang hanya bermodalkan nekat.

Mengantisipasi masalah ini, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan menggelar Operasi Yustisi ke rumah-rumah secara langsung. Sedikitnya 1.000 personel akan diterjunkan untuk mengarahkan dan memberikan sosialisasi ke warga. Untuk itu, Pemprov DKI Jakarta menggelar apel siaga kependudukan di Lapangan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Selasa (17/10) pagi.

Menurut Wakil Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo, pemantauan masuknya pendatang akan dilakukan bersama tim terkait, di antaranya Departemen Perhubungan dan Jasa Marga. Apabila ada warga yang tidak mempunyai surat keterangan dari tempat asal, tak punya tempat tinggal, dan pekerjaan tetap di Jakarta maka akan dipulangkan ke kampung halamannya. "Mau nggak mau kita kembalikan ke daerah asalnya," kata Fauzi Bowo.

Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan, tercatat delapan juta lebih orang menghuni Jakarta pada malam hari dan 11 juta di siang hari. Setiap tahun sebanyak 150 hingga 200 ribu pendatang masuk Jakarta. Meski ada Operasi Yustisi ternyata tak banyak membendung masuknya pendatang. Jika terjaring razia, mereka akan kembali beberapa bulan kemudian. Sebab razia hanya digelar hingga sebulan setelah Lebaran.(JUM/Vivi Waluyo dan Dwi Firmansyah)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini