Sukses

Studi Ungkap Hubungan Diet Harian dengan Kandungan Bahan Kimia Forever yang Berbahaya dalam Tubuh Manusia

Uniknya, makanan sama namun dimasak di rumah dan di restoran punya kadar risiko paparan bahan kimia forever yang berbeda.

Liputan6.com, Jakarta - Diet harian dengan mengonsumsi daging olahan dan mentega kemungkinan besar akan meningkatkan kadar racun PFAS, atau secara luas dikenal sebagai "bahan kimia forever," dalam darah manusia seiring berjalannya waktu, menurut sebuah studi baru.

Melansir The Guardian, Rabu, 21 Februari 2024, makalah ini mengidentifikasi sejumlah makanan yang jadi pemicu tingginya tingkat PFAS, termasuk teh, daging babi, permen, daging olahan, mentega, keripik, dan air minum dalam kemasan. Penelitian juga menunjukkan tingkat PFAS darah yang lebih tinggi di antara mereka yang mengonsumsi lebih banyak makanan atau makanan yang disiapkan di restoran.

"Prinsip utamanya adalah jangan menjelek-jelekkan makanan tertentu atau berkata, 'Ya ampun, makanan ini sangat tidak sehat,'" kata Hailey Hampson, mahasiswa doktoral University of Southern California dan penulis utama studi tersebut.

"Intinya adalah menyoroti bahwa kita memerlukan lebih banyak pengujian terhadap makanan-makanan ini, dan ini memberi kita jalan untuk mengatakan, 'Baiklah, makanan-makanan ini mungkin memiliki tingkat PFAS lebih tinggi sehingga kita harus melakukan pemantauan lebih ketat terhadap frekuensi konsumsi makanan-makanan tersebut.'"

PFAS, atau zat per dan polifluoroalkil, adalah kelompok yang terdiri dari sekitar 15 ribu bahan kimia yang sering digunakan untuk membuat produk tahan terhadap air, noda, dan panas. Bahan kimia ini disebut "bahan kimia forever" karena tidak dapat terurai secara alami, serta terkait dengan kanker, masalah hati, penyakit tiroid, cacat lahir, penyakit ginjal, penurunan kekebalan tubuh, dan masalah kesehatan serius lain.

Meski paparan melalui air telah jadi perhatian, ada juga konsensus ilmiah bahwa makanan yang terkontaminasi merupakan ancaman terbesar bagi kesehatan manusia.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

2 dari 4 halaman

Apa Saja Kontaminannya?

Badan Pengawas Obat dan Makanan AS (FDA) menguji makanan untuk mengetahui tingkat PFAS-nya setiap tahun dan melaporkan sangat sedikit kontaminasi. Namun demikian, badan tersebut menghadapi kritik dari para ilmuwan independen.

Mereka mengatakan bahwa metodologi pengujian FDA memiliki kelemahan, dan dirancang untuk membuat makanan tampak seolah-olah tidak terlalu terkontaminasi dibandingkan yang sebenarnya.

Sumber utama kontaminasi makanan adalah air yang tercemar, pembungkus makanan tahan lemak, beberapa jenis plastik, pestisida, atau peternakan di mana lumpur limbah yang tercemar PFAS tersebar bersama pupuk. Studi ini mengamati dua kelompok dengan total gabungan lebih dari 700 orang.

Satu kelompok di antaranya dicek konsumsi makanan dan tingkat PFAS-nya selama empat tahun. Konsenterasi kontaminasi PFAS dalam burrito, fajitas, taco, kentang goreng, dan pizza yang dibuat di rumah tercatat lebih rendah. Namun, mereka yang mengonsumsi hidangan yang sama yang disiapkan di restoran biasanya menunjukkan peningkatan konsentrasi PFAS dalam darah mereka.

 

3 dari 4 halaman

Sorotan pada Makanan Olahan Rumahan

"Sangat menarik untuk mengetahui bahwa makanan yang mungkin tidak begitu sehat, jika dimasak di rumah, memiliki sumber PFAS yang lebih rendah, dan itu pasti mengarah pada kemasan makanan," kata Hampson.

Penelitian juga menemukan bahwa mentega kemungkinan meningkatkan kadar PFAS. Meski konsumsi kacang-kacangan dikaitkan dengan rendahnya kadar bahan kimia dalam darah, selai kacang menunjukkan kadar lebih tinggi. Mentega sering kali dibungkus dengan kertas tahan minyak, kata Hampson, meski kontaminasi juga bisa berasal dari sapi atau proses pengolahannya.

Sementara itu, tingkat PFAS lebih tinggi dalam darah yang terkait dengan konsumsi air kemasan menunjukkan kemasan terkontaminasi, atau kontaminasi sumber air. Penulis juga menduga hubungan antara teh dan kadar PFAS yang tinggi sebagian besar mungkin berasal dari kantong teh yang diolah dengan bahan kimia tersebut, meski diperlukan lebih banyak penelitian.

Daging olahan secara keseluruhan tampaknya meningkatkan kadar PFAS dalam darah. Hampson mengatakan, temuan ini tidak mengejutkan karena pengolahan membuka banyak pintu masuk bagi bahan kimia tersebut.

4 dari 4 halaman

Melindungi Orang dari Paparan Bahan Kimia Forever

Secara khusus, potongan daging babi yang tidak diproses juga menunjukkan hubungan yang kuat. Hal ini menunjukkan bahwa daging babi kemungkinan besar terkontaminasi. 

Mereka yang mengonsumsi gula, minuman buah, dan soda dengan kadar lebih tinggi biasanya menunjukkan tingkat PFAS lebih rendah, yang menurut penulis "mengejutkan." Mereka berhipotesis bahwa orang dewasa yang merupakan salah satu kelompok yang meminum soda dan minum minuman buah dalam jumlah lebih tinggi lebih sedikit terkontaminasi PFAS dibandingkan air keran atau air kemasan.

Asosiasi tersebut adalah salah satu dari beberapa asosiasi yang menyatakan bahwa makanan tidak sehat tampaknya melindungi orang dari kontaminasi PFAS, sementara beberapa makanan sehat tampaknya meningkatkan kadar PFAS.

"Kita memerlukan lebih banyak pemantauan kesehatan masyarakat, terutama makanan sehat, untuk memastikan kita tidak mengalami paparan bahan kimia yang tidak disengaja pada makanan yang kita tahu sehat dan sebenarnya punya banyak manfaat kesehatan," kata Jesse Goodrich, seorang rekan peneliti.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Terkini