Sukses

Mengenal Efek Purkinje Saat Gerhana Matahari Total 8 April 2024, Jangan Lupa Pakai Baju Merah, Biru, dan Hijau

Gerhana matahari total yang diprediksi terjadi pada 8 April 2024 akan melintasi Kanada, Amerika Serikat, dan Meksiko. Apa kaitannya dengan efek Purkinje?

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari dua abad lalu, ahlo fisiologi Jan Evangelista Purkyne menyadari bahwa bunga merah yang terlihat merah terang pada hari-hari cerah berubah menjadi merah tua pada malam hari. Itulah yang sekarang dikenal sebagai efek Purkinje. Efek itu menjelaskan bahwa warna terlihat berbeda tergantung pada seberapa banyak cahaya yang ada.

Dalam kondisi cahaya minim, warna merah cerah tampak lebih gelap, memudar, dan terkadang hampir hitam. Sebaliknya, warna biru dan hijau cenderung menjadi lebih cerah. Mengutip laman CNN, Jumat (5/4/2024), gerhana matahari total dianggap menjadi momen tepat untuk mengamati efek Purkinje, walau sebenarnya secara perlahan bisa diamati saat pergantian siang ke malam setiap hari.

Mata yang menggunakan dua jenis reseptor peka cahaya, mulai beralih dari menggunakan sel kerucut yang menginformasikan otak tentang warna yang terlihat dalam cahaya terang menjadi mengandalkan sel batang, yang mengambil alih dalam cahaya redup dan biasanya hanya menangkap panjang gelombang biru-hijau dengan baik, kata Will Snyder, manajer Planetarium James S. McDonnell di Saint Louis Science Center di Missouri.

Selama gerhana matahari total yang akan melintasi Meksiko, Amerika Serikat, dan Kanada pada 8 April 2024, bulan akan secara bertahap menghalangi permukaan matahari, sehingga mengurangi jumlah cahaya yang tersedia bagi mata, sehingga persepsi warna akan terjadi sebanyak mungkin seperti pada malam hari. Namun karena transisi dari siang hari ke tingkat cahaya malam yang kurang intens terjadi relatif cepat selama gerhana, kontrasnya akan lebih terlihat, kata Snyder.

"Apa yang kita lihat pada efek Purkinje sebenarnya tidak terjadi. Begitulah cara mata dan otak kita menafsirkan cahaya," kata Snyder.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Mekanisme Persepsi Cahaya di Mata

Menurut Universitas Texas di Austin, selama kondisi senja gerhana, sel kerucut dan batang mata akan mulai bekerja secara bersamaan karena peralihan yang cepat dari terang ke gelap, dibandingkan peralihan kerucut ke batang yang biasanya memakan waktu 30 hingga 45 menit. Snyder menambahkan bahwa sel kerucut tidak akan mampu menangkap warna sepenuhnya dalam kondisi cahaya redup, sedangkan sel batang akan menangkap warna biru dan hijau yang menyebabkan warna tersebut lebih mudah dilihat dibandingkan warna lain dalam cahaya redup.

Periode penyesuaian saat kerucut dan batang aktif dikenal sebagai penglihatan mesopik. Pergeserannya akan paling terlihat beberapa menit sebelum gerhana total, yaitu fase saat bulan perlahantampak menutupi matahari sepenuhnya. Dalam penglihatan mesopik, lingkungan sekitar akan terlihat abu-abu atau 'warna sepia', menurut Saint Louis Science Center.

Bagi mereka yang tidak berada di jalur gerhana matahari total, efek Purkinje mungkin masih terlihat tergantung pada tingkat kegelapan yang dialami, kata Dr. Grady Rylander III, dokter mata berlisensi dan profesor di departemen teknik biomedis di Universitas Texas di Austin. Gerhana sebagian saat matahari tertutup lebih dari setengahnya akan menyebabkan cahaya siang hari menjadi redup, menurut The Planetary Society.

 

3 dari 4 halaman

Boleh Lepaskan Kacamata Gerhana, tapi...

Untuk melihat efek Purkinje, orang harus melepas kacamata gerhana mereka. Tapi, hal itu hanya boleh dilakukan saat hendak melihat sekeliling saja.

"Jika Anda melihat langsung ke matahari, Anda harus menggunakan kacamata gerhana, jika tidak retina Anda akan rusak secara permanen. … Efek Purkinje terlihat jika Anda melihat objek di sekitar Anda selama oklusi, bukan matahari," kata Rylander melalui email.

Bagi mereka yang ingin mengamati fenomena tersebut dan ingin melihat kontras warna yang mencolok seiring berlangsungnya peristiwa tersebut, Snyder menyarankan untuk mengenakan warna merah dan hijau saat melihat peristiwa matahari untuk meningkatkan perubahan yang terlihat pada saturasi warna.

"Ini bulan April, tetapi jika orang-orang menyukai kemeja Natal dengan garis-garis merah dan hijau atau semacamnya, itu akan sangat menarik untuk dilihat, dengan menempatkan kedua warna tersebut secara berdampingan dan melihat bagaimana perubahannya di mata kita," Snyder mengatakan.

Ia menegaskan bahwa fenomena itu tidak dapat ditangkap dengan kamera karena efeknya merupakan hasil dari cara mata manusia menafsirkan cahaya.

"Apa yang membuat (gerhana matahari total) menarik adalah kelangkaannya dan semua fenomena keren yang terkait dengannya," kata Snyder. "Anda bisa menambahkan efek ini ke seluruh daftar alasan mengapa gerhana itu keren."

4 dari 4 halaman

Air Terjun Niagara Nyatakan Situasi Darurat

National Geographic merekomendasikan agar mereka yang ingin mengamati fenomena gerhana matahari total nanti sebaiknya berkunjung ke Air Terjun Niagara yang berada di wilayah Amerika Serikat dan Kanada. Merespons hal itu, otoritas Niagara di Kanada secara proaktif mengumumkan keadaan darurat menjelang gerhana matahari total yang langka tersebut.

Dilansir dari New York Post, Sabtu, 30 Maret 2024, Kepala Regional Jim Bradley dalam sebuah pernyataan tertulis mengatakan, penetapan status darurat dilakukan sebagai bentuk kewaspadaan.

"Kami mendeklarasikan keadaan darurat, memperkuat alat yang dimiliki wilayah ini untuk menjaga kesehatan dan keselamatan penduduk dan pengunjung serta melindungi infrastruktur penting kami dalam menghadapi segala kemungkinan," terangnya menurut The Telegraph.

Air Terjun Niagara berada di jalur gerhana. Hal itu membuat banyak orang memesan hotel jauh-jauh hari untuk menikmati fenomena di salah satu keajaiban alam Amerika Utara ini.

Wali Kota Niagara Falls, Ontario, Jim Diodati, memperkirakan bahwa fenomena alam ini bakal menarik kunjungan sekitar 1 juta orang dalam satu waktu. Padalah biasanya, destinasi itu dikunjungi 14 juta orang dalam satu tahun penuh.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini