Sukses

Bahaya Microsleep yang Rentan Dialami Pemudik Lebaran dan Cara Mengatasinya

Salah satu yang patut diwaspadai oleh pemudik adalah microsleep. Microsleep atau tertidur secara cepat bisa berbahaya karena bisa menyebabkan kecelakaan lalu lintas.

Liputan6.com, Jakarta - Beberapa hari jelang Lebaran Idul Fitri 1445 H, ribuan pemudik dari Jabodetabek sudah memadati sejumlah ruas jalan tol, bandara, pelabuhan dan stasiun kereta. Tahun ini, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) memprediksi akan ada kenaikan signifikan jumlah pemudik di Lebaran 2024 ini.

Jika di tahun 2023 lalu ada 123,8 juta pemudik, tahun ini diperkirakan akan ada 193,6 juta orang yang mudik ke kampung halaman. Dari 193,6 juta pemudik diketahui sekitar 18,29 persen atau 35,42 juta orang memilih menggunnakan mobil pribadi. 16,07 persen atau 31,12 juta menggunakan sepeda motor.

Dengan banyaknya pemudik yang memilih menggunakan transporatasi pribadi untuk mudik, penting untk menjaga keselamatan selama perjalanan. Selain kelelahan, salah satu yang patut diwaspadai oleh pemudik adalah microsleep. Microsleep bisa menjadi salah satu penyebab utama kecelakaan lalu lintas terutama saat mudik Lebaran seperti saat ini.

Menurut Spesialis Saraf, dr. Zicky Yombana, Sp.S, microsleep ini terjadi karena otak sudah sangat kelelahan, bahkan tidak bisa diobati dengan pemberian kafein, atau dengan apapun itu. Kecuali memang dilakukan aktivitas yang memang merangsang otak tersebut.

Dikutip dari tayangan podcast akun YouTube Kata Dokter dari VDVC Health, Minggu (7/4/2024), Zicky mengatakan, microsleep ini dikatakan micro karena dia tertidur kurang dari 1 menit. "Seseorang bisa dikatakan tidur setidaknya harus satu menit dia terpejam dan dibuktikan dengan perekaman aktivitas otak bahwa memang sudah muncul gelombang tidur di otak," ungkapnya.

"Namun aktivitas yang monoton dan cenderung tidak terlalu memberikan effort berlebih kepada otak, itu berpotensi membuat otak itu lebih cepat lelah dan terjadilah microsleep tadi," lanjutnya.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Wajib Istirahat

 

Ada beragam penyebab seseorang mengalami microsleep, seperti bekerja di depan computer, membaca buku, menonton televisi dan mengemudi secara terus-menerus dalam waktu lama. Zicky mengungkapkan bahwa satu-satunya cara untuk menghindari microsleep adalah dengan beristirahat.

"Tidak ada cara selain harus istirahat, karena asupan apapun tak akan berpengaruh termasuk kopi sangaat sulit saat otak kelelahan," pungkasnya.

Salah satu faktor yang sering menyebabkan kecelakaan lalu lintas terutama saat msa mudik Lebaran seperti sekarang ini adalah rasa mengantuk yang dialami oleh para pengemudi yang melakukan perjalanan jauh atau berkendara pada malam hari atau dini hari, yakni microsleep yang memang harus dipahami semua pengemudi.

Microsleep merupakan suatu kejadian hilangnya kesadaran atau perhatian seseorang karena merasa lelah atau mengantuk, umumnya microsleep berlangsung sekitar sepersekian detik hingga 10 detik penuh.

Mengutip kanal Otomotif Liputan6.com, 1 Januari 2023, Jjka dibiarkan, walaupun sebentar microsleep berisiko menyebabkan kecelakaan akibat kehilangan kesadaran saat sedang mengendarai kendaraan. Beberapa penyebab microsleep, di antaranya:

1. Kurangnya waktu tidur akibat begadang.

2. Obesitas.

3. Efek samping dari obat-obatan yang sedang dikonsumsi.

4. Pengaruh dari penyakit seperti diabetes dan tekanan darah tinggi.

5. Menurunnya kualitas tidur, misalnya akibat insomnia dan sleep apnea.

 

3 dari 4 halaman

Mencegah Terjadinya Microsleep

 

Menurut Kementerian Kesehatan, beberapa cara mencegah terjadinya microsleep saat berkendara, yaitu:

1. Sebelum berkendara, pastikan sudah beristirahat atau tidur yang cukup.

Tubuh biasanya sudah menyesuaikan dengan pola tidur yang kurang lebih sama setiap harinya. Dikarenakan tubuh ikut beristirahat setelah melakukan berbagai aktivitas sebelumnya. Oleh karena itu, pastikan beristirahat atau tidur selama 7 hingga 9 jam dan tidak berkendara mendekati atau saat waktu tidur serta mengatur perencanaan perjalanan yang baik.

Seperti mengatur waktu untuk berkendara dan juga menyisipkan waktu beristirahat beberapa menit di rest area yang dilewati. Gunanya selain sampai tujuan sesuai jadwal, ini juga dapat membantu mencegah rasa kantuk untuk pengendara dengan mendapatkan istirahat yang pas dan cukup untuk berkendara dengan aman.

2. Mendengarkan musik agar tetap terjaga.

Musik dapat membangun mood pendengarnya. Saat berkendara, musik dapat menjadi teman perjalanan agar tetap terjaga. Selain untuk mengusir rasa penat atau pun rasa kantuk selama perjalanan juga untuk menghilangkan rasa sepi di dalam kabin. Namun sebaiknya atur volumenya dengan pas karena mendengarkan musik dengan volume berlebihan dapat menganggu konsentrasi.

 

4 dari 4 halaman

3. Segera menepi dan beristirahat sejenak apabila mengantuk

 

Jika rasa lelah dan kantuk sudah mulai dirasakan atau tidak tertahankan, beristirahatlah di rest area terdekat selama beberapa waktu dan beristirahat sejenak. Di sini juga dapat dimanfaatkan untuk tidur secukupnya sebelum melanjutkan perjalanan atau melakukan peregangan otot agar otot hingga saraf yang lelah dan kaku akibat berkendara terlalu lama dapat kembali segar seperti semula.

Tentunya akan lebih baik jika ada anggota keluarga yang bisa bergantian mengemudi dengan Anda, sehingga bisa berbagi waktu istirahat maupun mengemudi.

4. Mengobrol dengan teman semobil

Menyetir sendiri akan menciptakan rasa kantuk yang berlebihan yang kemungkinan dipicu oleh rasa bosan. Jadi ketika berencana untuk menempuh perjalanan yang jauh seperti mudik, tentunya ada anggota keluarga yang ikut dengan Anda sehingga bisa diajak mengobrol selama perjalanan.

Adanya kehadiran orang lain di dalam mobil akan menjadi Anda lebih terjaga karena Anda dapat lebih aktif mengobrol atau mendengarkan. Dan ketika tanda-tanda microsleep muncul, teman perjalanan dapat dan menyarankan untuk menepi atau dapat bergantian untuk sementara.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini