Sukses

Petani Berebut Air, Irigasi Dijaga Polisi

Menyusul musim kemarau panjang, petani di Indramayu dan Cirebon berebut air untuk mengairi sawah mereka. Polisi dan pamong desa akhirnya menjaga saluran irigasi dan pintu air sambil mengatur jadwal pembagian.

Liputan6.com, Indramayu: Musim paceklik mulai menuai konflik sosial. Di Indramayu dan Cirebon, Jawa Barat, para petani kerap beradu otot memperebutkan air untuk disalurkan ke sawah mereka. Agar bentrokan tidak terjadi lagi, polisi mengawasi pintu-pintu air dan saluran irigasi. "Memang tidak bisa ditutupi ulah preman yang memanfaatkan dan mengomersialkan air," kata Dudung Indra Ariska, Camat Jati Barang, Indramayu, baru-baru ini.

Pemerintah daerah setempat berinisiatif membagi saluran air ke persawahan secara bergiliran. Cara tersebut diharapkan mengakhiri keributan-keributan antarwarga. Untuk diketahui, puluhan hektare sawah di Indramayu dan Cirebon saat ini kekurangan air dan terancam puso [baca: Tanaman Padi di Indramayu Terancam Puso].

Kekeringan pun meluas. Setidaknya kekeringan menimpa 13.500 hektare di Banten yang tersebar di Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Serang. Irigasi tidak berfungsi baik memperburuk kondisi tersebut. Dinas Pertanian Provinsi Banten memperkirakan kemarau panjang akan terus melanda hingga Agustus mendatang [baca: Petani di Pemalang Serba Salah].

Sementara warga Desa Dersono dan Desa Pringkuku di Pacitan, Jawa Timur hampir satu bulan terakhir berjalan kaki ke hutan untuk mencari sumber air alam. Ini lantaran harga air ledeng mahal. Warga mengaku tidak sanggup membayar ongkos pemasangan pipa yang disediakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) sebesar Rp 600.000 sampai Rp 1 juta. Uang sebesar itu belum ditambah biaya berlangganan Rp 18.000 per bulan.

Musim kemarau juga menyebabkan produksi listrik turun sekitar 11 ribu megawatt atau 10 persen dari kebutuhan listrik di Jawa-Bali. Kondisi ini akibat debit air turun pada sebagian besar pembangkit listrik tenaga air (PLTA) di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Untuk menambah pasokan listrik sebanyak 2.260 megawatt, PLN mengoperasikan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B, PLTU Cilacap, dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) Cilegon.

Keberadaan PLTA di Indonesia belakangan terancam juga oleh rusaknya hutan dan kawasan di hulu sungai. Jika tidak segera dibenahi, besar kemungkinan pasokan air untuk PLTA melorot sekitar 70 persen pada musim kemarau.(KEN/Tim Liputan 6 SCTV)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini