Sukses

Kisah Rapper Hingga Petinju Ternama Jadi Mualaf, Berbagi Perjalanan Memeluk Islam Saat Bukber UEA

Malam itu adalah malam yang tenang ketika para selebriti, termasuk rapper terkenal, petinju profesional, dan orang-orang berpengaruh yang memeluk Islam berkumpul di bawah satu atap untuk berbuka puasa Ramadhan di Uni Emirat Arab (UEA).

Liputan6.com, Emirat - Pada malam yang tenang para selebriti, termasuk rapper terkenal, petinju profesional, dan orang-orang berpengaruh yang memeluk Islam berkumpul di bawah satu atap untuk berbuka puasa bersama saat Ramadhan.

Acara bertajuk Emirati Iftar Experience (Pengalaman Buka Puasa Emirat) ini menampilkan budaya dan praktik buka puasa Emirat, diselenggarakan oleh Dar Al Bar Society dan the Islamic Information Centre (Masyarakat Dar Al Bar dan Pusat Informasi Islam)

Malam itu dimulai dengan pidato oleh para influencer agama terkemuka Emirat dan ekspatriat, di mana mereka berbagi praktik berbeda yang dianut dalam budaya mereka.

Buka puasa bersama ini menjadi wadah bagi mereka untuk berbagi perjalanan mereka dalam memeluk Islam dan merefleksikan pentingnya bulan suci.

Salah satunya adalah Amir Muhaddith atau yang populer dengan nama panggung Loon, yang dulunya adalah seorang rapper sebelum memeluk Islam. Dia kembali mencuri perhatian penonton tahun 2008, ketika memeluk Islam di Abu Dhabi.

"Pada tahun 2005, saya berada di UEA untuk singgah sementara dalam perjalanan ke Tanzania. Dan itulah pertama kalinya aku mendengar adzan, dan itu sangat menyentuh hatiku. Setelah itu saya bepergian ke banyak negara dan akhirnya pada tahun 2008, ketika saya berada di sebuah hotel di Abu Dhabi, saya menjadi seorang Muslim," kata Amir.

"Pada tahun 2011, saya diundang untuk memberikan ceramah tentang Islam di UEA dan di acara Emirati experience. Sahur diberikan untuk saya, istri dan putriku, dan itu luar biasa. Itu adalah pengalaman bagi saya. Saya baru-baru ini menjadi penduduk UEA, pada bulan Ramadhan yang penuh berkah," tambah Amir.

Bagi Amir, Ramadhan adalah kesempatan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dan menjalin hubungan intim dengan Sang Pencipta. "Kita semua dilahirkan dengan watak alami bahwa hanya ada satu Tuhan," katanya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Cerita dari Petinju Badao Jack

Hidangan lezat disajikan pada pertemuan tersebut di mana hidangan lokal seperti thareed, maqloub, luqaimat dan harees untuk berbuka puasa mengambil alih semua pusat perhatian.

Sebuah kios khusus didirikan bagi orang-orang untuk mencoba pakaian Emirat seperti kandoora untuk pria dan jalabia, abaya dan niqab untuk wanita.

Juara dunia tiga kali di kelas berat berbeda, petinju profesional keturunan Gambia-Swedia Badou Jack, terlihat menghadiri acara tersebut bersama putranya. "Ayah saya adalah seorang Muslim dan saya tumbuh bersama ibu saya."

Saya mengucapkan Syahadat ketika berusia 16 tahun. Saya tidak mengamalkan Islam secara maksimal, tapi setiap kali saya melangkah lebih dekat kepada Allah, Dia mengambil seribu langkah ke arah saya,” kata mantan juara dunia itu.

"Saya penduduk UEA dan saya menikmati masakan Emirat dan hidangan tradisional yang mengenyangkan dan memberikan ledakan energi namun ringan bagi Anda," kata Jack, seraya menambahkan bahwa kandoora adalah pakaian favoritnya.

 

3 dari 4 halaman

Abdul Rahman, Dulunya Ateis

Abdul Rahman, seorang warga London dan penduduk UEA, mengalami transformasi pada usia 18 tahun ketika ia memeluk Islam. Dibesarkan sebagai seorang ateis, perjalanannya menuju Islam dimulai di sebuah pesta ketika sebuah pertanyaan sederhana namun mendalam tentang tujuan keberadaan memicu pencarian makna hampir 32 tahun yang lalu.

Selama dua tahun, ia mendalami dunia sastra dan terlibat dalam diskusi dengan berbagai orang, mencari jawaban atas pertanyaan mendasar kehidupan. Di Speakers' Corner Hyde Park itulah Abdul Rahman bertemu dengan seorang pembicara Muslim yang berbicara tentang ajaran Al-Qur'an. Terpesona oleh integritas pesannya, dia mendapati dirinya tertarik pada kebenaran Islam yang mendalam.

"Setelah berbulan-bulan kontemplasi dan belajar, saya memeluk Islam, menemukan penghiburan dan tujuan dalam ajarannya, yakin akan keberadaan pencipta dan bimbingan yang diberikan melalui wahyu ilahi. Momen penting ini menandai awal perjalanan spiritual saya, membentuk pandangan dunia saya dan membimbing jalan saya ke depan,” kata Abdul Rahman.

"Sebelum saya menjadi seorang Muslim, hidup saya hanyalah tentang bersenang-senang. Saya pergi ke klub malam, banyak berpesta, dan melakukan banyak hal. Tapi jauh di lubuk hati, saya tidak terlalu bahagia. Kebahagiaan sejati, saya pelajari, bukan sekadar bersenang-senang. Ini tentang menemukan kedamaian, bahkan ketika segala sesuatunya tidak berjalan baik. Dan itulah yang saya temukan dalam Islam," kata Abdul Rahman.

"Sekarang, apa pun yang terjadi dalam hidup saya – baik atau buruk – saya selalu merasa damai. Saya tahu hidup adalah ujian dari Allah, dan terserah saya untuk menghadapinya dengan iman," tambahnya.

4 dari 4 halaman

Kisah 8 Wanita Filipina menjadi Mualaf

Kisah serupa juga terjadi oleh 8 orang wanita asal Filipina yang memutuskan untuk menjadi mualaf. 

Camilla Iman adalah salah satunya, kisah eksplorasi dan pencerahannya memeluk Islamlebih menonjol dari yang lain. 

Setibanya di UEA pada tahun 2014, Camilla membenamkan dirinya dalam pekerjaan sukarela yang terlibat dalam upaya amal dan sosial selama Ramadhan.

"Keingintahuan dan semangat petualangan saya yang membawa saya memeluk Islam," kata Camilla Iman, yang mengelola perusahaan perangkat lunak serta perusahaan media dan acara.

Perjalanan Camilla Iman menuju Islam dipengaruhi oleh asal usul ayahnya yang beragama Islam, dan paparannya terhadap agama Islam saat berkunjung ke Oman pada tahun 2016.

"Saya menyaksikan ketaatan umat Islam saat sholat," ujar Camilla Iman.

“Umat Islam meninggalkan segalanya ketika adzan dikumandangkan. Saya kagum dengan hal ini dan bertanya kepada banyak dari mereka apa yang membuat mereka begitu terikat pada iman," katanya.

"Hal ini memberikan dampak yang besar bagi saya sehingga memicu pencaritahuan mendalam terhadap prinsip-prinsip Islam.” tambah Camilla.    

Ramadhan kali ini saat mengikuti kegiatan kerelawanan, Camilla Iman memanfaatkan kesempatan untuk menghadiri ceramah Islam dan terlibat dalam diskusi bermakna.

Puas dengan jawaban yang dia terima atas pertanyaannya, akhirnya Camilla Iman memutuskan untuk memeluk Islam dengan sepenuh hati.

“Saya sangat gembira. Saya merasa terbebaskan. Saya merasa ada cahaya di mana-mana. Banyak perasaan dalam diri saya yang tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” kata Camilla Iman.

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini