Sukses

Korban Banjir Kutacane Akan Direlokasi

Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara akan merelokasi warga yang rumahnya hanyut akibat musibah banjir bandang di Kutacane. Pemerintah setempat telah menyediakan sekitar 1.000 unit rumah.

Liputan6.com, Kutacane: Pemerintah Kabupaten Aceh Tenggara akan memindahkan warga yang rumahnya hanyut akibat musibah banjir bandang di Kecamatan Simpang Semadam, Kutacane, Aceh Tenggara, Nanggroe Aceh Darussalam, Selasa silam. Menurut Bupati Aceh Tenggara Armen Desky, pemerintah setempat telah menyiapkan sekitar 1.000 unit rumah bagi mereka.

"Pemerintah daerah akan mengambil langkah untuk memindahkan warga yang kehilangan rumah. Kami sudah siapkan lahannya. Sedangkan untuk bangunannya akan meminta bantuan ke pemerintah Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam," kata Armen, Jumat (21/10).

Sementara jalur lalu lintas dari Kutacane ke Medan, Sumatra Utara, sudah dibuka sejak kemarin petang. Meski masih dipenuhi lumpur tapi jalan sudah bisa dilalui kendaraan roda empat dan roda dua.

Di tempat pengungsian, dilaporkan puluhan bocah berusia di bawah lima tahun yang menempati Gedung Olahraga Kutacane terserang diare. Balita-balita itu diduga terjangkit diare akibat pola makan yang kurang sehat dan kebersihan yang tak terjamin [baca: Puluhan Balita di Kutacane Terserang Diare].

Sampai hari ini, proses evakuasi untuk mencari korban yang hilang masih terus berlangsung. Dilaporkan 14 orang dinyatakan tewas. Sedangkan 53 korban lainnya masih dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kutacane.

Korban tewas ke-14 yang meninggal akibat terseret dan terbenam lumpur adalah Gustami. Jenazah bocah berusia sembilan tahun ini ditemukan Warga Kutacane kemarin setelah dicari selama tiga hari. Setelah disalatkan di sebuah masjid di Desa Makmur, anak pasangan Saminah dan Salim warga Desa Beringin ini, dimakamkan di pemakaman Islam di desanya.

Gustami adalah kakak tertua dari tiga bersaudara. Saat musibah terjadi, sebenarnya dia sempat digandeng ibunya. Namun karena saat itu ibunya juga tengah menggendong adik-adiknya akhirnya pegangannya jadi terlepas. Akibatnya, Gustami terseret arus. Dia ditemukan sudah meninggal dunia dalam genangan lumpur.

Banjir bandang yang terjadi Selasa silam tak hanya menimbulkan korban jiwa. Bencana ini juga membuat beberapa anggota keluarga sempat terpisah. Sebagian sudah ditemukan kembali. Tapi tak sedikit yang belum diketahui keberadaannya. Di Desa Lawe Beringin dilaporkan satu orang masih hilang. Tiga warga juga belum ditemukan di Desa Simpang Semendam.(IAN/Cuk Arbianto)

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

    Video Terkini