Sukses

Potret Senyum Tipis Satu Keluarga di Gaza Saat Buka Puasa Ramadan 2024 di Reruntuhan Rumah Mereka

Dengan kondisi serba memprihatinkan warga Gaza harus berbuka puasa Ramadan seadanya di tenda, bahkan di atas reruntuhan bangunan.

Liputan6.com, Jakarta - Umat Muslim di berbagai penjuru dunia sudah mulai menjalankan ibadah puasa Ramadan tahun ini. Begitu pula dengan warga di Gaza, Palestina yang sampai saat ini masih menanti kepastian gencatan senjata.

Ramadhan 2024 ini memang terasa pahit dan tentnya berbeda dengan tahun lalu di Gaza, Palestina. Jika tahun sebelumnya, masih bisa menikmati menyantap buka puasa dan sahur bersama keluarga di rumah, kini sebaliknya.

Dengan kondisi serba memprihatinkan, warga Gaza harus berbuka puasa seadanya di tenda, bahkan di atas reruntuhan bangunan. Baru-baru ini beredar sebuah potret warga Gaza berbuka puasa di hari pertama Ramadan. Jauh dari apa yang kita nikmati saat ini, mereka hanya buka puasa ala kadarnya.

Hal itu diketahui dari unggahan di akun Instagram @taubatters pada Selasa, 12 Maret 2024. Foto unggahan itu memperlihatkan sebuah keluarga kecil sedang menikmati santapan menu buka puasa seadanya dengan senyum tetap terkembang di wajah mereka.

Terlihat dari berbagai potret maupun video yang beredar, seperti salah satunya dari Associated Press pada Selasa, 12 Maret 2024. Memperlihatkan momen para warga di Gaza, Palestina berbuka puasa di tengah reruntuhan bangunan pada Senin, 11 Maret 2024, waktu setempat.

Ibadah puasa di tahun ini tetap mereka jalani dengan penuh keikhlasan, meski harus berada di tengah kondisi pengungsian yang serba terbatas. Belum lagi, mereka terus dibayangi banyaknya ancaman serangan militer Israel. Potret yang memperlihatkan suasana warga Gaza, Palestina buka puasa di hari pertama Ramadhan 2024 menarik banyak perhatian dan simpati warganet.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Undang Simpati dan Haru Warganet Dunia

Tak sedikit yang merasa miris dan pihatin dengan kondisi yang terjadi di sana. Sampai berita ini ditulis, baru sehari dibagikan unggahan tersebut sudah disukai lebih dari 11,5 ribu kali.

"Orang2 yang dipilih oleh Allah," komentar seorang warganet.

"Sedangkan makan sahur dan berbuka mereka tidak tau mau makan apa," kata warganet yang lain.

"Sebelum ramadhan saja mereka sudah berpuasa 24 jam , semoga dg keberkahan bulan ini mereka diberi kekuatan dan kebahagiaan lebih oleh Allah," ujar lainnya.

"Masyaa Allah makan dengan apapun asal dengan keluarga terasa lebih nikmat .bahagia selalu saudaraku 🥹❤️," komentar warganet lainnya.

"Bersyukurlah kita hidup di negara merdeka, dan rumah masih ada, sadarlah wahai kalian yang selalu mengeluh,” tulis warganet yang lain.

Keteguhan hati para umat muslim di Gaza mendatangkan hidayah pada penulis dan aktivis pro Palestina, Jeffery Shaun King dan istrinya, Rai King. Pasangan itu memutuskan mengucapkan dua kalimat syahadat pada hari pertama bulan suci Ramadan 2024, Senin, 11 Maret 2024, waktu setempat.

3 dari 4 halaman

Mualaf karena Tersentuh oleh Warga Gaza

Mengutip TRT World, Selasa, 12 Maret 2024, disebutkan bahwa keduanya berikrar masuk Islam melalui Instagram live di bawah bimbingan Omar Suleiman, teman King selama lebih dari 10 tahun sekaligus cendekiawan Muslim Amerika Serikat. Pria berusia 44 tahun itu mengaku bahwa keputusannya untuk memeluk Islam adalah karena tersentuh warga Gaza, Palestina.

"Saya sangat tersentuh melihat orang-orang yang saat ini berada di tempat yang paling berbahaya dan traumatis di muka bumi, terkadang masih bisa melihat apapun kecuali puing-puing dan sisa-sisa keluarga mereka, dan masih bisa melihat makna dan tujuan hidup," ujarnya.

Dia mengenakan keffiyeh Palestina (syal berwarna hitam-putih dengan motif kotak-kotak khas Palestina yang biasanya digunakan sebagai serban) saat ia berbicara dengan pengikutnya. Ia menyebut keputusannya tersebut karena “enam bulan terakhir penderitaan, rasa sakit dan trauma yang kita lihat di Gaza”.

"Iman dan ketaatan mereka terhadap Islam tidak hanya membuka hati saya namun juga membuka hati jutaan orang di seluruh dunia," kata King. King telah lama menyuarakan dukungannya untuk Gaza.

4 dari 4 halaman

Dukungan Terhadap Palestina

Sejak 7 Oktober 2023, King secara rutin membagikan unggahan di media sosial yang menyoroti kehancuran di Gaza dan menyerukan penghentian serangan Israel. Karena aktivitasnya, King bahkan dituduh bekerja sama dengan Hamas untuk membebaskan dua sandera Amerika Serikat, yakni Natalie Raanan (17) dan ibunya, Judith Tai Raanan (59). Namun, hal itu dibantah oleh keluarga tersebut.

Menanggapi dukungannya terhadap Palestina secara online, King mengatakan Instagram pernah memblokir akunnya, padahal pengikutnya telah mencapai lebih dari enam juta pada Desember 2023. Hingga sekarang, masih belum jelas alasan Meta menonaktifkan dan menghapus akun King.

Mengapa King membela Palestina? Ternyata, hal itu dilatari pengalamannya sebagai korban rasisme dan kejahatan rasial. Ia diejek sebagai redneck (kata hinaan untuk menggambarkan anggota kelas pekerja berkulit putih di pedesaan).

Ia bahkan pernah ditabrak sekelompok pemuda yang rasis dengan truk pikap di sekolah. Serangan itu membuatnya terluka hingga menjalani beberapa operasi tulang belakang. Sebagai anak biracial (ras campuran) yang tumbuh di negara bagian Kentucky, Amerika Serikat, King sangat menentang rasisme.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini